HAI HAI HAI! Sebelum baca jangan lupa vote yaaa, komen juga di setiap paragraf!
HAPPY READING!
*****
"Kalea!" teriakan melengking yang bersumber dari arah belakang membuat Kalea berdecak malas, lalu ia berhenti dari jalannya dan menghadap kearah suara dengan satu alis terangkat.
Seolah tau maksud dari Kalea, Albie langsung berlari kearah Kalea dengan di ikuti oleh anggota inti Bravinder Gang di belakangnya. "Le, nanti malem mau ada balap sama geng Aodra. Lo.. ikut kan?" tanya Albie yang kini merangkul bahu Kalea.
Kalea terdiam sebentar, kemudian ia menggeleng pelan. "Kayanya, gue ga ikut deh."
Albie yang mendengar itu berdecak. "Yah, masa gue cewek sendiri si? Lagi ga asik tau kalo ga ada lo."
Kalea menghela nafas lelah, ia lalu berjalan dan langsung di ikuti yang lain. "Gue sebenernya juga mau ikut bie, tapi ya gimana? Gue harus ikut ke acara penting bokap gue, lo kan tau sendiri gimana bokap nyokap gue. Kalo gue ga ikut bisa abis gue."
Mereka yang mendengar langsung berdecak kesal. Orang tua Kalea memang selalu seperti itu, menuntut segala sesuatu yang mereka mau. Bahkan, abang kandung Kalea pun sekarang pergi entah kemana karna tuntutan dan kekangan dari orang tuanya sendiri.
"Ya udah, gapapa jangan di paksa kalo lo ga bisa ikut le. Nanti kita vc an aja kalo lo emang mau liat pertandingannya," ucap Vegas membuat Kalea tersenyum kecil.
"Oke. Makasih guys udah mau ngertiin gue, maaf gue ga bisa ikut acara nanti malem," ucap Kalea yang langsung dapet anggukan dari teman-temannya.
"Gapapa. Udah ah ayo kantin, laper gue," ucap Jo.
*****
Kini di markas Aodra mereka sedang membahas acara balap nanti malam. Dengan serius mereka mendengarkan semua ucapan sang ketua dengan baik. "Intinya, kita jangan ada hal curang atau apa pun itu. Gue ga mau sampe ada kecurangan disini, Paham?" tanya Gavriel setelah berbicara panjang.
"Paham, el."
"Jadi, nanti malem lo ikut kan? Dari dulu lo ga pernah ikut kalo soal ribut sama anak Bravinder," ucap Reyhan yang langsung diangguki yang lain.
"Tau lo el, kenapa si ga pernah ikut kalo soal ribut sama Bravinder atau pun Black Moon? Ga mungkin kan kalo lo takut?" ujar Robby.
Gavriel menghela nafas kasar mendengar pertanyaan-pertanyaan dari sahabatnya. "Ngga, Bukannya gue takut sama mereka. Gue cuma belum siap kalo nanti salah satu dari anggota mereka ada yang kenal gue dan mereka aduin ke ortu gue, dan alhasil gue dipaksa balik kerumah neraka itu." jelas Gavriel panjang lebar.
Anggota Aodra yang mendengar itu langsung terdiam.
"Emang lo beneran ga ada niatan buat balik, El? Emang lo ga kangen ortu lo atau adek lo?" pertanyaan yang muncul dari mulut Deren membuat Gavriel terdiam.
Jauh dari lubuk hatinya ia sangat rindu kepada orang tua dan adik nya, terlebih kepada adiknya yang dulu selalu bersama kemana pun. Lima tahun berpisah membuat rasa rindu itu terus menghantam perasaannya. Entah ia juga sudah tak tau adiknya itu tinggal dimana. Dulu sewaktu ia masih sering memantau adiknya, tetapi sekarang ia sudah tak tau dimana kabar adiknya itu. Tiga tahun yang lalu, saat ia berkunjung kerumahnya ternyata rumah itu sudah di jual dan orang tua serta adiknya pindah entah kemana.
"Kangen, gue kangen banget. Apalagi sama adek gue, gue ga bisa boongin perasaan gue kalo gue kangen sama dia, tapi gue juga ga mau kalo harus terus terusan di siksa sama dua orang tua gue," ucap Gavriel, membuat teman-temannya menepuk pundak Gavriel, berusaha menguatkan lelaki itu.
"Udah, jangan dibahas. Mending jawab pertanyaan gue, yang tadi. Jadi gimana? Lo ikut kan?" celetuk Robby. Ia sengaja mengalihkan topik karna ia merasa suasana sudah canggung dan merasa kalau Gavriel kini tengah bersedih.
"Iya, nanti malem gue ikut."
****
"Halo? Apalagi si pah?" kesal Natra yang kini sedang berbicara kepada papahnya melalui sambungan telfonnya.
"Natra! Dengerin papah dulu, kamu ni dari tadi mematikan sambungan telfon secara sepihak saja! Tidak sopan kamu, Natra."
Natra berdecak malas. Berbicara dengan papahnya akan selalu membuatnya pusing. "Yaudah, cepet mau ngomong apa? Natra sibuk."
"Nanti malam kamu harus ikut papah ke acara penting bersama kolega kolega papah. Papah mohon kamu datang, karna mereka semua akan membawa anaknya dan papah akan ajak kamu, jadi papah mohon kamu datang dan gunakan pakaian rapih dan sopan."
"Ga bisa, Natra sibuk."
"Ayolah nak, sekali saja. Lagi pula nanti akan banyak anak anak seumuran kamu, jadi kamu akan mempunyai banyak teman disana. Jadi, papah mohon kamu datang. kalau tidak kamu tau sendiri akibatnya, Natra."
"Nanti malem Natra kerumah," setelah mengatakan itu ia langsung mematikan sambungan telfonnya dan bergegas pergi.
*****
HAI HAI HAI! GIMANA GIMANA? PUSING GAAA? AKU HARAP SI NGGA YAA..
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SAYANG SAYANG KUU
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIDAD
Non-FictionCerita ini menceritakan tiga geng motor besar yang saling membenci satu sama lain. Tiga geng itu sering kali mengadu kekuatan. Bahkan, bukan hanya kekuatan kadang juga mereka melakukan balapan dan tantangan seru lainnya. Siapa sangka tiba tiba merek...