4

372 25 4
                                    

Hari sudah berganti. Pagi ini Hesa sudah bersiap untuk pergi ke sekolah Harsa

Hesa gugup. Dia tak tahu harus kemana, dia tak tahu di mana letak kelas Harsa. Walau kemarin Harsa sudah memberitahunya letak kelas Harsa tapi tetap saja Hesa lupa

Hesa berjongkok didekat gerbang, ia melihat sekeliling. Sudah sepi, sepertinya mahasiswa lainnya sudah sampai di kelasnya masing-masing

Hesa menunduk, menyembunyikan wajah pada lipatan tangannya

"Hesa harus kemana?" tanya Hesa entah pada siapa

Keasikan menunduk, Hesa sampai tidak sadar bahwa ada orang yang menatapnya dengan tatapan heran

"Harsa? Lu ngapain jongkok di sini?" tanya orang itu

Hesa mendongak, dia menatap orang di depannya dengan tatapan bingung

"Kamu siapa?" tanya Hesa

"Lohhh. Lu lupa sama gw? Sa lu serius? Sahabat sendiri lu lupain?" orang di depan Hesa menatap Hesa dengan tatapan tak percayanya

'Hesa ga lupa hiks tapi Hesa memang engga kenal sama kamu' batin Hesa

"Maaf" lirih Hesa, ohh atau sekarang kita sebut Harsa kw saja?

"Ck. Lu kenpa si Sa? Apa gagara kena bola minggu lalu lu jadi lupa ingatan?" tanyanya masih g percaya

"Huum mungkin?" cicit Harsa kw

"Ck gw Jevano, sahabat lu"

"Ohh kamu Jevano?" tanya Hesa memastikan

"Iya Sa. Ah lu kok jadi lemot gini sih?" Jevano mendekat ke arah Hesa. Dia berjalan memutari Hesa

"Lu kok habis liburan jadi makin berisi trus kulit lu juga makin gelap?" tanya Jevano bingung

Hesa diam. Dia bingung ingin menjawab apa

"Eee mungkin karna pas libur aku makan banyak sama sering berjemur"

"Ohhhh gitu. Gimana liburannya, seru ga?" tanya Jevano

"Humm seruuuuu bangett, aku seneng banget pas liburan kemarin" bohong. Hesa bohong tentunya, dia bahkan tak liburan

"Bagus deh kalau lu seneng" Jevano menatap Hesa dengan intens

"Harsa" panggil Jevano

Hesa yang tadinya fokus ke depan pun menoleh ke arah Jevano

"Kenapa No?" Tanya Hesa

"Gw lagi pengen nih, yuk ke uks nanti gw suruh Naufal buat izinin kita" Jevano menarik Hesa tanpa persetujuan dari yang ditarik

Hesa pun cuma diem aja, dia ga paham sama maksud Jevano

Sesampainya di depan ruangan yang Hesa yakini adalah uks, Hesa masih bingung kenapa Jevano ngajak dia kesini

Trus ini Jevano pengen apa?

"Tunggu bentar ya" ucap Jevano

Jevano mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang

"Halo Na, lu dimana?" tanya Jevano saat panggilannya tersambung

'koridor, mau ke uks gw' jawab orang di sebrang sana

"Cepetan Na gw tunggu depan uks" Jevano menutup kembali panggilan itu lalu dia beralih menatap Hesa yang lagi kebingungan

"Seminggu ga ketemu, lu kok jadi gemes gini si Sa. Gw makin ga rela aja kalau lu pacaran sama abang gw" Jevano berucap sambil mencubit pipi Hesa

"No udahh ih j-jangan gitu" entah kenapa Hesa jadi takut sekarang

Kenapa sahabat Harsa kyk gini banget ya, Hesa jadi was-was sama orang ini

"Sa. Eluu... Takut ya sama gw?" tanya Jevano saat melihat Hesa yang menghindari kontak mata dengannya

Jevano mendekat. Dia memeluk Hesa lalu membisikan sesuatu tepat di telinga Hesa

"Jangan takut. Bukankah kita sudah sering ngelakuinnya"

Jevano tersenyum miring lalu mulai meraup bibir plum Hesa

Sedangkan Hesa hanya diam. Ini salah, seharusnya hanya Kaivan yang boleh menyentuhnya. Dia hendak menolak ciuman ini tapi saat mendengar kata 'sudah sering' dia urungkan niatnya, dia takut nanti Harsa marah padanya

Alhasil Hesa hanya mampu diam menerima setiap sentuhan Jevano

Kini tangan Jevano sudah berada di dada Hesa, tepat di puting pink Hesa. Dia mengusap puting itu lalu diremasnya puting Hesa dari luar seragam yang Hesa kenakan

Jevano melepas ciuman mereka. Entah kenapa dia merasa ciuman ini berbeda dari ciuman-ciuman yang dulu ia lakukan bersama Harsa

Jevano merasa ia kecanduan dengan ciuman tadi. Entahlah padahal dia sering mencium atau bahkan melakukan hubungan badan dengan Harsa, tapi dia tak pernah merasakan gejolak ini. Dia merasa bahwa di perutnya ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan dengan bebas

Jevano menatap mata Hesa. Mata itu menatapnya dengan tatapan polos yang mampu membuatnya merasakan debaran yang super duper uwau di dadanya

Jevano menggelengkan kepalanya brutal. Dengan cepat dia lepas celananya lalu beralih melepas celana Hesa

Hesa masih diam. Dia tak berani menolak keinginan Jevano

Jevano membalik badan Hesa. Dia meludahkan lubang anus Hesa lalu beralih mengocok penisnya sendiri

Perlahan dia memposisikan penisnya di depan lubang Hesa. Dia dorong penisnya hingga kini kepala penisnya sudah masuk ke dalam lubang Hesa

"Akhhh Vano sakitt" rintih Hesa saat merasa perih di lubangnga

"Tahan sayang. Lu bakal ngerasain kenikmatan seperti biasanya ahhhh" Jevano mendesah kala penianya sudah masuk sempurna di lubang Hesa

"Akhhhh sakit Vanoo hiks keluar nghhhh kan" isakan Hesa keluar. Meskipun ia dan Kaivan sering melakukan hubungan badan tapi ia akan tetap merasakan sakit dan perih saat ada penis yang memasukinya

"Ahhhh lu nikmat Sa ahhhh" Jevano mulai menggoyangkan pinggulnya tanpa memperdulikan isakan Hesa

"Nghhhh Vanooo anghhhh" Hesa mulai mendesah nikmat saat rasa sakit itu perlahan menghilang dan digantikan dengan rasa nikmat yang amat luar biasa

"Yaahhhh lubang jalang lu emang yang terbaik Sa ahhhhh lihat lubang lu jepit penis gw kuat bangeth ahhhhh Harsa"

Hesa menumpukan tangannya di pintu uks saat Jevano menggenjotnya dengan brutal

Jevano mendongakkan kepalanya ke atas kala ia merasa puncaknya akan datang

"Akkhhhh Harsa" desah Jevano kala pelepasanya datang

Ahh bercinta dengan gaya berdiri memang yang terbaik.

HesaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang