Extra part

3.3K 263 61
                                    

-dua tahun kemudian-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-dua tahun kemudian-

Ning berjalan dengan setelan jas berwarna hitam, baru saja ia menyelesaikan sidang yang sudah lama dinantikan. Hanya menunggu beberapa tahun lagi, sampai akhirnya Ning resmi menjadi seorang Dokter Bedah, seperti Mamanya.

"Ning, lo bisa ke rumah gue, kan?" tanya Karina dengan suaranya yang lantang, melalui sambungan telepon.

"Iya, gue baru selesai sidang nih, habis ini langsung ke rumah lo."

"Eh iya! Ngurus anak jadi lupa gue kalau lo udah selesai."

"Belum selesai, masih harus koas, Karina."

"Iya iya! Akhirnya selama empat tahun lo bisa laluin itu semua, Ning. Udah gak takut darah lagi, kan?"

"Udah gak dong, calon Dokter Bedah masa takut darah, yang ada pasien gue mati sama gue ntar."

"Hahahh ... Iya deh, ya udah jangan lupa ya?"

"Hm, lo tenang aja."

Tut

Ning tersenyum puas pada pencapaian yang dia dapatkan, ketika melangkah menuju parkiran kampus, tidak sengaja bertemu dengan Jaevans yang terlihat kesusahan dengan segala macam map di tangannya.

"Je, lo mau ke mana?"

"Biasa, Ning, nemuin Prof. Kadri, gue mau lanjut bimbingan."

"Hm, semangat ya, anyway ... Gue officially Ningning Zaemala Cendana. Sp.B, dong!" ucap Ning dengan bangga.

Jaevans tersenyum dengan puas dan bangga setelah mendengar kabar itu, akhirnya wanita yang awalnya takut dengan darah bisa menyelesaikan setengah dari pendidikannya.

"Selamat ya, Ning."

"Makasih, Je."

Ning tersenyum dengan bangga pada pencapaian yang selama ini sudah dia kerjakan, empat tahun bukan waktu yang singkat, begitu banyak perjuangan yang Ning lalui demi menuntaskan pendidikannya.

"Jangan lama-lama, nanti keburu Karina marah."

"Aman, kalau Prof. Kadri gak ada, gue mau langsung pulang."

"Tapi, kayaknya ada sih, hahahh ... Ya udah, gue pergi dulu ya."

Jaevans tersenyum sambil menaikkan satu alisnya, dan Ning langsung melanjutkan langkahnya menuju parkiran. Bertepatan dengan itu, masuk Winter ke mobil dengan terburu-buru.

"Lo kenapa lari-larian segala, gak ada yang ngejar juga?" tanya Ning sambil memakaikan pewarna merah di bibirnya.

"Kata siapa? Barusan Miss. Yana ngejar gue, katanya judul yang udah gue ajuin minta diganti lagi, kan gila! Gue udah tiga kali ganti, masa ganti lagi?" racau Winter.

Asahi : Join Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang