Episode 13: Momen Murid Pindahan

749 98 0
                                    

Aku ikut melongo.

Pagi ini aku pergi ke sekolah dengan tenang dan damai. Aku dengar hari ini, akan ada murid pindahan jadi aku merasa senang hari ini. kira-kira bagaimana ya, rupanya? Ah, semoga kami semua bisa langsung akrab dengan murid tersebut.

Ketika sampai ke kelas, siluet mataku langsung tertuju ke Kataoka dan Kurahashi yang anehnya menatap ke arah belakang belakang. Ada apa?

"Kataoka, Kurahashi, ohayou..." Sapaku riang.

"(Na... Name...)" Panggil Kurahashi serasa menunjukkan kepadaku kearah depannya. Seketika aku mendekati mereka dan ikut melongo melihat sesuatu yang ada di depanku ini. Sebuah kotak eletronik mirip kulkas (kalau menurutku, sih).

Tak berapa lama, pintu kelas kembali dibuka. Menampilkan wajah beberapa anak lelaki yang baru saja berangkat ke sekolah. Anak itu antara lain Nagisa, Isogai, Sugino, Okajima kemudian Maehara.

Ehm... Sebenarnya benda apa ini?

Tak berapa lama, benda itu nampak mulai mengaktifkan dirinya sendiri dan menampilkan sebuah wajah perempuan yang imut. Benar-benar seperti murid asli.

"Selamat pagi. Mulai hari ini, aku masuk sekolah ini. Aku adalah artileri berdaya pikir mandiri. Salam kenal." Sapa sang murid baru yang ternyata adalah sebuah mesin elektronik dengan wajah yang sangat datar. Nampak seperti orang yang tak punya ekspresi kala membayangkan cara bicara mesin itu.

Murid pindahan bentukannya seperti ini?

Kotak dan hanya sekedar barang elektronik eh lebih tepatnya sebuah alat pembunuhan canggih untuk membunuh Pak Koro!?

"Semuanya, aku ya... Yakin kalian sudah mengenalnya. T... Tapi izinkan aku memperkenalkan murid pindahan ini." Ujar Pak Karasuma geram sampai - sampai suaranya agak gemetaran dan juga menyebabkan kapur yang ia pakai untuk menulis patah. Poor kapur...

Kemudian Pak Karasuma melanjutkan, "ini adalah arteri berdaya berpikir mandiri dari Nor... Norwegia."

"Semuanya, mohon kerjasamanya." Sela murid pindahan yang berbentuk seperti layaknya lemari yang canggih. Suara yang keluar bahkan tak ada bedanya dari suara robot atau juga teman pencarian di handphone kita yaitu mbah google.

Pak Karasuma pasti kerepotan. Ia adalah anggota dari menteri pertahanan yang malah ditugaskan untuk membunuh makhluk gurita kuning aneh yang bahkan terobsesi ingin menjadi guru kelas End apapun caranya. Ia pasti dipaksa oleh pemerintah agar mau menyetujui agar alat ah tidak, murid pindahan tersebut diterima menjadi murid di kelas ini.

Kasihan:(

Kalau aku menjadi Pak Karasuma, aku mungkin sudah emosi dan malah menonjok orang yang membebaniku. Siapapun itu!

Bahkan dengan wajah tak berdosa, Pak Koro malah menertawakannya. Tentu saja Pak Karasuma tidak terima dan menggerutu kesal kearah Pak Koro.

"Jangan ditertawakan. Penampilanmu bahkan sangat aneh! Biar kuperjelas lagi, dia telah terdaftar menjadi murid sah di sekolah ini. Meskipun dia selalu menodongkan senjata padamu berulang kali, kau dilarang untuk membalasnya! 'Kamu tak diizinkan melukai para murid' itu isi kontrak yang kau setujui, kan?" Peringat Pak Karasuma dengan tegas.

Oh begitu. Dengan menggunakan kontrak, jadi Pak Koro harus memperlakukan mesin itu sebagai murid sekolah ini. Oke, cukup cerdas.

"Baiklah, kami menyambutmu di kelas ini. Arteri berdaya berpikir mandiri!" Sambut Pak Koro dengan senang hati.

"Kalau begitu, mohon bantuannya. Pak koro!" Jawab arteri itu dengan suara kakunya. Kok, berasa ngomongin soal IPA SD sih!?

Jam sembilan kurang 7 menit. Belum ada penyerangan sama sekali dari mesin yang berstatus murid pindahan tersebut. Di luar mesin itu sama sekali tidak ada peralatan maupun senjata untuk membunuh. Lantas, bagaimana cara mesin pembunuh ini bekerja.

PEMBUNUH MERAH PUTIH// Assassination classroom season 1 x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang