Chapter 10

816 155 24
                                    

Ku ketukkan jemari-jemari tanganku di atas meja berbentuk bulat ini. Sudah lebih dari 30 menit aku menunggu kedatangan Holly. Namun, Holly belum juga menampakkan wajahnya di depanku.

Segera ku ambil ponsel milikku, dan mengirimkannya pesan.

To: Holly

Aku sudah berada di restoran sejak 30 menit yang lalu.

Aku tetap menunggu kedatangan Holly. Karena, Holly sendiri meminta padaku untuk menemuinya di restoran tempatku bekerja. Entah dasar apa sehingga Holly ingin menemuiku. Dan bila kutebak, semua ini tidaklah jauh dengan seseorang yang dicintai Holly.

Aku tidak keberatan untuk mendengarkannya bercerita. Aku semakin senang, jika Holly bercerita tentang dirinya. Itu membuktikan bahwa Holly mempercayaiku tentang dirinya. Dan tentu, aku tidak akan mengecewakannya. Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk berusaha tidak mengecewakan sahabatku--Holly Hampton.

"Maaf, aku terlambat." Ujar Holly secara tiba-tiba yang kemudian dilanjutkan dengan menaruh tasnya di sebelah kursi kosong.

"Tidak apa-apa, Holly. Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanyaku langsung.

Bulir-bulir keringat membasahi wajah Holly. Apa Holly berlari untuk sampai ke restoran?

"Astaga, Leana. Aku akan memesan makanan dan minuman terlebih dahulu, oke? Jangan terburu-buru. Kita masih mempunyai waktu banyak, bukan?"

Aku mengangguk dan tersenyum. Sejujurnya, aku merutuki diriku sendiri yang terlalu memaksanya bercerita. Ini terlihat seperti aku selalu ingin mendesak Holly.

"Maafkan aku, Holly."
**

Holly mulai menyesapi teh lemon miliknya, sebelum angkat bicara.

"Aku akan memberimu sebuah petunjuk untuk menebak seseorang tersebut."

Aku terlihat bingung atas ucapannya. "Aku tidak mengerti, Holly."

"Kau tidak perlu mengerti. Aku hanya akan memberimu sebuah petunjuk, oke? Kau siap?"

Aku terdiam sejenak untuk berfikir. Mengapa rasa ketakutan begitu memuncak pada diriku sendiri? Bagaimana jika ketakutan ku selama ini menjadi sebuah kenyataan?

"Baiklah. Aku siap,"

Holly terlihat membenarkan posisi duduknya. "Well, aku dan dia sudah dekat. Dan kau tahu--kita mempunyai inisial yang sama. Berawalan dari huruf H."

Tanganku bergetar seketika saat mendengar ucapan Holly. Mungkin kali ini pikiranku dipenuhi oleh sesosok Harry, Holly, serta sesosok H lainnya. Dan aku pun teringat sesuatu. Dikampusku terdapat banyak mahasiswa yang berawalan dari huruf H.

"Kau tidak perlu menebaknya, oke? Dan--Leana. Bagaimana dengan dirimu sendiri?"

"Aku tidak yakin dengan perasaanku sendiri, Holly. Aku takut mencintai seseorang yang salah. Aku takut jika seseorang tersebut adalah terbaik untukku, namun tidak terbaik untuk orang lain. Aku hanya takut akan ada pihak yang tersakiti bila aku mencintainya."

Dan Holly pun diam dalam seribu bahasa.
**

HELLOOOOO!!!
tjie balik lg
gue udh lama ga update readernya pada kabur yHAAA
dua hari lg selese ukk!

SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang