Siren, Siren, Siren.
Apa itu siren?
Tanganku kembali sibuk membuka lembaran buku beraroma lapuk itu, mataku terus menelusuri setiap kata yang terlihat. Sampai aku melihat sebuah ilustrasi wujud dari manusia setengah ikan yang lain. SIREN.
Sedikit berbeda dengan "mermaid" yang ku baca tadi, siren digambarkan terlihat lebih ganas dan menakutkan. Bahkan pada mulanya Siren dilukiskan sebagai burung berkepala besar dengan kaki bersisik, kadang-kadang sebagai bayangan hantu seekor singa.
Kemudian, mereka dilukiskan sebagai sosok wanita berkaki burung, dengan atau tanpa sayap, yang memainkan alat musik, khususnya harpa. Di beri nama "Suda", dalam Ensiklopedia pada ratus tahun lalu dan pada abad ke-10, dijelaskan bahwa bentuk Siren dari dada ke atas menyerupai Burung Gereja, sedangkan badan anggota bawah adalah wanita, atau kadang-kadang, mereka dilukiskan sebagai burung kecil berwajah wanita. Bentuk burung dipilih sebab kelebihan mereka, yakni suaranya merdu.
"Wanita?"
"Kenapa hanya wanita?"
"Apakah mereka tidak pernah melihat sosok pria dari mitologi ini" Ucapku lagi penuh rasa keheranan. Sembari mataku terus melanjutkan menangkap kata-demi kata.
Kemudian, pada masa-masa berikutnya Siren dilukiskan sebagai wanita cantik. Dalam beberapa bahasa (seperti Spanyol, Prancis, Italia, Polandia, atau Portugis) kata yang digunakan untuk merujuk pada puteri duyung adalah "Siren", "Sirena", "Syrena", atau "Sereia" yang membingungkan penerjemah selain "putri duyung" atau "Siren" (mitologi).
Dijelaskan juga siren sedikit berbeda dengan mermaid, siren terlihat lebih bengis dan berbahaya. Secara fisik, siren memiliki lebih banyak " senjata" dari pada mermaid, seperti taring, cakar, pedang yang terbuat dari tulang, dan ekor yang cukup kuat untuk setidaknya mematahkan rusuk manusia.
Siren juga digambarkan merupakan puncak rantai makanan dilautan. Meskipun siren terhitung mahluk yang hanya makan sekali dalam seminggu. Namun, porsi makan siren bisa mengalahkan ikan hiu. Siren termasuk dalam hewan mitologi yang dikabarkan paling rakus di lautan. Selain itu, berkat nyanyiannya siren sering digambarkan menggoda nelayan atau nahkoda untuk datang dan menghancurkan mereka. Nyanyian mereka bagaikan sihir.
Sihir? Mereka bisa menggunakan sihir?
Buku ini juga mengatakan jika siren seringkali menggunakan sihir untuk mengendalikan makhluk lain dengan tujuan tertentu. Yang paling umum adalah untuk menjadikan makhluk itu santapannya. Tak jarang juga siren menggunakan sihir untuk menciptakan badai petir hebat yang membuat orang yang berniat menangkap mereka, akan terombang-ambing ombak hingga mati. Selain itu, sihir juga digunakan untuk bertarung dan digunakan untuk kepentingan - kepentingan pribadi mereka.
Siren terkenal sebagai makhluk dominan yang senang merebut daerah teritorial makhluk lain, tetapi dibanding berkelompok, siren lebih senang melakukan invansi secara individual. Maka dari itu, sihir sangatlah dibutuhkan dan bisa menjadi senjata terkuat bagi mereka.
Tanganku menutup buku yang kugenggam dengan perlahan. Sampai saat ini, tidak ada pembahasan yang baik mengenai Siren. Semuanya menceritakan kerakusan dan kejahatan yang mereka lakukan. Jika mereka memang bukan makhluk baik.
"Apa Greeny juga termasuk?"
"Apa yang kulihat kemarin hanya tipuannya?"
"Atau Greeny bukanlah Siren tapi Mermaid?" ucapku terus menerka-nerka.
Secara fisik memang dia tidak sesederhana mermaid dan aura magis yang kurasakan di dekatnya tidak main-main. Mengingat kehadirannya saja membuatku merinding.