11. lagi?

11 3 0
                                    

Begitu banyak luka hingga aku tidak menyadari jika luka baru, baru saja mendatangi ku
_anya difara

.

.

.

Kini adalah hari Minggu, Anya yang baru terbangun dari tidurnya mengucek matanya dan menggeliat, anya menyebarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan. Anya berdiri membuka tirai jendela yang menghalangi cahaya masuk kekamarnya, Anya memandangi pemandangan diluar sana dari balik jendela, termenung sebentar sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi

Selesai mandi Anya turun kebawah berniat untuk makan karna perutnya yang sudah lapar sedari tadi, sesampainya di meja makan Anya tidak mendapati kedua orang tuanya disana, Anya yang melihat bik inem sibuk mencuci piring kemudian berniat mendekatinya

"Bik mamah sama papah kemana ya?" Tanya Anya memperhatikan bik inem

Tanpa menghentikan aktifitas bik inem menoleh sebentar kepada Anya "tadi kata nyonya mereka ada urusan ke kantor cabang yang di Bali, mungkin mereka akan nginap disana sekitar seminggu"

"Kok Anya nggak dikasih tau ya" tanya Anya pada dirinya sendiri

"Tadi nyonya udah keatas bangunin Anya, tapi Anya nya nggak bangun bangun, jadi mereka nitip pesan aja tadi sama bibik"

"Ohh gitu ya bik" sambil mengangguk angguk kepala

"Iya Anya"

Anya yang teringat niat awalnya menuju dapur  kembali menatap bik inem " bibik masak apa?, Anya lapar"

Bik inem tertawa mendengar ucapan anya "owalah lapar toh, tunggu bentar ya, bibik siapin dulu"

Sudah beres mencuci piring bik imen menata lauk pauk diatas meja. Anya yang sudah tak tahan langsung mengambil piring dan mengambil berbagai macam makanan dimeja

Bik inem yang terkejut melihat piring Anya begitu penuh, tidak seperti biasanya yang hanya sesendok nasi "astaghfirullah Anya, makanannya banyak banget, emang habis?"

"Habis kok bik"

Bik inem tertawa kecil "tumben banget Lo, ayooo Anya makannya nggak sendiri ya?" Ucap bik inem sembarangan merayu Anya

Anya yang mendapat rayuan bukannya tertawa atau senyum, malah wajahnya terlihat tegang

Bik inem yang melihat perubahan wajah Anya merasa bersalah " aduuh, bibik salah ngomong ya?, Maaf ya, bibik cuman becanda"

Anya berusaha menenangkan dirinya lalu menatap bik inem "ing-inggak kok bik"

"Trus itu bukanya kok jadi serius gitu?"

Anya tertawa dibuat buat untuk menghilangkan ketegangan pada wajahnya "Anya cuma usil aja kok, ternyata bibik beneran percaya"

"Ih, bibik udah panik Lo tadi, durhaka Lo ngerjain orang tua" ucap bik inem kesal

"Iya bik, Anya minta maaf ya"

Selesai makan Anya cepat cepat menuju kamar dan menguncinya. Kini wajah Anya kembali seperti tadi, cemas, takut, dan sedih bercampur menjadi satu, pikirannya kini dipenuhi dengan pertanyaan pertanyaan yang berkaitan dengan kejadian hari itu

My Story Anya DifaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang