Chapter 9

832 163 15
                                    

"Leana? Apa kau sibuk?"

Aku mengerjap beberapa saat, setelah melihat Patricia--salah satu staff di restoran ini berdiri dihadapanku.

"Tidak, Patt. Ada yang bisa kubantu?"

Patt melihatku sekilas sebelum angkat bicara. "Bisakah kau menggantikan ku sebentar untuk menjadi pelayan? Mencatat menu yang mereka pesan, dan membawanya ke dapur? Aku mempunyai sebuah urusan mendadak."

Aku mengangguk, dan melontarkan sebuah senyuman. "Akan kulakukan, Patt. Sekarang, pergilah. Aku akan menggantikanmu."

Dan Patt pun berjalan menjauh dariku. Aku segera bangkit dari tempat duduk ku, dan mulai mengambil sebuah note, buku menu, serta sebuah pena.

Ini adalah pertama kalinya aku menggantikan Patt, untuk menjadi pelayan. Sungguh, aku tidak terbiasa untuk ini. Dan aku lebih memilih untuk menjadi seorang penjaga kasir.

Kulangkahkan kakiku menuju meja nomer 12, dan menyerahkan buku menu.

"Apa kau ingin memesan sesuatu, Tuan?" Tanyaku ramah kepada seorang laki-laki dihadapanku.

Ia tidak membalasnya. Dan masih membolak-balikan buku menu. Aku masih menunggunya untuk mengucapkan sepatah kata pesanan makanan. Namun, ia tak kunjung mengatakan sesuatu.

"Aku akan memberikanmu waktu sebentar untuk melihat menu makanan." Ujarku sedikit geram.

Lelaki tersebut masih terdiam memandangi buku menu pesanan. Aku masih melihatnya saat menunduk. Tunggu, apa aku pernah melihatnya sebelumnya? Aku seperti merasa pernah bertemu dengannya. Tapi aku tidak bisa mengingatnya, karena lelaki ini tidak menunjukkan wajahnya.

"Satu fajitas, dengan minuman orange juice." Jawabnya setelah sekian detik. Lelaki tersebut masih tertunduk, dan menutup buku menu pesanan.

Ia menaruhnya dihadapanku. Dan kini, aku tersenyum senang karena ia menampakkan wajahnya.

"A-astaga, Harry?!"

Ini sungguh diluar dugaanku. Bagaimana bisa, aku tidak mengenali sosok Harry?

Harry tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. "Leana! Dugaanku benar."

Dugaan? Apa yang dimaksud dengan dugaanku benar? Apa Harry menebak-nebak jika aku bekerja di sini?

"M-maksudmu? Kau menebak aku bekerja disini?" Desisku pada Harry.

"Tidak. Holly menceritakan tentangmu. Holly bercerita, bahwa kau bekerja pada sebuah restoran. Dan aku ingin membuktikannya. Well, ternyata itu benar."

Aku terkekeh mendengarnya. Aku segera mencatat pesanan Harry beberapa detik yang lalu, dan pergi menuju dapur untuk memberikannya pada juru masak di restoran ini.

Senyuman tulus atas rasa senang turut serta menghiasi wajahku. Aku cukup merasa senang jika Harry ingin menemuiku dengan tujuan untuk membuktikan perkataan Holly. Dan kupikir, mengapa Holly memberitaukan pekerjaanku kepada Harry? Apa Harry menanyakannya?

Pikiranku kembali bercampur dengan semua perasaan senang, serta bimbang. Dan aku baru menyadari satu hal.

Mengapa Harry harus menanyakan hal tersebut pada Holly?

Aku kembali beberapa saat setelah pesanan Harry sudah selesai dibuat. Aku mengambilnya, dan kemudian menaruhnya di atas nampan untuk diberikan pada Harry.

"Selamat menikmati, Styles."

Harry terkekeh mendengar ucapanku. Aku segera berbalik arah untuk kembali menuju tempatku. Namun, suara Harry berhasil memberhentikan arah tujuanku.

"Apa kau mau menemaniku untuk makan siangku kali ini?"

Aku terdiam sesaat. "Maaf, Harry. Aku tidak bisa. Well, kau tahu, aku sedang dalam jam kerjaku."

"Baiklah, Leana. Aku mengerti. Dan kurasa, mungkin aku akan segera menyantap makanan ini. Aku juga harus pergi ke suatu tempat."

Aku hanya tersenyum dan kembali ke tempat tujuanku. Dalam sekejap, senyumanku pudar saat mengingat Harry mengatakan "suatu tempat."

Mengapa hal tersebut terasa sangat mengganjal bagiku?
**

Waktu di jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. Dan itu artinya, jam kerjaku sudah habis. Bekerja paruh waktu selama 5 jam cukup menguras waktu, serta tenagaku.

Aku kembali ke ruangan khusus karyawan, dan mulai mengganti bajuku.

"Sampai jumpa besok, Patt!"

Kulangkahkan kakiku untuk keluar dari restauran ini. Kali ini, aku tidak membawa mobil sedanku karena sedang berada di bengkel. Dan dengan terpaksa, aku harus menggunakan bus umum untuk berpergian.

Sekitar 20 menit waktu perjalanan, kini aku berada di dalam kamar apartmentku. Ku ambil ponsel milikku, dan ada sebuah pesan notifikasi dari Holly.

Holly: Kau ingat tentang ceritaku saat dia mengajakku untuk pergi ke bioskop bersamaku? Well, ini terbukti, Leana! Aku sedang berada di dalam gedung bioskop bersamanya. Akan ku ceritakan lebih lanjut lain kali. Oke?

Aku tersenyum senang saat membacanya. Holly sudah menemukan kebahagiaannya. Bagaimana dengan diriku sendiri? Sempat terbesit rasa kekesalan yang memuncak pada diriku sendiri.

Aku masih bertanya pada diriku sendiri. Siapa lelaki yang selama ini menghiasi hari-hari Holly? Mengapa ia sangat menutupinya dariku?
**
double update lagii!
vomments?thank you:)x

SadnessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang