Tok tok tok
Seseorang mengetuk pintu rumah Tara. Tara membuka pintu.
"Hai," ucap Gilang. Ia membawa seplastik buah untuk membuat Tara lebih baik dari sakitnya beberapa hari ini.
"Ada apa?" Tara tetap dengan nada ketusnya. "Ngomong di dalam aja".
Tara mempersilahkan Gilang duduk di kasur kamarnya.
"Aku ada kabar bagus".
"..."
"Kita liburan yuk".
"?"
"Kapan lagi kita punya waktu berdua".
Kalimat itu membuat senyum Tara sedikit merekah. "Maksudnya?" ucap Tara ketus, tetap tidak ingin menyerah, berkeras kepala.
"Teman aku tiba-tiba nawarin mau ikut liburan gak. Aku juga gak ngerti jelasnya. Tapi kalo kita bilang 'iya', dia akan jelasin lebih lanjut," ucap Gilang panjang lebar. "Jadi gimana, 'iya' gak?"
Tara menghela nafas. Ia sebenarnya malas jika harus melawan kebaikan hati Gilang yang selalu ditunjukkannya. "Boleh". Akhirnya ia menyerah.
"Yes!" Gilang membuka hpnya dan menghubungi Reza.
"Rez, gua jadi ikut ya. Gue sama temen gue,"
Oh hai, Lang. Iya siap. Nanti gue kabarin lagi yaa
***
"Kenapa sih? Masih marah?" tanya Gilang. Tara hanya menggeleng.
Sudah beberapa hari sikapnya tidak berubah.
"Jujur ya, Tar. Gua capek sama sikap lo yang kayak gini," ucap Gilang. "Lo pikir gua mau jalanin semuanya kayak gini. Gua butuh perhatian lo sedikit aja".
Gilang memakai tas punggungnya. "Pikirin dan baru lo bisa ngomong sama gua". Gilang melangkah keluar dari kamar Tara.
Ingin rasanya Tara menarik lengan baju Gilang. Namun apa daya, egonya lebih tinggi daripada semua itu.
***
YOU ARE READING
NIRWANA MUDA AIKA
FantasiTiba tiba satu pukulan keras menghadang wajah Reza. Aksa. Aksa telah menyadari kehadiran mereka sejak tadi. "REZA!!" teriak Dara. "AKSA APAAN SI?! LEPAS!" Dara sebisa mungkin melepaskan tangan Aksa dari kerah baju Reza yang tercengkram kuat. "DASAR...