𝟎𝟏 | 𝐈𝐭𝐬 𝐚 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦..?

275 46 9
                                    

"Jleb—!! Shrkss..!!"

Sebuah pisau dengan brutal menusuk perut seorang gadis yang beranama Revasya Deandra. Gadis yang akrab dipanggil Vasya ini terkenal dengan keramahannya dan kebucinannya pada Alvino Bernandioz— alias kekasihnya.

Namun siapa sangka, pelaku yang menyebabkan darah segar keluar dari perutnya tak lain dan tak bukan ialah kekasihnya sendiri. Vino.

"B-babe.. k-kamu ken-napa.. g-gini...?" Rintih Vasya terbata-bata. Suaranya nyaris tak keluar, tubuhnya pun kian melemah karena darah yang tak berhenti keluar dari perutnya.

Pandangan Vasya mulai kabur, tapi ia berusaha dengan keras untuk tetap membuka matanya demi mendapatkan jawaban dari mulut kekasihnya tersebut.

Vino mulai tertawa melihat kondisi Vasya yang menggenaskan berkatnya,

"Haha.. Lu mau tau kenapa gua bunuh lu? Buat dapetin Jen. Dengan gini, mungkin Jen bisa nerima cinta gua."

"Selama ini, gua pacarin lu cuma buat dapetin sahabat lu. Tapi kemarin dia bilang, dia gak akan pernah nerima cinta gua karna lu bucin sama gua."

"Karna sekarang lu mati, mungkin dia bisa nerima cinta gua! Haha, pengorbanan lu gak akan sia-sia." Jelas Vino dengan seringai yang sungguh mengerikan.

Mata Vasya membulat dengan sempurna setelah mendengar penjelasan kekasihnya tersebut.

Selama 3 bulan ini, ia tertipu dengan semua perlakuan manis Vino. Dan parahnya lagi, dia harus mati di tangan bajingan ini?!

Air mata Vasya mengalir deras membasahi pipinya.

Bahkan rasa tusukan di perutnya tidaklah lagi terasa karena rasa sakit hati setelah dikhianati oleh orang yang ia cintai jauh lebih menyakitkan.

Tuhan.. Beri aku kesempatan untuk mengulang semua ini... hiks..

-

"KYAAAAAA!!!!!"

Vasya terbangun dari tidurnya dengan wajah pucat pasi, tak lupa keringat dingin yang bercucur deras dari wajahnya.

Hah.. Hah....

Napasnya tersengal-sengal. Sepertinya ia baru saja mengalami mimpi yang sangat buruk.

Setelah pernapasannya lumayan teratur, dengan gerakan cepat ia memegang perutnya dan meraba-meraba sekitarannya.

W-what just happen..?

Ngga.. ngga mungkin semua itu cuma mimpi..! Jelas-jelas... aku bisa rasain sakitnya tusukan itu.. Vino ngebunuh aku..

Vasya mengusap wajahnya kasar.

Tubuhnya masih bergetar hebat. Masih tak percaya bahwa itu semua hanyalah mimpi. Semua terasa begitu nyata..

Dalam mimpi yang ia alami, ia mati dibunuh oleh kekasihnya sendiri.

Ia mengecek hpnya, melihat tanggal berapa hari ini. "No way.. Seminggu sebelum aku mati dibunuh Vino?" Gumamnya tak percaya.

Vasya bangun dari kasur dan berjalan kearah cermin, "A-apa waktu terulang..? Ngga.. ini ngga masuk akal." Pikirnya.

Aku harus mastiin sesuatu.

Vasya mencari kontak Vino yang tak lain adalah kekasihnya, ia menelponnya dengan perasaan was-was.

Panggilannya tak dijawab. Tak putus asa, Vasya menghubunginya lagi. Ada sesuatu yang harus ia pastikan."Please jawab.." Batinnya berharap penuh.

"Halo sayang?"

Finaly dijawab! "H-halo."

"Jam dua pagi kamu nelpon aku, ada apa sayang?" Tanya Vino heran.

"K-kamu.. besok ada rapat ngga.. sama klien kamu?" Please bilang ke aku ngga! Please! Bilang ke aku kalo semua itu cuma mimpi..!

"Gaada tuh. Kenapa?" Jawab Vino yang berhasil membuat Vasya lega setengah mati.

"Nggapapa hehe. Aku cuma nanya aja, kan abisnya besok kita plan jalan-jalan."

"Oke, aku masih ngantuk nih. Kamu bobo lagi oke, sayang. Sweet dreams."

Belum sempat Vasya menjawab, Vino sudah mematikan panggilan secara sepihak. "Sweet dreams juga.." Gumam Vasya.

Berarti itu semua cuma mimpi.. Karena kalau aku bener-bener balik ngulang waktu, besok Vino ada rapat dan ngebatalin kencan yang uda aku rencanain.

Emang ya mimpi tolol. Mustahil Vino ngebunuh aku!

Walau ada setitik rasa aneh karena mimpi yang ia rasakan begitu nyata, Vasya memutuskan untuk melanjutkan tidurnya

-Keesokannya

Vasya sedang tengah bersiap-siap untuk kencannya dengan Vino hari ini.

Tut... Tut...

Tut... Tut... Tut... Tut...

Tangan Vasya terulur mengambil hpnya diatas meja yang bergetar tak henti-henti sejak tadi "Vino..?"

"Hey, babe..?" Vasya mengangkat panggilan kekasihnya tersebut.

"Sayang, kamu cenayang ya? Haha. Hari ini aku baru dapet info bakal ada rapat sama klien. Kita jalan-jalannya besok, oke."

"Sayang?" Panggil Vino karna tak kunjung mendapat respon dari kekasihnya.

Tanpa merespon Vino, Vasya langsung mematikan panggilannya.

Tubuhnya langsung terduduk lemas di lantai.

"Itu semua bukan mimpi.. aku beneren kembali ngulang waktu..." Ucapnya dengan tubuh yang mulai bergetar ketakutan.

Dengan teknisnya, dalam 6 hari lagi.. ia akan mati di tangan kekasihnya.

"N-ngga.. aku dikasih kesempatan buat ngulang waktu bukan untuk mati lagi.." Vasya memutuskan untuk mengubah nasibnya. Ia tidak akan berjalan di garis takdir yang sama.

"Alvino Bernandioz.. Tunggu pembalasan dendamku." Ucap Vasya berjanji pada dirinya bahwa ia akan membalas apa yang sudah Vino perbuat padanya.

Rasa tusukan tersebut, bagaimana raut ekspresi Vino ketika membunuhnya, semua masih membekas segar di memorinya.

Kali ini, semua akan berbeda.

- end chapter 01 -

Kalau ada pertanyaan jangan sungkan buat nanya yaa,

Vote dan Komen kalian berarti banget bagi aku untuk semakin semangat lanjutin cerita 💜

FAKE HUSBAND (Jisoo x Haein)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang