31. Painful Facts!

12.2K 1.1K 142
                                    

Hai hai~ aku kembali buat lanjutin ff ini~!

Karena skripsiku yang tidak sudah sudah akhirnya aku sempatin buat curi-curi waktu lanjutin ff ini setelah bulan lalu tamatin ff Moonlight. Aku bakal lanjutin tapi cuma sanggup 1 chapter perminggu karena setiap 1 minggu aku harus targetin 1 bab selesai demi bisa sidang paling lambat bulan september 2022 ini. 

Doain ya guys aku bisa sidang skripsi bulan agustus akhir atau paling lambat awal september. Ga tahan banget bergelut sama skripsi terus, mau muntah, takut banget :'((

ENJOY~!

ENJOY~!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


|--------HOCKEY BOYS!--------|
-CheonsAegi-


Beberapa hari kemudian...

Masuk ke hari di mana Winwin sebagai Kapten Ice Hockey menyerahkan jabatan Kapten kepada pemimpin baru. Acara yang hanya dihadiri anggota Ice Hockey berjalan dengan lancar. Selesai acara, Mark pergi ke toilet untuk menyelesaikan panggilan alamnya. Setelah selesai, dia justru mendengar perbincangan juniornya yang membahas tentang Jeno dan Jaemin.

"Aku lihat akhir-akhir ini Jaemin terus menempel pada Jeno, bahkan sudah blak-blakan."

"Benar, tidak mengherankan karena dulu aku sering melihat mereka menghabiskan waktu berdua di toilet lantai 5 secara diam-diam."

"Ha? Kau serius?"

"Ung! Aku selesai latihan band saat itu. Aku lihat penampilan Jaemin berantakan sekali dengan bibir yang sedikit bengkak. Lalu Jeno keluar sambil merapihkan seragam serta celananya. Sepertinya mereka habis seks."

"Oh wah! Seks di sekolah? Benar-benar gila. Jeno tidak ada takutnya padahal saat itu Jaemin masih berstatus pacarnya Mark."

"Benar, sayangnya waktu itu Mark sedang hilang entah ke mana. Jadi itu bisa dijadikan peluang Jaemin untuk berselingkuh."

"Yakin Jaemin yang selingkuh? Kelihatannya dia orang baik-baik."

"Entah, lagipula siapa yang bisa menolak pesonanya Lee Jeno? Sepertinya satu sekolah ini mengakui Jeno sangat menarik."

Suara debuman keras keluar dari bilik toilet, Mark yang terlihat marah langsung mencengkram kerah baju salah satu dari dua orang juniornya.

"Katakan padaku!" bentak Mark dengan wajah merah karena marah.

"Kau yakin dengan semua ucapanmu?!" sambung Mark.

"K-Kak Mark.." gagapnya.

"JAWAB!"

"Ya-Yakin Kak... i-itu atas dasar apa yang saya lihat."

Mark menatap keduanya dengan tajam. "Apa lagi yang kalian tahu?"

HOCKEY BOYS! √Nomin ft MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang