Chapter II: Dara Kirana

11 0 0
                                    

Saat ini Dara sedang bersama Reza dan Aya di rumah Lia. Mereka berniat mengerjakan tugas bersama. Jika ada Aya, tugas Matematika Wajib pasti bisa terselesaikan.

"Nih nih liat deh, ini anak IPS 2 yang waktu itu pernah tawuran sama SMA sebelah bukan si? Yang sampai datang polisi ke sekolah?" ucap Lia menunjukkan sesuatu di hpnya kepada Dara. Mereka terlalu sibuk dengan hal lain ketimbang mengerjakan tugas yang jelas di depan mata.

"Iya. Tahu gak si? Padahal mereka gak salah dan sebenernya dipancing sama SMA sebelah," balas Reza.

"Iya si, tapi kan sama aja, Za. Sekolah rame loh gara-gara mereka," ucap Lia. "Jangan sampe lo kaya gitu ya Za!"

"Hm kalian tuh niat ngerjain tugasnya ga sih?" ucap Aya.

"Ah Aya," ucap Dara menaruh hpnya. "Yaudah deh. Kita omongin soal liburan kita ke Pulau Seribu aja".

Aya menghentikan kegiatannya. "Nah itu baru topik yang gue suka".

***

"Hah, akhirnya selesai. Makasih Aya. Makasih Lia. Udah ya kayanya gue mau pulang sekarang aja. Udah gelap" ucap Dara.

"Gue gak diajak, Ra?" ucap Reza yang masih menyelesaikan catatannya.

"Hmm," Dara berbalik dan menghela nafas. "Rezeki Dirgantara yang terhormat. Mending lo cepet selasaiin catatan lo!"

***

"Dar, emangnya lo ga masalah liburan bareng kita. Cowok lo gimana? Pasti dia bakal maksa ikut," ucap Reza. Ia sekarang sedang berjalan pulang berdua Dara. Mereka tinggal di satu blok yang sama. "Gak seru lah kalo dia ikut. Bisa bisa kita kena omel mulu".

"Santai aja, Za. Gue gak akan bilang dia. Lagian di setiap liburan dia selalu ngerti kok," ucap Dara.

Mereka berjalan santai. Dara tahu bahwa itu adalah satu-satunya cara mereka dapat berbicara lebih banyak hal tanpa kehadiran Aksa. Aksa selalu mengetahui apa yang dilakukan Dara selama di sekolah. Dan Aksa tidak menyukai Dara dekat dengan Reza. Meskipun Dara selalu meyakinkan Aksa bahwa mereka hanya berteman.

Dara tahu ia selalu meyakinkan Aksa demikian, namun jauh di dalam hatinya ia memiliki rasa kepada Reza. Reza yang menghabiskan waktu lebih banyak dengannya, ia rasa lebih mengerti dan bersikap lemah lembut terhadap perempuan khususnya temannya. Dibanding Aksa yang melelahkan karena hobinya bertengkar hanya karena masalah sepele.

"Kalian baik baik aja kan?" ucap Reza membuyarkan lamunan Dara. "Gue liat, lo sedikit menjauh dari dia".

Dara menghela nafas. "Ya gitu deh. Kayaknya bola lebih penting daripada gue, Za. Belum lagi hobinya keroyokan mulu. Capek".

"Iya. Bingung gue sama tuh cowok. Gak ada capeknya berantem mulu. Ya walaupun dia berantem demi melindungi lo, Ra".

"Gue gak butuh dilindungi," ucap Dara.

***

NIRWANA MUDA AIKAWhere stories live. Discover now