Bab 16

2.2K 256 5
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya, please yaa biar aku semangat update!

Ada kalanya manusia berada dititik terlemah untuk mendengarkan sesuatu, yang dialami Ning sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada kalanya manusia berada dititik terlemah untuk mendengarkan sesuatu, yang dialami Ning sekarang. Setelah perdebatan sengit tadi malam, nyatanya dia masih bertahan di rumah Asahi, muak dan marah tapi hanya itu yang bisa Ning lakukan.

Asahi baru selesai mengganti pakaiannya, hari Minggu tidak ada jadwal apapun, sehingga olahraga adalah pilihan yang tepat.

"Lo ... Mau ikut gue olahraga?" tanya Asahi.

Ning menghela napasnya, kemudian memutar bola matanya dengan kepala yang ikut memutar, dia terlalu malas meladeni Asahi.

"Ning ... Gue minta maaf soal tadi malam," ucapnya.

Ning sama sekali tak menghiraukan ucapan Asahi, dia hanya ingin lelaki itu pergi dari hadapannya.

Asahi diam dengan matanya yang dingin memandang Ning, kemudian pergi dari kamarnya sebab ada Jaevans yang sudah menunggu di luar.

Mereka berdua berlari santai mengelilingi lapangan yang tak jauh dari rumah. Suasananya hening, sebab Asahi masih memikirkan kesalahannya tadi malam.

"Je, orang trauma emangnya bisa sampai mati, ya?" tanya Asahi.

"Bisa,"

"Terus, gimana caranya supaya dia gak mati?"

Jaevans berpikir sejenak, untuk memudahkan obrolan mereka, dia berlari ke pinggir jalan dan beristirahat.

"Mudahnya ketika seseorang mengalami trauma, jangan memberinya tekanan yang berlebihan, kalau bisa jauhkan sesuatu yang dapat membuat traumanya muncul."

Asahi menghela napas panjangnya, ternyata yang dikatakan Ning memang benar, tapi dengan kejam tanpa hati dia malah menuntut Ning dan memberinya tekanan. Mendengar penjelasan dari Jaevans, sedikit membuka mata Asahi tentang rasa kasihan.

"Sa ... ," panggil Jaevans.

Asahi memalingkan wajahnya membalas panggilan Jaevans.

"Lo ngerasa gak, kalau sejak ada Ning usaha kita jadi berantakan, pertama sabu yang hilang, kedua kebakaran ladang. Gue ngerasa—"

"Percaya sama gue, kalau suatu saat kecurigaan lo tentang dia benar, pelurunya udah gue siapin, bahkan peti matinya sekalian."

Jaevans hanya tersenyum singkat dengan sudut bibirnya yang terangkat, Asahi terlalu percaya diri, padahal dia memiliki titik lemah yang bisa membahayakan dirinya.

Asahi : Join Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang