3. Syarat

30.5K 748 55
                                    

"Eve..."

.

.

Eve menoleh, sedetik setelah pandangan mereka bertemu, Eve langsung menunduk lagi. Ia tak pernah berani menatap mata pria yang berstatus kakaknya itu. 

"Kakak mau Eve buatkan sesuatu?" Eve bertanya dengan suara pelannya.

Darrel tak bersuara namun pandangannya menatap lurus pada gadis di depannya. Darrel mengerakkan tangannya, menepuk pahanya menyuruh Eve untuk duduk. Jantung Eve masih bergedup begitu kencang karena Darrel yang tiba-tiba memelukknya dan sekarang pria itu menyuruh Eve duduk di pangkuannya?

Telapak tangan Eve mendadak basah dan jemarinya bergerak gelisah, entah kenapa situasi ini membuatnya sedikit tak nyaman. Eve pernah mendengar bahwa orang akan sangat berbahaya dan bersikap di luar kendali jika sedang mabuk. 

"K-kakak sedang mabuk" Eve berucap begitu pelan.

Ya, pria itu memang sedang di bawah pengaruh alkohol, namun Darrel bukanlah pria yang mudah mabuk.

"I'm not drunk, Eve.." balas Darrel dengan suara yang begitu berat, membuat tubuh Eve merinding.

Gadis itu kian yakin bahwa saat ini Darrel tengah mabuk. Pria itu tak akan bersikap seperti tadi jika dalam keadaan normal!

Pilihannya dua. 

Dekati atau jauhi.

Sekalipun Darrel adalah kakaknya, tapi hubungan mereka sangat buruk sebagai keluarga. Jika dalam keadaan normal saja Darrel begitu terang-terangan mengibarkan bendera kebencian padanya, apalagi dalam keadaan mabuk seperti ini.

Bisa habis Eve!

Gadis itu mengigit bibirnya, tanda bahwa ia benar-benar gugup.

"Eve akan ambilkan obat pereda mabuk" ucap Eve yang sontak mengundang tatapan tajam Darrel. 

Damn~

Gadis itu baru saja menolaknya! 

Rahang Darrel kian mengeras, matanya mengekori punggung gadis yang kini tengah berjalan menuju dapur. Eve mengabaikan perintahnya dan Darrel bukanlah pria yang suka menerima penolakan. Dari kejauhan Eve dapat merasakan panas pada tubuhnya, mata Darrel seolah ingin membakarnya karena Eve telah secara sadar membuat pria itu marah.

Setelah hampir 5 menit berkutat di dapur, Eve kembali menghampiri Darrel. Ia menyodorkan segelas air dan pil pereda mabuk pada kakaknya itu. Darrel menatap uluran tangan Eve dalam diam, tatapan matanya mendadak meredup.

Pria itu kembali beralih pada Eve dan tanpa aba-aba Darrel menarik tubuh gadis itu hingga kini Eve duduk tepat di pangkuannya. Tentu saja tidakan Darrel yang tiba-tiba seperti itu membuat Eve kaget, beruntung gelas dan pil yang ia pegang tidak terjatuh.

Darrel menyelipkan tangannya melingkari pinggang ramping Eve dan menatap gadis bersurai panjang itu sayu.

"Kak.." suara Eve terdengar tercekat karena perlakukan tak biasa dari pria itu. Eve bergerak gelisah, namun Darrel semakin mengeratkan kaitan tangannya.

Bhus~

Bau alkohol..

Eve sontak menahan nafasnya ketika Darrel mulai mendekatkan wajahnya.

"Didn't I tell you? I'm not drunk..." bisik Darrel tepat di telinga Eve dengan suaranya terdengar begitu serak.

Eve dapat merasakan lagi betapa berat dan hangatnya hembusan nafas Darrel menyapu kulit lehernya di sebelah kiri. Tubuh Eve kembali meremang dibuatnya, kedua tangan Eve mencengram erat gelas dan pil obat yang hendak ia berikan pada Darrel tadi.

SEXY BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang