Supporter

5 1 0
                                        

Di sebuah Warung Kopi di pinggir kota Jakarta, terlihat sekumpulan pemuda berkumpul memandangi sebuah kubus berukuran 21 inch, dengan layar yang gambarnya tidak begitu jelas. Televisi jenis tabung yang sudah jarang terlihat di pasaran namun masih banyak terpasang di warung - warung kopi dan memiliki segudang cerita, terutama saat ada pertandingan sepakbola.

Warung kopi yang terletak di wilayah lebak bulus jakarta itu biasanya menjadi tujuan utama para pemuda untuk menonton pertandingan sepakbola tim kesayangan mereka yaitu Jakarta Red Union saat bermain tandang. Atau pun hanya sekedar berkumpul untuk membahas tentang klub kesayangannya, bisa dibilang seperti markas bagi mereka.

Salah satu pemuda berambut acak dengan kulit sawo matang, pemuda yang masih berada di bangku SMA ini menatap layar kaca itu dengan tatapan serius, sesekali senyuman tipis keluar dari mulutnya. Tidak seperti rekan - rekan lainnya yang menyaksikan tayangan itu dengan heboh, laki - laki ini lebih tenang dan fokus. Yang mereka saat ini saksikan tidak lain adalah konferensi pers pengumuman pelatih baru untuk klub Jakarta Red Union. Mereka semua bersemangat menantikan pengumuman ini.

Tentu ada beberapa dari mereka yang acuh dan masa bodo, meskipun begitu tetap datang meramaikan warung kopi hanya sekedar solidaritas. Pada akhirnya yang mereka inginkan adalah satu, kembalinya klub ibu kota jakarta ke masa jayanya. Dan mereka percaya di tangan pelatih yang tepat akan menjadi waktu yang tepat pula untuk kembali berjaya.

"Gimana menurutmu pelatih baru itu?" Tanya pemilik warung kepada laki-laki berambut acak itu.

"Tak ada yang spesial, tapi aku sedikit optimis," jawabnya singkat.

Laki-laki berusia 17 tahun itu bernama Raihan, mendukung Jakarta Red Union sejak usia 6 tahun, sejak di bawa ke stadion untuk pertama kalinya bersama sang ayah. Sejak saat itu Raihan tak pernah putus menonton pertandingan Jakarta Red Union, meskipun Jakarta Red Union melewati masa kelam saat Raihan tumbuh, namun kecintaannya kepada klub itu tak pernah hilang.

"Katanya agenda ujicoba nya akan segera rilis dan hanya di jakarta saja, apa kita bisa bersaing di liga nanti?" Tanya salah seorang pendukung di warung kopi.

"Tentu aku tidak yakin dengan hasilnya, tapi bukannya tugas kita hanya terus mendukung mereka dalam kondisi apapun, seperti yang sudah kita lakukan selama ini," balas pemuda di sampingnya.

"Betul, apapun hasilnya kita harus tetap mendukung, siapa lagi kalau bukan kita warga jakarta yang mendukung klub ini." Sahut pria berambut botak dari belakang.

Pria yang berada di usia 50 an itu tampaknya adalah pendukung Jakarta Red Union sejak lama, banyak orang disekitarnya yang mengiyakan perkataannya. Pada akhirnya tugas supporter adalah memberikan support kepada tim dalam keadaan apapun. Yang jelas semakin banyak supporter yang tergerak, semakin banyak juga orang yang akan memenuhi stadion. Itu akan menjadi nilai tambah untuk klub, dan itu terjadi saat Hiroshi datang. Sepakbola di Jakarta kembali bergairah.   

F For FootballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang