BAB 1

906 86 19
                                    

Sayup-sayup terdengar suara deburan ombak. Ini aneh, meski mataku terpejam, aku sadar ini bukanlah kasur tempat biasa aku terbaring. Ini terasa lebih kasar dan kaku. Rasanya tidak nyaman.

Mimpikah?

Perlahan aku membuka mata dan mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya mentari yang berlomba-lomba untuk masuk kedalam indra pengelihatanku. Hal yang pertama kali yang aku lihat adalah indahnya langit biru. Langit luas dengan sedikit awan cirrus itu menyambutku. Seakan menyapa dan mengatakan ini bukan mimpi dalam bunga tidurku. Bahkan sayup-sayup aku mendegar suara burung camar saling bersahut-sahutan.

"Aneh?" Seingatku aku masih terbaring dikasurku yang nyaman.

Kugerakan tubuhku untuk bangkit, kuraih apapun yang bisa dijangkau tanganku. Lalu ketemukan potongan kayu disebelahku. Kugenggam dengan erat sebagai tumpuan ku untuk berdiri.

"ahh!..."

Aku hampir terjatuh ketika menyeimbangkan tubuhku. Sampan kecil tempat aku berpijak bergoyang kecil menyesuaikan pijakkan ku.

"Ini dimana?"

Sejauh mataku memandang hanya perpaduan warna langit dan laut yang terlihat. Semuanya berwarna biru walaupun dengan gradasi yang berbeda.

"kenapa aku disini?" tanyaku pada diriku sendiri.

Bulu kudukku berdiri, rasanya merinding. Rasa takut kian membuncah di dadaku, tubuhku gemetar,

"apa ini? mengapa aku bisa berada disebuah sampan?

Ketika pandanganku mulai bergerak secara liar, semua hal yang bisa kulihat hanya langit dan lautan. Tidak ada dataran. Laut itu tampak tenang bahkan deburan ombak yang awalnya seperti gemuruh hilang tak bersisa. Ini semakin menakutkan, bahkan kulihat ombak seperti menghindari arahku. Suara angin dan desau angin seperti menjauh dari tempatku. apakah ada sesuatu disekitarku?

Dibandingkan dengan warna biru yang lain mengapa biru disekitar sampan kecil ku terlihat lebih gelap?. Apakah ada sesuatu di dalamnya?.

"Aneh..awan begitu cerah dan mentari begitu terik. Tidak ada yang bisa menghalangi sinar mentari yang menembus tulang. Mengapa hanya daerah kecil ini yang berwana gelap?"

"Apa sebenarnya benar-benar ada sesuatu didalamnya?"

"Mileee..."

"Siapa?"

"Siapa yang menanggil namaku?"

"Hei!! Kau siapa??" ucapku lagi

Ada sesuatu, aku yakin benar-benar mendengar suara ketika seseorang memanggil namaku. Itu suara laki-laki. Tapi dimana, hanya hamparan air tanpa daratan yang terlihat. Aku bahkan tidak bisa menemukan sosok apapun.

"Milee..."

Suara itu lagi, aku yakin ini bukan hanya sekedar halusinasi. Kupandangi sekelilingku sekali lagi. Nihil, masih hanya hamparan air yang terlihat. Tidak ada seorangpun, hanya aku satu-satunya mahluk hidup diatas sampan reyot ini.

Otakku berpikir keras, jika bukan mahluk daratan. Apakah dia sebenarnya hantu? Apakah aku sebenarnya bukan ditengah lautan namun pintu gerbang surga?

" Mustahil!."

"Milee..."

Suara itu terdengar lagi namun sedikit lebih pelan.

Kualihkan padanganku kearah bawah, benar jika mahluk itu bukan manusia. Apakah sebenarnya itu ikan yang bisa berbicara atau putri duyung seperti dongeng-dongeng yang diceritakan orang tua.

"benar.. mungkin saja begitu."

Aku menunduk kebawah, meski takut rasa penasaran ku lebih tinggi. Aku tidak bisa menahan rasa keingintahuanku akan sesuatu. Tempat gelap itu perlahan beriak kecil, ada sesuatu yang bergerak dari bawah. Ini nyata, aku benar-benar tidak sedang berhalusinasi. Riak air itu menunjukkan jika memang benar-benar ada sesuatu dibawah sana.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang