Bab 2

515 84 18
                                    


"Biuuu.. aku sudah bertemu dengannya" ucap siren berwarna hijau emerald pada siren dihadapannya yang berwarna biru seperti langit.

Build atau yang dipanggil dengan nama sayang biu itu sedang asyik bermain atau sejujurnya berebut makanan bersama ikan hiu sembari tangannya memegang sirip ikan paus yang ia makan dengan lahap. Dengan cepat air laut yang berwarna biru jernih itu berubah menjadi lautan darah.

"hmm?? Siapa?? Kau berbicara tentang apa??" respon biu sembari dirinya terus menikmati daging tangkapannya.

"kenapa kau selalu mengabaikan aku sih"

"kita terus membahas ini sepanjang minggu dan kau terus melupakannya"

"hei... aku mempunyai banyak kesibukan. Tidakkah kau melihat aku sedang makan" ucap biu cuek sembari meneruskan mencabik-cabik daging ikan paus itu karena harus bersaing bersama ikan hiu.

"aku serius... kau bisa makan daging nanti, dengarkan aku lebih dulu"

"aku sudah mendengarkan ocehanmu dari tadi. Jadi cepat katakan sekarang".

"kau tau.. aku sudah bertemu dengan manusia yang tinggal didekat karang itu" jawab nattawin santai. Build pun tersedak.

"ughh.. oho-oookkkgg!! APAA!!! KAU SERIUS ??? lalu?? Bagaimana?? kita harus segera membunuhnya sebelum dia berhasil membunuh kita" seru Build panik. Bahkan ia memuntahkan sisa daging yang ada dimulutnya.

"Tidak"

"Huh?? Kenapa??? Kau keracunan sesuatu?? Apa yang kau bicarakan??"

"tidak, aku tidak tahu ada apa dengannya. Tapi aku merasa kami saling terhubung satu sama lain. Seperti ada benang merah diantara kami. Aku juga tidak melihatnya sebagai sosok yang menakutkan dia bahkan tidak tampak serakah atau licik. Aku tidak melihat auranya seperti ingin memangsa kita. Justru kebalikannya, Aku... melihat dia tampak sedih dan kecewa". Ritme bicara nattawin yang dari awal menggebu berubah menjadi mencicit pelan saat kalimat yang ia utarakan berakhir.

Tidak seperti biasanya kali ini si siren hijau emerald terlihat seperti memahami perasaan manusia.

"menjijikan... berhenti berbicara omong kosong"

"manusia itu mahluk yang sangat aneh dan menjijikan, mungkin sekarang ia terlihat sedih dan lemah, tetapi tidak ada yang tahu hatinya seperti apa. Mungkin saat kau merasa simpati dan lemah padanya, setelahnya meraka akan balik menyerangmu. Mereka akan menangkapmu dan entah apa yang akan mereka lakukan padamu. Aku bahkan tidak ingin membayangkannya".

"benarkah? Jika begitu, apakah aku boleh memastikannya? Apakah aku boleh membuktikan perkataanku saat ini?"

"Dasar sinting!! Terserah kau saja. Lakukan apapun yang kau mau. Aku menahanmu juga tidak ada artinya. Tapi kau harus ingat kita dilarang keras untuk menampakkan wujud kita dihadapan mahluk lain selain dengan mahluk laut'.

"Begitu situasi yang kau hadapi memburuk, segera hilangkan ingatannya atau bunuh saja. Membunuhnya adalah opsi yang termudah". Ucap build lagi

"kita lihat saja... aku akan membuktikannya padamu" nattawin tersenyum hingga taring-taringnya yang sedang mengunyah daging ikut mencuat.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Rasa lega terlihat dihati seorang pria ini saat ia sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya. Pria itu bersyukur atas keputusannya untuk kabur dari rumah dan memilih untuk tinggal ditepi laut. Oleh karena itu dia bisa lebih dekat dengan laut yang dia sukai.

Mile, nama pria itu.

Mile teringat kembali dengan pertanyaan orang tuanya ketika dirinya dulu mengungkapkan keinginannya untuk membeli sebuah rumah dipinggir laut.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang