———
Hai! Apa kamu masih ingat mimpi tertua yang kamu alami?
———
Aku tidak ingat, kenapa aku bisa ada di tempat ini....
Di malam yang gelap dan sunyi, aku menemukan diriku terbangun di tengah jalan raya, sendirian, di sebuah perkampungan asing yang sepi seolah tak lagi berpenghuni. Tidak ada tanda-tanda kehidupan, bahkan nyala lampu satupun tak ada. Satu-satunya penerangan yang kudapatkan di tempat itu hanyalah dari cahaya bulan purnama yang membantuku mengamati keadaan sekitar.
Tak ada yang begitu spesial dari perkampungan ini, bagian kanan dan kiri jalan hanya terdapat semak dan tanaman liar serta rumah-rumah panggung yang dibangun berjejer. Hanya satu keanehan yang membuatku merasa tak nyaman, semua rumah panggung itu terlihat persis sama bahkan semak-semaknya sekalipun, memberikan sensasi looping yang membuatku gelisah.
Aku menatap bulan di atas kepalaku. Aku buta dengan waktu, tapi jika aku bisa memperkirakan angka jam di kepalaku, aku menduga saat ini sudah tepat dua belas malam. Bukan waktu yang tepat bagi seorang anak kecil untuk keluar rumah sendirian, aku ketakutan tentu saja, ayah dan ibu juga tak ada di sini. Ke mana mereka pergi?
Aku terus berjalan dalam diam, mendengarkan suara serangga malam sampai akhirnya sensasi looping itu perlahan berhenti dan aku mulai mencapai ujung dari perkampungan itu. Rumah di kanan kiri sudah tidak ada lagi, hanya tersisa semak belukar saja dan pepohohan hutan yang gelap.
Baru beberapa langkah, pergerakanku langsung dihentikan oleh kemunculan sosok wanita tepat dihadapanku, menghalangi jalanku untuk maju.
Dia muncul dari kepulan asap, seperti seorang pesulap. Wanita itu berdiri di depanku, wajahnya tertutup oleh rambut hitam panjang yang menjuntai hingga ke pinggang dan ia mengenakan kain putih bersih berukuran besar hingga kedua tangannya tidak terlihat. Ia hanya berdiri di sana kemudian menggoyangkan tangannya ke kanan dan ke kiri, seperti sedang menari.
Anggun, tapi aku tidak bodoh untuk mengetahui bahwa wanita itu bukanlah manusia. Aku berbalik arah dan hendak berlari pergi. Tapi terlambat, wanita itu sudah menggandakan dirinya, membentuk sebuah lingkaran besar mengitari diriku, mengurungku di dalamnya. Mereka semua menari dengan gerakan yang sama kemudian tertawa, tertawa dengan suara melengking yang tidak ingin kudengar lagi untuk kedua kalinya.
Aku jatuh berlutut, gemetar, terlalu ketakutan bahkan untuk sekedar berdiri. Tawa-tawa mereka terus terdengar dan kini terasa menggema hingga aku harus menutup telinga.
Ku mohon, hentikan....
———
12:59 (31/07/2022)
Nighty-night🌜
Ren———
KAMU SEDANG MEMBACA
Book Of Dreamers
Short StoryKumpulan Short Story yang terinspirasi dari berbagai hal yang ada di sekitar kita (musik, mimpi, gambar, dsb). Yah, hanya kumpulan cerita yang muncul dari inspirasi jangka pendek. Book of Dreams tidak memiliki genre tertentu dan tersusun secara acak...