5

189 19 1
                                    

"Apa yang terjadi, bung? Ada masalah?" Jisung sedari tadi menahan diri untuk tidak bertanya, menunggu sampai Sungchan sendirilah yang berbicara. Namun, sudah menit ke sepeluh Sungchan hanya diam dengan raut wajah yang begitu keruh. Maka dari itu Jisung coba bertanya, berharap pertanyaannya dapatkan jawaban.

"Kau bisa bercerita jika kau ingin, tidak juga tidak masalah." Jisung tahu bagaimana watak teman sedari kecilnya, selalu memendam masalah sendiri tanpa biarkan seorangpun tahu─ Entah Sungchan yang tidak mau membuat orang lain khawatir, ataukah Sungchan yang memang enggan untuk 'berbagi'─ Jisung hanya ingin meringankan setidaknya sedikit beban yang Sungchan tanggung dengan menjadi pendengar yang baik dan memberikan solusi jitu untuk menyelesaikan masalah.

"Tidak ada masalah yang terjadi, aku hanya sedikit lelah saja."

Namun, Sungchan selalu menutup diri. Biarkan menyendiri dan mengabaikan uluran tangan yang tiap kali ingin membantunya.

"Bodoh, jika kau lelah kenapa mengajakku ke pesta seperti ini?" Jisung berdecak kesal dan menegak habis air minum yang tersedia di mejanya. Berbicara dengan Jung Sungchan selalu membuatnya kesal.

Omong-omong keduanya sedang berada di rumah Shotaro, ditengah hingar bingar puluhan orang yang sedang menikmati acara dengan bernyanyi, berdansa dan melakukan hal lainnya yang menyenangkan. Berbanding terbalik dengan Sungchan dan Jisung yang memisah diri dari keramaian, berdiam diri di meja paling ujung yang tidak terlalu ramai.

Jisung sebenarnya terpaksa datang karena ajakan paksa dari oknum yang sedang melamun sembari memutar gelas kurang kerjaan. Jika saja tidak di iming-iming makanan gratis selama satu minggu, Jisung tak akan sudi bangkit dari kursi gaming nya hanya untuk menemani Sungchan yang sekarang malah mengacuhkannya.

"Jika tidak ada urusan lagi, lebih baik kita pulang. Aku muak berada disini."

"Kau suka seseorang 'kan? Bagaimana rasanya?" Pertanyaan tiba-tiba yang di lontarkan Sungchan mengundang kerutan bingung lawan bicaranya.

"Sebenarnya ada apa denganmu? Kau jatuh cinta 'kah?" Jisung benar-benar pusing sekarang, kepalanya sakit seperti di lempar sebuah batu. Sungchan itu rumit.

"Jawab saja."

Jisung kikuk, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sebelum menjawab pertanyaan Sungchan yang menurutnya cukup sulit. "Ya begitulah, saat bersamanya jantungku akan berdetak lebih cepat, tak jarang keringat dingin karena gugup. Tapi, di balik itu ada perasaan bahagia saat melihat bagaimana paras menawannya dan mendengar suara merdunya, apalagi bisa menghabiskan waktu bersama. Kau tahu seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutku, rasanya asing namun menyenangkan. Aku juga jadi sering memikirkannya, dan selalu ingin tahu bagaimana kabarnya dan apa yang sedang dia lakukan, yang paling menyebalkan nya aku menjadi posesif saat dia dekat-dekat dengan orang lain, padahal belum ada status apa-apa."

Jisung kembali mengingat saat pertama kalinya ia merasakan jatuh cinta. Perasaannya di bawa campur aduk antara bahagia, gugup, jengkel, marah, frustasi, dan sebagainya. Kebanyakan memang emosi negatif. Tapi, Jisung menyukai perasaan asing yang baru pertama ia rasakan, meskipun harus menahan cemburu apabila orang yang di sukainya berdekatan dengan orang lain, mengingat belum ada status resmi yang mengharuskan nya bertindak posesif.

Semua yang Jisung katakan benar, Sungchan mengalami hal yang sama. Namun, Sungchan tahu percintaannya amat sangat rumit karena Sungchan menyukai papanya sendiri.

"Kapan kau akan mengutarakan isi hatimu pada Chenle?" Sungchan mengganti arah pembicaraan, buat Jisung langsung melotot dan mengedarkan pandangan was-was. Takut ada yang mendengarkan obrolan mereka, apalagi ini topik rahasia yang hanya di ketahui oleh mereka berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAVORITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang