4.Cerita Ke Empat

7 8 1
                                    

Kisah sebelumnya : Berta teman kantor aku memberikan roti keju buat aku yang sengaja dia beli untuk aku.

Aku duduk di taman kantor pada jam istirahat. Aku duduk santai dengan Berta teman aku di taman kantor.

***

Maya POV 🌙

Aku Maya, aku masih duduk di kantor bersama Berta teman aku yang baik dan suka belikan aku roti keju.

"Makanlah roti keju itu sebelum kadaluarsa. Roti keju itu enak kok." kata Berta padaku.

Aku mengecek Roti Keju itu mencari tanggal kadaluarsa nya. Masih lama tapi aku jadi tidak enak di buatnya.

"Berta, kamu sengaja beli roti mendekati kadaluarsa ini buat aku? Coba lihat punya kamu?"

Kau meminta foto cokelat milik Berta yang bungkusnya masih terlihat baru. Berta seperti sengaja mengerjai aku. Aku melihatnya tidak suka.

"Kamu mengerjai aku Berta?"

Aku melihat Berta kesal. Mata aku mulai melotot. Aku tidak suka sikap Berta yang seperti itu. Aku tidak mau Berta membeli roti yang buat perut aku sakit nantinya.

"Tidak Maya, Roti keju itu memang tinggal satu dan aku tau kalau kamu tidak suka sama roti cokelat." ucapnya padaku.

Aku langsung membuang roti yang sedang aku kunyah di dalam mulut aku. Kau langsing pergi ke toilet dan langsing berkumur-kumur.

Tuhan, semoga aku bisa sehat dan tidak sakit perut karena roti ini. Stelah berkumur, aku langsung pergi ke Berta dan aku lihat dia sudah pergi. Aku menahan napas lesu. Aku tau Berta sengaja berbuat tidak baik padaku.

Aku melihat arloji di pergelangan tangan aku. Sudah pukul 10.00 wib. Saatnya aku masuk kantor dan bekerja lagi seperti biasa.

Saat aku akan masuk kantor aku bersinggungan dengan Aldi anak Pak Doni. Dia lewat di depan aku dengan baik parfum yang khas. Aku tidak berani mencium bau parfum itu karen asli tidak mau di buat jatuh cinta okeh bau parfum itu yang nantinya aku tidak akan bisa lupa wajah di Aldi Nugraha anak Pak Doni.

Aku tersenyum sendiri sambil duduk. Tapi ingatan aku mengarah ke kalimat aku sendiri yang aku ucapkan di depan Berta.

"Aku lebih suka Pak Doni yang kelihatan bijak."

Aku masih ingat kalimat itu dan aku jadi diam. Aku terjebak pada alasan aku sendiri di mana aku harus mau mencintai Bapak - Bapak kepala Empat seperti Pak Doni.

Aku perhatikan Berta sudah mulai mengetik dengan mengerjakan sesuatu di mejanya. Dia tidak meminta maaf padaku.

Aku kembali menyelesaikan File di meja. Tidak ada seorang pun yang datang menyapaku cuma beberapa kali aku lihat Aldi seliweran di depan aku yang buat aku tertawa sendiri. Cowok ganteng itu rupanya suka mengaca di depan aku.

"Berta!" Pak Doni memanggil Berta.

"Iya Pak!" jawab Berta tegas! Perempuan itu selalu sigap dalam bertindak.

Aku jadi cemburu di buatnya. Aku jadi kesal di buatnya. Berta pergi melangkah ke arah kantor Pak Doni yang di situ sudah ada Aldi yang sedang menunggui Pak Doni Bapaknya.

Berta tidak balik ke meja ruangannya. Berta tetap berada di kantor Pak Doni. Dia menemani Aldi yang di tinggal oleh Pak Doni keluar.

Satu jam usai. Aku masih melihat Berta duduk sambil menemani Aldi. Apk Doni sudah keluar dari tadi. Aku lalu coba jalan - jalan ke kantor Pak Doni untuk menemui Berta.

"Permisi..!" kataku ke Berta yang di lihat oleh Aldi. Dia menoleh ke arahku sebentar lalu fokus lagi ke data yang tergeletak di atas meja.

"Iya, Maya ada apa?" tanya Berta padaku sambil tersenyum ke arahku. Aku tau kalau Berta suka sekali ke Aldi. Laki-laki brondong seperti Aldi adalah laki-laki tipe cowok Berta banget.

Pertaruhan Cinta [ Tamat ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang