Chapter 02

74 2 0
                                    


••You make me angry••

{Jika orang lain membuang mu seperti sampah, maka ada seseorang yang akan mengambil mu seperti berlian}

****

Vani membuka perlahan-lahan kedua matanya, hal pertama yang ia lihat adalah wajah tampanan milik Alterio, entah bagaimana ia bisa bisa tidur di samping Vani. Vani mencoba melepaskan tangannya dari gengam Alterio. Namun cowok itu malah membawa Vani ke dalam pelukannya.

Jantung Vani berdetak tidak karuan, saat wajahnya berada tepat di perut sispek Alterio. Batinnya terus menjerit hebat, ia berusaha agar tidak menyukai Alterio.

Vani menepuk pelan pipi Alterio, berharap ia melepaskan pelukannya. "Alterio, udah siang!"

Tidak ada respon dari Alterio, hal itu membuat Vani kesal, justru cowok itu malah mengeratkan pelukannya pada tubuh Vani.

"Lo bisa lepasin gue gak sih! Gue engap, sesak! Emang lo pikir gue ini bantal guling lo?!" kesal Vani, mencoba melepaskan lingkaran tangan yang berada di pinggangnya.

"Sebentar lagi aja, Sayang!" gumam Alterio.

"Sayang?!" Vani menatap tajam wajah Alterio. Gadis itu langsung menedang masa depan Alterio.

"Arghh!!"

"Heh! Lo kenapa sih?!" kesal Alterio, sambil menahan sakit yang teramat sakit.

"Ngapain lo panggil gue sayang-sayang hah?!" balas Vani seraya berkacak pinggang.

"Gue? Panggil lo, sayang? Ngimpi kali lo!"

"Lo yang ngimpi, ngapain lo tidur di samping gue?!"

"Eh, tikus rakus! Gue pindah karna gue kedinginan, emang lo mau gue mati, lo mau lo jadi janda di umur lo masih muda?!"

"Bodo, gue mau ke kamar mandi!" lerai Vani.

Sebelum Vani memasuki kamar mandi Alterio terlebih dahulu menyelip dari samping.

"Heh! Minggir gue mau masuk!"

"Gue dulu, cuma mau cuci muka doang."

"Nggak, gue dulu!"

"Sebentar aja, lima menit?"

"Nggak, gue duluan yang mau masuk."

Alterio maju selangkah demi selangkah mendekati wajah Vani, Vani yang refleks menutup matanya saat wajah Alterio berada sangat dekat dengan wajahnya.

Srek.

"Gue mau ngambil anduk yang ada di belakang lo."

Alterio langsung memasuki kamar mandi, sedangkan Vani ia tengah memikirkan apa yang tadi terjadi, mengapa ia menutup matanya.

'Otak lo udah gak waras!'

•••
Setelah beberapa menit berlalu, kini Vani dan Alterio tengah dulu berhadap-hadapan di meja makan. Tatapan Alterio tak lepas dari Vani, hal itu membuat Vani salting.

"Gue tau kalo gue itu ganteng," puji Alterio memuji dirinya sendiri, sungguh tidak waras.

"Wlek."

Alterio menaruh stopwatch miliknya di meja makan.

"Sebentar lagi bel, kita harus berjalan ke halte bis selama lima menit, lalu naik ke bis selama lima belas menit, lalu kembali berjalan di koridor selama tiga menit, artinya kita harus makan selama tiga menit!"

"Masa ia gue makan aja harus di hitung, gak sekalian aja hidup lo hitung!" kesal Vani.

"Kalau lo menyia-nyiakan waktu, maka nanti nya waktu yang akan menyia-nyiakan lo!" balas Alterio, tak kalah sewot dari Vani.

Live With My KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang