Bab 5

482 75 35
                                    

*lagunya bisa diputar sepanjang cerita*


Aliran listrik kecil menyetrum salah satu syaraf pada tubuh Peter. Peter, sang pemimpin Siren sekaligus ayah dari Nattawin mengerenyit setelah mengetahui arti dari perasaan itu. Diambilnya trisula pemerintahannya, Kemudian ia bangkit dari kursi tahta yang didudukinya. Para siren di sekelilingnya serentak menoleh, ingin tahu jika raja mereka membutuhkan sesuatu. Mata mereka bersinar dalam gelapnya sarang siren yang bahkan sinar matahari tidak bisa menjangkaunya. Para siren mulai memperhatikan raja mereka yang sudah berdiri tegap hampir 7 meter tingginya.

"Build" suara rendah dengan nada bijaksana yang khas terdengar kental dari Peter. Sang Raja. Build sedikit tersentak, ia sedang membersihkan kukunya dari sisa daging buruannya hari ini. Build merasa tegang dan takut. Walaupun belum tahu ada apa gerangan sang raja memanggilnya. Dengan pucat Build pun berenang mendekat pada rajanya dan berhenti tepat dibawah takhta itu.

"Ya , raja?"

"Apa kau tahu apa yang terjadi pada Nattawin?" Pertanyaan itu kembali membuat Build menegang sekaligus lega. Setidaknya ia tidak punya masalah dengan sang raja. Namun di sisi lain, soal Nattawin, akhir-akhir ini dia jarang bertemu dengan teman masa kecilnya itu.

"Instingku memberitahu jika Natta menggunakan sihir yang cukup besar beberapa saat yang lalu. Apa kau tahu sesuatu tentang itu?" lanjut Peter.

"Maaf, raja. Nattawin dan saya sudah beberapa hari tidak bertemu jadi saya kurang tahu tentangnya. Namun, satu yang saya ingat, Nattawin pernah berbicara perihal bertemu dengan manusia yang tinggal di dekat karang sana."

"Manusia? Apa Nat benar-benar menghampirinya?" layaknya seorang ayah, Peter terlihat khawatir mendengar kabar anaknya.

"Nattawin pernah mengatakan pada saya bahwa ia sempat bertemu. Namun, saya tidak tahu apa yang terjadi setelah itu" jawab Build menggantung.

Peter terdiam, tidak bisa memaksa Build untuk mengatakan dan mengetahui segalanya saat ini. Berbagai hal mulai berlalu lalang di dalam pikiran Peter. Manusia, ya manusia. Kenapa Nattawin mengeluarkan begitu banyak kekuatan sihir padahal dia bisa dengan mudahnya membunuh satu manusia. Hanya dengan cakar atau taringnya. Selain itu, meskipun membunuh satu manusia bukanlah hal yang sulit, dan siren tidak diizinkan seenaknya membunuh manusia yang tidak diizinkan oleh "Sang Penguasa Langit" kecuali dalam keadaan terdesak. Tapi Natta bisa saja menggunakan alasan untuk membela diri.

'Ada apa sebetulnya? Apa Nattawin dalam bahaya?'

"Build, hampiri anakku itu dan tanyakan semuanya padanya" tutup Peter tegas, sembari Peter kembali bersandar pada takhtanya.

"Baik raja"

+++

"Natt!"

"Nattt..."

Ekor biru indah itu mengayun, mendorong si empunya agar berenang mendekat pada siren hijau emerald yang menatap permukaan laut dari bawah laut. Build menghampiri Nattawin yang sudah beberapa hari ini bersikap seperti mengasingkan diri dari para Siren.

Nattawin menoleh, mata  beriris madu itu seperti serigala yang menatap tajam Build yang mendekat kearahnya. Entah mengapa sorot mata itu memancarkan ambisi yang besar.

"Natt... Aku mencarimu kemana-mana. Ternyata kau ada disin-... Huh? Kenapa kau?" tanya Build begitu sadar tatapan si pangeran siren itu tampak berbeda. Build semakin menatap Nattawin curiga.

"Build..." alih-alih menjawab pertanyaan Build, Nattawin justru hanya memanggil nama temannya pelan. Senyum terukir di sana memperlihatkan deretan taring milik Nattawin.

SIRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang