Happy reading guys!
*****
Malam ini tepat pukul 10.27 semua anggota Aodra dan Bravinder Gang sudah berkumpul diarea balap. Hanya tinggal menunggu tiga menit lagi acara akan berjalan. Kini yang beradu balap hanya Gavriel dan Adhika. Mereka akan mengadu skill ketua mereka. Gavriel yang tak pernah muncul, kini muncul dan memperkenalkannya sebagai pemimpin Aodra.
Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa pertandingan akan segera dimulai. Kini Gavriel dan Adhika sudah berada di posisi mereka masing-masing. Bersiap untuk menancap gas mereka saat pistol ditarik. Seorang wanita dengan pakaian sexy berjalan dihadapan Gavriel dan Adhika. Pistol yang mengarah ke langit perlahan ditarik. Dan..
DOR!!
Mendengar suara pistol yang sudah ditarik keduanya langsung menarik pedal gas mereka. Saling menggas dengan kecepatan diatas rata-rata. Kini posisinya Adhika berada diurutan pertama. Membuat Gavriel kembali menambah kecepatannya. Saat berada ditikungan pertama Gavriel memelankan pedal gasnya, setelah berhasil melewati tikungan itu Gavriel kembali menaikan kecepatannya. Hingga kini posisi Gavriel berada diurutan pertama. Gavriel terus saja di posisi pertama, membuat Adhika kembali menambah kecepatan lajunya. Melihat ada tikungan terakhir yang cukup tajam Adhika memelankan laju motornya, setelah merasa aman sudah melewati tikungan itu ia langsung menarik pedal gas nya dengan kecepatan full. Hingga tak sadar ia sudah berhasil melewati Gavriel dan sebentar lagi ia akan melewati garis finish.
Cittt...
Tepukan tangan dari para penonton dan sorakan mereka kini meramaikan arena balap. Anggota Bravinder Gang dan Aodra kini menghampiri ketua mereka masing-masing. Anggota Bravinder Gang bersorak heboh saat ketuanya, Adhika. Memenangkan pertandingan itu. Saat mereka sedang asik bercanda dan tertawa, tiba-tiba panggilan seseorang membuat mereka menoleh.
"BANG DHIKA!" seseorang yang memanggil Adhika kini berlari dan langsung memeluk Adhika.
"Bang Dhika, ish! Kok balapan lagi sih! Kan Cellyn pernah bilang Bang Dhika ga boleh balapan lagi. Bang Dhika juga uda janji tuh," Cellyn merenggut kesal menatap Adhika.
"Eh, hehe. Maaf ya, sayang? Lagian kamu kesini sama siapa?" tanya Adhika yang kini merangkul bahu Cellyn.
Cellyn membalikan badannya, tangannya tepat menunjuk seseorang yang kini menatap Adhika. "Sama Bang Abim."
Adhika menatap Abim dengan pandangan permusuhan. Tangannya terkepal kuat tanpa sepengetahuan Cellyn.
Jo yang melihat kepalan tangan Adhika langsung berjalan mendekat dan merangkul tangan Cellyn. "Cellyn, disana ada es krim. Mau coba?" tunjuk Jo pada salah satu kedai es krim yang jaraknya lumayan jauh dari tempat mereka saat ini.
"Boleh deh, Bang. Ayo," setelah Cellyn mengatakan itu, ia langsung pergi bersama Jo.
Melihat Cellyn sudah pergi bersama Jo, Adhika langsung berjalan perlahan menghampiri Abim. Tangannya terkepal, matanya menatap tajam Abim yang juga menatapnya.
"Maksud lo apa? Hah? Ngapain lo bawa Cellyn kesini? Lo tau kan tempat ini ga baik buat dia." ujar Adhika.
"Dia dari tadi nyari lo. Ngerengek-ngerengek, kalo ga gue bawa kesini yang ada nangis dia. Lagian lo tau tempat ini ga baik, tapi lo masih aja sering kesini, ya?" jelas Abim.
"Urusan, lo? Mau gue kesini atau ngga, itu bukan urusan lo. Lo bukan siapa-siapa dihidup gue, ga usah sok peduli." ucap Adhika, sebelum ia pergi menyusul Cellyn dan Jo.
Melihat adik tirinya pergi, Abim menghela nafas pasrah. Lalu ia menatap teman-teman Adhika dan tersenyum tipis. "Gue balik duluan ya? Titip Adhika sama Cellyn."
Setelah melihat anggukan dari teman-teman Adhika, ia langsung pergi dari sana menggunakan mobil hitamnya.
*****
Kalea kini sedang merenung, ia masih memikirkan ucapan Natra tadi. Setelah Natra menjawab pertanyaannya, Kalea langsung terdiam. Sejujurnya band itu memang sangat terkenal, ia juga sangat ingin bergabung. Tetapi, Leader band itu adalah musuh bebuyutan Bravinder Gang.
Kalea kembali mengingat ucapan Natra sebelum orang itu pergi dari hadapannya. Kata-kata yang membuat Kalea lagi-lagi terdiam.
"Kenapa?" tanya Natra saat melihat Kalea terdiam.
Kalea menatap Natra ragu. Dia harap pikiran tadi tidak benar adanya. "Lo.. ketua Black Moon?"
Natra mengerutkan keningnya. "Iya, kenapa? Lo tau?" balas Natra. "Eh, tapi, kayanya gue pernah ngeliat lo deh, tapi.. dimana ya?"
Mendengar itu ia terlihat lesu, sepertinya dirinya memang tak di perbolehkan menjadi anggota band. "Gue.. Kalea. Anak Bravinder Gang."
Sekarang, giliran Natra yang terdiam. Umpatan kasar ia ucapkan didalam hatinya. Yang tadinya ia ingin mendekatkan diri dengan Kalea, kini usahanya akan gagal sebelum memulai. Tiba-tiba mulutnya mengeluarkan kata-kata yang sangat-sangat dilarang dengan kedua geng itu. "Ya udah, lo udah setuju masuk kan? Jadi, lo ga bisa ngundurin diri lo gitu aja," ucapnya lalu ia pergi entah kemana.
*****
Ciee elah, benih benih
janlup tanda bintangnya sayangggkuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
UNIDAD
Non-FictionCerita ini menceritakan tiga geng motor besar yang saling membenci satu sama lain. Tiga geng itu sering kali mengadu kekuatan. Bahkan, bukan hanya kekuatan kadang juga mereka melakukan balapan dan tantangan seru lainnya. Siapa sangka tiba tiba merek...