Chapter 04

95 3 0
                                    


{Jangan terlalu keras sama hidup lo dan terlihat baik-baik saja di saat lo lelah

****
Vani menatap nalar gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat tidak ada celah sedikitpun, lagi dan lagi ia terlambat, walaupun ia seorang istri dari OSIS, namun notebene-nya adalah seorang Bad Grils.

Vani menatap Pak Asep, selalu satpam sekolah, tengah tertidur pulas. Gadis itu tersenyum licik lalu segera memanjat gerbang sekolah yang tak terlalu tinggi di bandingkan dengan gerbang belakang sekolah ini lebih pendek.

Setelah ia sampai di puncak gerbang sekolah, ia segera meloncat turun dengan selamat.

Satu notifikasi pesan masuk, Vani merogoh malas saku jasnya.

Mama ku {semangat sekolahnya cantik}

Kedua bola mata Vani membuat sempurna dengan senyuman manis yang terukir di bibirnya. Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya mama nya membalas pesan Vani. Hari ini ia makin percaya bahwa mama nya masih hidup.

Vani segera menelpon nomor itu berkali-kali namun sayang usaha nya sia-sia, mamanya tidak mengangkat telpon nya, namun itu duduk masalah cukup mengirim pesan pun itu sudah membuat Vani bahagia.

Vani {Makasih, ma mama sehat-sehatyah di sana, Vani akan tunggu telpon mama i love you mama.}

Vani memasuki kembali ponselnya ke dalam saku jasnya kembali, ia segera mengkahkan kakinya menuju kelasnya.

Saat berada di depan kelas 12-2 Vani bisa mendengar dengan jelas suara Pak Burhan yang sedang menjelaskan materi. Jika Vani berani untuk masuk pasti ia akan me nerima ceramahan dari Pak Burhan.

Gadis itu memutuskan untuk pergi ke rooftop. Toh, ini bukan jam istirahat jadi rooftop tidak akan terlalu ramai anak-anak cowok.

Langkah Vani terhenti ketika seseorang mencengkram erat tanganya.

"Belum puas lo, udah ngambil semua dari gue?!" sarkas Zihan, menatap kesal ke arah Vani.

"Apa! Gue gak salah dengar? Bukan ya lo yah yang ngambil semuanya dari gue?!"

Zihan mendorong kuat bahu Vani. "Gue tuh lo rela di hukum, karna lo suka sama Alterio 'kan?!"

Sepertinya perdebatan ini akan menyenagkan jika ia memberi pengakuan palsu kepada Zihan.

"Kalo iya kenapa?!" jawab Vani, menjulurkan lidahnya.

"Jauhin Alterio, lo itu terlalu bodoh buat Alterio!"

Vani menatap tajam ke arah Zihan, jika saja ini bukan di lingkungan sekolah mungkin Vani sudah mencakar wajah Zihan.

"Gak akan!"

Zihan meremas kuat roknya, bertahun-tahun Zihan mengejar cinta Alterio. Namun lihatlah, dengan mudahnya Vani merebut Alterio darinya. Zihan memang tidak mengetahui pernikahan Vani dan Alterio.

Kesal rasanya Zihan karna Vani tidak menuruti perintahnya. Ia menjambak kuat rambut Vani. Vani yang tak mau kalah membalas jambakan itu. Anak-anak lain yang merekam perkelahian antara saudara itu hanya bisa heboh.

"LEPASIN GUE VANI!!"

"LO YANG MULAI DULUAN!"

"HEY! APA YANG KALIAN LAKUKAN?!" Suara itu terdengar sangat keras, membuat para siswa-siswi berlari terbirit-birit menuju kelasnya.

"Ikut saya," ucap Pak Sato menunjuk Vani dan Zihan.

Zihan hanya bisa menghembus napas kasar, hampir setengah jam Pak Sato mengoceh tidak jelas. Sebenarnya jelas sih, namun berhubung Vani sedang tidak mood jadi ocehan Pak Sato masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Live With My KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang