04. Bubur kacang

951 167 4
                                    





Karina memberhentikan motornya karena jalanan sore hari ini lumayan padat. Karina mendongakkan kepalanya menatap langit.

Hm mendung.

Mendung belum tentu hujan yakan.

Karina merasakan Winter memeluk perutnya lebih erat. Ia melihat ke kaca spion kirinya. Winter sedang menutup matanya dengan rapat.

Karina melepas tangan kirinya dari stang motor lalu berpindah ke atas tangan Winter diperutnya. Ia bisa merasakan tangan Winter yang dingin.

Karina menepikan motornya di pinggir jalan. Melepaskan kedua tangan Winter di perutnya.

Winter menatap Karina, "Kenapa kak?" Ia berpikir jika motor Karina mogok, atau ban nya bocor dan mungkin bensin motor Karina habis.

Tapi ternyata yang dilakukan kakak kelasnya itu bukan lah hal yang Winter pikirkan tadi. Karina membuka jaketnya lalu memasangkan jaket itu ke pundak Winter.

"Eh kak? Engga usah. Nanti kakak kedinginan" Winter menolak.

Karina tidak mendengarkan ucapan Winter. Dirinya hanya sibuk memakaikan jaket miliknya untuk dipakai Winter dengan benar.

"Saya gapapa, karena ada kamu yang peluk saya. Jadi saya engga kedinginan" Kata Karina, tangannya menarik ke atas resleting jaketnya.

Winter terdiam mendengar ucapan Karina, kenapa nih kakak kelas ngomongnya ceplas-ceplos sih? Engga sadar apa ya Winter dari tadi nahan salting?

"Nah, udah lebih hangat?" Karina bertanya dengan tangannya membawa tangan Winter lalu menggosoknya supaya dingin ditangan Winter menghilang.

"Sedikit" Winter juga ikut menggosokan tanganya, mencari kehangatan ditangan Karina. Ia baru sadar jika tangannya sedikit lebih besar dibanding tangan milik Karina.

"Tanganmu dingin banget, tangan saya jadi ikut kedinginan"

"Cuacanya dingin banget kak, saya engga kuat dingin"

Ohh, pantesan.

Karina mengedarkan pandangannya, dan matanya menemukan gerobak bubur kacang . Dirinya tersenyum lalu menatap Winter, "Kamu suka bubur kacang engga?"

"Lumayan" Jawab Winter.

"Ayo, turun dulu. Kita makan bubur kacang dulu biar hangat" Karina membantu Winter turun dari motor.

Setelah Winter turun, Karina tertawa pelan melihat jaketnya yang kebesaran ditubuh Winter. Tangannya kembali mengambil tangan Winter untuk digenggam.
















"A. Pesen dua ya. Yang satu jangan pakai santan"

"Siap neng"

"Jangan dibungkus A, makan disini aja"

"Eh, tapi cuman ada satu kursinya neng"

"Gampang itu mah. Makan disini aja A"

Winter melihat interaksi Karina dan penjual bubur kacang, dirinya kagum pada Karina yang bisa akrab dengan orang yang baru ditemuinya.

Contohnya sekarang, Karina sedang mengobrol tentang jalanan yang macet bersama penjual bubur kacang.

Dirinya hanya diam saja memperhatikan dan mendengarkan obrolan, penjual bubur kacang sedang memberi tahu jalan tikus supaya terhindar dari kemacetan.

"Sini Win, duduk" Karina menarik Winter untuk duduk.
Sambil menunggu pesanan bubur kacang, Winter memperhatikan jalanan dan langit yang mendung. Ia menebak-nebak apakah hari ini akan turun hujan atau tidak.

Thank You MondayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang