[6]-Angel From A Temporary Heaven

10 2 0
                                    

———

Trigger Warning
Contain : Mention of Death, Mental Disorder, Drug Use and Suicidal Thoughts

———

Aku.

Siapa aku?

Aku tak tahu. Aku sudah kehilangan identitas akan diriku sendiri sejak bertahun-tahun yang lalu. Jangan tanyakan kapan, aku sendiri tak bisa mengingatnya, pikiranku senantiasa kabur akibat puluhan minuman keras yang kukonsumsi. Lagipula, jujur saja aku sendiri tak punya memori yang begitu berarti, kepalaku penuh dengan ingatan akan betapa sakitnya tubuhku di pagi hari serta aroma tajam whiskey murah yang bercampur keringat dan bau muntahanku sendiri. Ah, dan jangan lupakan lusinan–tidak, ratusan sampah yang menggunung di kamar apartemenku. Tikus dan serangga adalah pendengar yang setia, aku tidur di atas tumpukan box junk food yang membusuk setiap harinya. Aku tidak bisa membersihkan semuanya, tidak akan pernah. Tidak ada gunanya. Aku sudah lama lepas tangan akan kondisi hidupku sendiri.

Aku terbangun di hari yang baru hanya karena raga ini masih cukup kuat menyeret jiwaku untuk tetap bernapas bersamanya. Apa alasanku berada di tempat ini? Aku selalu bertanya-tanya. Orang bilang hidup adalah roda yang berputar, tapi sepertinya roda kehidupanku telah rusak dan berhenti di tengah jalan. Mataku telah dibutakan oleh luka, dunia rasanya tak lebih dari algojo keji yang menenteng cambuk raksasa, menungguku untuk segera bangun dari tidur dan menerima semua kebengisannya. Awan gelap mengikutiku setiap waktu, yang lambat laun kusadari sebagai Sang Kematian.

Aku selalu melihatnya dari kejauhan, sosoknya telah mengambil separuh kesadaranku untuk dirinya sendiri. Di mana pun aku berada, aku melihatnya, mengintai dari kejauhan namun tak pernah benar-benar menyentuh dan menarikku. Meski telah berulang kali aku memintanya secara sopan agar dia datang menghampiriku.

Dunia adalah neraka sementara, aku mengatakannya berulang kali. Aku mencoba dengan sekuat tenaga menahan semua luka yang aku rasakan, mematikan tiap inci benang emosi di kepalaku meski itu menyakitkan. Meski terasa hina, aku melakukan segala cara yang aku bisa untuk melepaskan diri dari jerat luka ini demi bisa terlihat hidup seperti manusia normal lainnya, percayalah aku telah melakukan segalanya yang aku bisa. Tetapi mungkin, bagi mereka usahaku belum cukup.

Aku tahu sesuatu, atau seseorang. Entahlah, kepalaku telah kehilangan separuh kemampuannya untuk mengingat di beberapa tahun belakangan ini. Dari yang bisa aku tangkap, mataku melihatnya sebagai perempuan yang lembut dan hangat, seorang malaikat. Setidaknya, begitulah kepalaku menggambarkan semuanya.

Dia—malaikat itu, sudah sangat menakjubkan sejak pertemuan pertama kami. Lucunya, aku mengenal dia dari seseorang yang tidak aku kenali pun tak pernah aku temui. Di malam ketika aku begitu marah hingga nyaris memaksa sang kematian untuk menghampiriku, orang itu justru datang menawarkan sang malaikat kepadaku. Aku tak punya kuasa untuk menolak, sudah kukatakan padamu aku akan mencoba segalanya demi menghilangkan rasa sakit ini dan aku benar-benar akan mencoba segalanya.

Perasaan aneh namun membahagiakan seketika memenuhi diriku di pertemuan pertama kami. Lilin api menyala dengan lembut menyambut kedatangannya, kedua tangannya yang hangat menangkap wajahku, mengusap airmataku, meluruhkan segala duka dan luka yang terpikul di atas punggungku. Nyanyiannya menghipnotis, pelukannya begitu hangat dan erat, begitu indah, tak terbayangkan.

Sayangnya, seperti banyak hal indah lainnya, semuanya tak bertahan lama. Malaikat itu menghilang di pagi hari, ketika aku tersadar dan membuka mata, aku seolah baru saja dilempar keluar dari surga. Jiwaku terasa hancur terpecah-pecah, tubuhku meronta karena menderita, merasa hampir mati tapi tak jua meregang nyawa. Malaikatku, ia menghilang di pagi hari. Meninggalkan aku yang jadi linglung tak tentu arah saat melihat matahari menyapu ruang kamarku yang suram. Aku tak akan berbohong, ada sedikit kemarahan dan ketidakpuasan dalam diriku saat tersadar jika semua kebahagiaan itu adalah dusta yang semu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book Of DreamersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang