04. Jujur

1 3 0
                                    

HALLOO HALLOOO! ketemu lagi gaiss
gimana hari ini? seru kan pstiiii. seruuu donggg, uda siap kenalan sama Albie? Harus siapa la yaaaa

jangan lupa vote dan komennya cintaaa

*****

Plak!

Tamparan keras itu meluncur dengan mulus ke pipi mulus Albie. Tamparan yang berasal dari Ibu tirinya itu sangat lah kuat, hingga menimbulkan bekas merah pada pipi Albie Nayya.

Albie yang baru saja mendapatkan tamparan, kini menatap Ibu tirinya dengan tajam. Tangannya mengepal erat penuh dendam.

"Kamu tuh ya kerjaannya keluyuran mulu, nongkrong sana sini sampe pagi. Ingat Ayah kamu sekarang lagi pergi keluar kota, jadi, ga akan ada yang bisa belain kamu lagi sekarang!" ucap Ibu tirinya yang tak lain adalah Merlynda.

Tangan Merlynda kini bergerak menjabak rambut panjang Albie. Membuat Albie berteriak kesakitan.

"Aakhhhh! Lepas" teriak Albie. Melihat Merlynda tidak meresponnya, ia berusaha melepaskan tangan Merlynda, tapi, usahanya itu sia-sia. "Lepasin bangsat!"

Merlynda melebarkan bola matanya mendengar bentakan kasar yang keluar dari mulut Albie. "BERANI KAMU SAMA SAYA? HAH? BERANI? MACEM MACEM YA KAMU!" teriaknya. Tangannya yang masih menjambak rambut Albie kini ia benturkan ke salah satu meja kayu yang berada di belakangnya.

Bugh!

Benturan keras itu terdengar sangat kencang dipendengaran Albie. Kepalanya berdenyut nyeri, tangannya bergerak memegang salah satu sisi kepala yang menurutnya paling sakit. Saat ia pegang, tiba-tiba darah mengalir melalui tangannya dan menetes mengenai lantai dan pakaiannya.

Pandangannya tiba-tiba terasa buram. Dilihatnya Merlyanda panik dan pergi begitu saja, meninggalkan Albie sendiri. Perlahan tangannya merogoh saku jaketnya dan mendapati ponselnya. Dengan cepat ia mengetikan bantuan ke grup inti Bravinder Gang. Setelah mengetikan itu entah kenapa pandangannya seketika gelap, semuanya menjadi hitam.

*****

Kalea berlari mencari ruangan tempat Albie dirawat. Tadi saat dirinya sedang asyik menonton tv tiba-tiba ia di telefon Jo yang mengatakan Albie dilarikan kerumah sakit. Saat itu juga Kalea langsung pergi menggunakan motornya tanpa mengganti pakaian dan mematikan tv nya.

Saat mendapati beberapa anggota Bravinder, ia langsung menghampirinya dan tanpa banyak basa basi ia langsung membuka pintu ruangan Albie.

Brak!

Dorongan kuat dari Kalea kini membuat semua orang yang ada disana terkaget dan menatapnya tajam. Jujur, ia tidak peduli.

"Anjing lo, Le. Bikin kaget aja," celetuk Vegas yang kini tengah mengusap dadanya.

Kalea tak memperdulikan itu, ia langsung menghampiri Albie dan memeluknya. "Ih lo kenapa? Kok bisa gini? Jatoh? Atau siapa? Siapa yang buat lo kaya gini? Hah? Bilang sama gue!" serbu Kalea.

Albie yang mendengar itu pun hanya terkekeh pelan. Sahabatnya itu memang benar-benar heboh.

"Gue gapapa, Le. Luka kaya gini mah kecil," ucap Albie, santai.

"Kecil kecil pala lo kecil! Pala lo sampe diperban gitu, udah deh jujur aja. Siapa yang buat lo kaya gini?" tanya lagi Kalea. Matanya menatap tajam Albie. Albie yang melihat itu hanya tersenyum tipis.

"OH! Oh gue tau siapa pelakunya. Siapa lagi kalo bukan nenek pengkor itu kan? Awas aja dia, gue kasi pelajaran sekarang juga!" ucap Kalea, yang bersiap akan pergi. Namun tangannya dicekal oleh Adhika.

"Udahlah, Le. Biarin aja, dia orang tua kalo lo lupa. Biarin nanti kena batunya sendiri dia," ucap Adhika.

Kalea menghela nafas kasar. Sebenarnya ingin sekali ia menghajar nenek pengkor itu. Namun apa boleh buat jika teman-temannya saja tidak mengizinkannya?

"Ck, rusuh lo!" kesalnya lalu berjalan kearah sofa dan mengambil satu buat jeruk.

"Yeu, asal comot-comot aja lo! Itu gue beliin buat Albie! Balikin gak? Balikin!" omel Jo.

"Elah, Jo. Lo pelit amat sama gue, timbang satu doang!" kesal Kalea.

"Ya udah, satu aja ya. Awas lo ngambil lagi!"

"Dih, gue beli satu tokonya sekalian!"

Teman-temannya yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

*****

Kini Kalea, Adhika dan Vegas sedang ada di Kantin rumah sakit. Tadi sewaktu mereka sedang berbincang tiba-tiba saja perut Kalea terasa begitu sakit.

"Nih, cepet makan," suruh Vegas dengan memberikan satu mangkuk bubur.

Kalea melebarkan bola matanya. "Lo kira gue Albie? Ga, gue ga mau."

"Makan, Le."

Kalea berdecak kesal saat melihat Adhika dan Vegas menatapnya tajam.

Saat sedang asyik menyantap makanannya, tiba tiba ia teringat sesuatu. Ia terdiam sejenak lalu kembali menatap Adhika dan Vegas yang juga menatapnya bingung.

"Ngomong aja," ujar Vegas.

"Eum.. gue.. gue.." Kalea berdecak kesal. Kenapa mulutnya ini sangat sangat menyebalkan? Huh, ia akan mencobanya lagi. "Tapi kalian jangan marah, ya?"

Adhika dan Vegas menyerngitkan dahinya bingung. "Apa? Kita ga akan marah kalo lo ga ngelakuin kesalahan."

"Gue.. gue gabung ke club band," ucap Kalea pada akhirnya.

"Loh bagus dong, cita-cita lo bakal terwujud kan? Terus kenapa harus ta-"

"D' Victor Band. Gue gabung di club band mereka," sambung Kalea, membuat kata-kata Adhika terputus.

*****

ksnsushsbs kira kira gimana ya reaksi Adhika sama Vegas? Kok saya aga aga takut yh... jangan jangan.. jangan jangan..

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN GUYS!
see you, bay bay~

UNIDADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang