Episode 9: Momen Tes

849 105 3
                                    

"Baiklah, anak-anak. Bisakah kita mulai?" Ucap Pak Koro.

Hah? Mulai apanya?

"UTS sudah dekat. Benar. Maka dari itu, hari ini akan diadakan pembelajaran untuk ujian super kilat. Bayangan bapak akan menghampiri kalian satu per satu untuk memperbaiki kelemahan kalian dalam pembelajaran. " Jelas Pak Koro yang menghampiri setiap muridnya selagi ia mengajar.

Kurasa pak Koro bertambah cepat. Ia menyiapkan 7 bayangan untuk bahasa Jepang, 8 bayangan untuk matematika, 3 bayangan untuk IPS, 4 bayangan untuk IPA, 4 bayangan untuk bahasa Inggris, dan satu Naruto.

"Kenapa punyaku yang ikat kepalanya Naruto!?" Teriak Terasaka marah.

Pak Koro membuat bayangan untuk semuanya. Padahal kan waktu itu, ia membuat bayangan maksimal 4-5 bayangan.

Zep!

"Astaga Pak Koro..." Kaget ku ketika melihat wajah Pak Koro yang tertusuk pisau oleh Karma. Padahal lagi serius - seriusnya belajar...

"Tolong jangan membunuhku tiba-tiba Karma. Saat aku menghindar, bayanganku juga ikut terpengaruh." Peringat Pak Koro.

Ternyata bayangan Pak Koro sensitif ya. Tapi kenapa kami belum bisa membunuhnya sampai sekarang?

"Tapi apa Pak guru baik-baik saja kalau membuat bayangan sebanyak ini?" Tanya Nagisa.

"Tenang saja. Aku menyiapkan satu bayangan untuk beristirahat."

Pak Koro kembali menjelaskan materi pelajaran untuk ujian kepada kami dengan telaten.

"Apa kau sudah mengerti, (name)?" Tanya Pak Koro yang langsung disahut oleh anggukan mantapku.

Aku senang karena guru ini sangat berguna bagi murid yang kesusahan menghadapi pelajaran.

Keesokan harinya, entah apa yang terjadi kepada Pak Koro, kali ini ia mengajar siswa dengan lebih semangat dibandingkan saat kemarin.

"Kali ini bapak membuat duplikat lebih banyak." Ucapnya. Tapi ini berlebihan, bayangannya terlalu banyak!!!

"Ayo kita mulai pelajarannya!" Ajak Pak Koro. Bahkan bayangannya semakin mengabur. Saking kaburnya, ia seperti orang lain. Semua murid jadi lebih serius belajar.

Setelah Pak Koro selesai, ia menjadi sangat kelelahan.

"Mungkin sekarang bisa kita bunuh!" Kata Nakamura bersemangat tak lupa dengan seringai yang ditampilkan.

"Kenapa dia harus bersusah payah menjadi guru?" Ujar Okajima merasa heran dengan Pak Koro.

Mendengar hal itu, Pak Koro tertawa kecil dan menjawab, "itu semua kulakukan untuk menaikkan nilai kalian. Dengan begitu, ancaman terbunuh pun hilang. Sekali dayung, dua tiga terlampaui." Seketika, kami semua langsung bersweatdrop ria.

"Tidak. Belajar mending seadanya saja." Kata Mimura.

"Ya, apalagi kita harus membunuhnya kalau mau mendapatkan 10 miliar yen."

"Dengan uang segitu, kita bisa hidup enak walau nilai kita jelek." Tambah Nakamura.

"Kok kalian mikirnya gitu!?" Tanya Pak Koro.

"Kami ini dari kelas End loh, Pak Koro... Pembunuhan adalah jalan yang lebih cepat daripada belajar. " Sahut mereka.

Tiba tiba saja, Pak Koro menundukkan kepalanya dan berkata, "jadi begitu... Bapak mengerti. Kalian yang sekarang masih belum pantas untuk menjadi pembunuh. Semuanya, silahkan pergi ke lapangan." Titah Pak Koro.

Pak Koro mau melakukan apa sampai-sampai mengumpulkan kami semua ke lapangan. Bahkan ia kelihatan marah.

Hal baik yang disediakan untuk kelas End adalah disediakannya proses remedial. Dengan dapat nilai peringkat 50 terbaik dari 186 murid di ujian, kemudian akan diizinkan guru wali kelas untuk kembali ke kelas asal. Maka murid itu dibebaskan dari kelas yang terdiskriminasi ini.

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang