11

4 1 2
                                    

Nayla mulai melunak karena sikap manis dan pantang menyerah Bintang. Tapi ternyata nggak gampang memang dekat dengan mantan playboy yang ceweknya bertebaran. 

Yuk...ikutin lanjutan ceritanya...

Diam-diam Nayla menganalisis sikap Bintang. Dia akan menghentikan perhatian yang diberikan Bintang. Sudah cukup jika alasannya memenuhi permintaan Mamanya menjaga Nayla. Sudah melewati masa pemulihan.

"Mas, aku udah beneran sembuh lho. Sudah sebulan sejak operasi. Jadi kamu nggak usah repot-repot lagi karena ucapan Mama yang minta tolong untuk jagain aku." putus Nayla akhirnya saat akan turun dari mobil Bintang. Mereka baru tiba di depan kos Nayla.
Kini Bintang memutar badannya menghadap Nayla. "Aku suka melakukannya. Bukan karena pesan Mama kamu."
"Nggak usah Mas, ngerepotin banget." Nayla sudah berhasil menahan diri tidak mengungkit balas jasa pada Bintang yang sudah di ujung lidahnya. Bisa-bisa cowok itu tersinggung.
"Aku kan sudah bilang kalau melakukannya karena suka."
Sebelum pembicaraan makin mengelantur karena sikap keras kepala Bintang, Nayla meraih gagang pintu mobil bersiap keluar. "Suka-suka kamu deh. Jangan marah kalau aku juga bisa bersikap suka-suka aku." gerutu Nayla lirih pada kalimat terakhir.

*****

Nayla hanya bersama Ayu di meja batu. Mereka menunggu waktu untuk rapat Hima. Dania mendatangi mereka. Nayla sudah punya perasaan tidak enak. Dia seolah dilempar kembali ke masa SMA. Meski bukan jago debat, tapi dia punya kapasitas otak lebih untuk meladeni percakapan tidak penting cewek macam Aliya dulu dan Dania kini.

"Kamu yang namanya Nayla ya?" Dania melihat Nayla dari atas sampai bawah seolah menilainya. "Lumayan sih, tapi ternyata hanya segini seleranya Bintang."

"Kenapa dengan seleraku Dan?" tiba-tiba saja Bintang sudah ada di samping meja di belakang Dania. Cewek itu tidak menjawab hanya langsung melengos pergi. 

"Kamu ada kelas lagi habis ini?" pertanyaan Bintang kok jadi kayak dosen yang lagi ngabsen ya? Batin Ayu menahan senyum sambil ikut menatap Nayla seperti yang dilakukan Bintang.
"Nggak. Mau ada rapat Hima habis ini."
"Oke." Bintang kemudian meninggalkan Nayla dan Ayu. Seolah tidak ada sesuatu yang aneh setelah apa yang dilakukan Dania.

"Aku kemarin baru aja bilang sama Mas Bintang untuk berhenti bantu aku. Eh udah kejadian aja." keluh Nayla lirih setelah Bintang menjauh.
"Hey, biasa aja kali. Biar aja anjing menggonggong kafilah berlalu." Ayu enak saja santai bicara begitu. Tapi yang menghadapi Dania adalah Nayla yang tidak bisa cuek seperti Ayu.

Sejak kejadian di meja batu, jika sendiri Nayla lebih memilih menghabiskan waktu menunggu jeda kuliah atau kegiatan Hima di perpustakaan. Hanya orang tidak waras yang akan membuat keributan di perpustakaan. Selain itu cewek macam Dania pasti alergi pada tempat macam itu.
Di perpustakaan fakultas yang fasilitasnya lengkap, Nayla tidak hanya bisa membaca buku, tapi juga berselancar membaca berbagai hal yang menarik. Browsing dengan bebas. Kecepatan internet di ruangan itu mengagumkan.
Nayla baru saja menemukan tempat kosong untuk berselancar. Kepalanya sudah pusing sejak pagi disuguhi angka-angka. Cuaca juga sedang panas, jadi dia memilih menunggu sambil melakukan sesuatu yang ringan namun bermanfaat. Dia akan browsing saja sekalian mencari referensi tugas makalah Kewarganegaraan.
Matanya berkeliling mencari tempat kosong. Nayla segera menuju sebuah tempat kosong yang ditemukannya. Dia menata hp, dan notes sebelum membuka halaman google chrome.
Berbagai artikel jurnal sudah disimpannya dalam drive, sudah cukup untuk materi makalah. Dia melemaskan otot kemudian melihat jam di pergelangan tangan. Tidak terasa satu jam lebih berlalu. Matahari sudah tidak terlalu terik lagi. Terlihat dari jendela besar di dinding perpustakaan.
Saat mengambil tas di penitipan, Nayla berpapasan dengan Bintang dan gerombolannya.
"Hai Nayla. Udah mau pulang apa baru datang?"
"Mau pulang."
"Eh tunggu kalau gitu. Bareng aja. Aku cuma balikin buku." Bintang mengangkat buku tebal bersampul hijau yang dibawanya.
"Kita masuk dulu ya bro, ente putar haluan gitu." Guntur yang dikenal Nayla menepuk bahu Bintang.
Meski ingin menolak ajakan cowok itu, Nayla masih punya sopan santun untuk tidak melakukannya di depan banyak orang meski mereka adalah teman-teman Bintang. Dia bisa melakukannya setelah keluar gedung perpustakaan.

Nayla berjalan keluar lebih dahulu tanpa menunggu Bintang menyelesaikan proses pengembalian buku. Baru saja dia menginjakkan kaki keluar pintu, Bintang sudah berhasil mengejar dan berada di sampingnya. Cowok itu memegang siku Nayla yang berjalan ke arah yang berbeda. Nayla terkejut dengan reaksi jantungnya. Bukan reaksi terkejut, namun rasa deg-degan yang aneh.

"Aku antar Nay. Parkirnya disana." sambil tetap memegang siku Nayla, Bintang berjalan menggiring.

"Bukannya Mas Bintang tadi mau ke perpus sama teman-temannya? Kok malah jadi antar aku?" Nayla sedikit menjauhkan diri agar pegangan Bintang terlepas. 

Bintang sepertinya pura-pura tidak mendengar ucapan Nayla. Dia kini merogoh kantung ranselnya mencari kunci mobil. "Yuk Nay." 

Nayla tidak punya pilihan selain mengikuti Bintang masuk ke dalam mobilnya.

"Kamu udah makan siang apa belum?" Bintang bertanya saat mobilnya menyusuri jalanan kampus menuju gerbang keluar.

"Udah."

"Aku belum makan, lapar banget. Temenin ya." pinta Bintang. Sebagai penumpang nebeng meskipun karena paksaan, Nayla tidak menolak permintaan itu.

Bintang mengarahkan mobilnya ke warung penyetan dekat kampus. Lokasinya pas, karena juga searah ke kos Nayla. Cowok itu memesan ayam penyet dan es teh manis. Nayla hanya memesan minum saja, es jeruk manis. Begitu pesanan diantarkan, Bintang yang sudah mencuci tangan di wastafel segera makan dengan lahap setelah minta ijin Nayla. Tidak butuh waktu lama, tidak ada sisa nasi sebutirpun pada piring. Semua tandas, tinggal sisa tulang ayam saja. Bintang benar-benar kelaparan.

Nayla yang memainkan hp sambil menunggu Bintang makan, tidak sadar jika cowok itu memandanginya sambil senyum-senyum. "Kamu daridulu setia banget sama es jeruk manis."

Nayla mengerutkan kening bingung. "Maksudnya?"

"Kamu selalu minum es jeruk manis kan kalau makan di luar ya? Aku ingat kok, saat dulu ngajak kamu beberapa kali makan bakso pak Kam setelah pulang latihan karate. Kamu selalu memesan minuman yang sama."

Nayla memang penggemar jeruk, baik buahnya, jus, atau jeruk peras yang dijadikan minuman. Tapi tidak menyangka jika Bintang memperhatikan hal kecil itu, bahkan masih mengingatnya setelah beberapa tahun dan mereka berpisah. Fix, Bintang bukan hanya punya photograph memory, tapi memang memperhatikan dirinya. Nayla menyimpulkan. Dia bukan gadis bodoh, meski bisa saja bersikap pura-pura tidak menyadari perhatian Bintang.

Bintang menyentuh ujung jari Nayla, sekilas, namun Nayla kembali jantungnya bertingkah kecentilan. "Ditanya kok malah bengong?"

"Oh. Nggak bengong kok."

Bintang tersenyum dan menaikkan alisnya. Pantas saja digandrungi cewek-cewek. Cowok itu memang cakep dan bersikap manis. Cocok jika disebut raja PHP. Cewek bisa kegeeran dengan sikapnya. Tapi Nayla tidak ingin menjadi korbannya. Berkali-kali Nayla menanamkan kalimat itu.

"Udah yuk." Bintang berdiri dan menunggu Nayla agar berjalan di depannya. Gesturnya secara alami terlihat ingin melindungi.

"Kamu nggak mau gabung di dojo kampus? Kamu pasti bisa nambah prestasi dojo kampus." tanya Bintang saat mereka menuju kos Nayla.

"Nggak."

"Kenapa?"

"Aku pingin cari pengalaman lain. Ikut organisasi. Kalau terlalu banyak yang diikuti nanti malah kuliahku keteteran. Belum lagi pengalaman kalau mau pertandingan kan latihannya gila-gilaan."

"Ehm...mirip dengan alasanku juga sih."

"Dih, nyama-nyamain." gerutu Nayla yang mengundang tawa Bintang. 

"Yah biar cocok gitu. Kalau banyak cocoknya kan ya...cocok." 

Nayla ingin memutar bola matanya mendengar omongan tidak jelas Bintang. Maksudnya apa ya Mas?

Sok cute ih kangmas Bintang...

Gimana nih kelanjutan sikap manis kangmas Bintang??? 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After I Left YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang