I : Hubungan

118 30 3
                                    

Cerita ini mengandung muatan dewasa ⛔
.
.
.
.

"Aaahh~"

Desah ku saat Sasuke tak berhenti mengecup vaginaku, aku tidak tahu terkena setan apa aku mempersilahkan Sasuke masuk ke boarding house ku dan membiarkan hal seperti ini terjadi, pikiranku saat ini sedang melayang ntah kemana. Ini terlalu nikmat untuk ku hentikan, aku merasa berbeda saat bersama Sasuke.

Aku merasa lebih terbakar, dia pria yang panas, dari pertama kali aku melihatnya aku selalu merasa terangsang oleh tatapannya. Dan saat ini dia di bawahku, wajahnya ada di depan kemaluanku. Mengecup, menjilat, apapun yang dia lakukan pada tubuhku semua rasanya benar-benar nikmat, seperti aku menemukan puzzle yang hilang dalam diriku, dan puzzle itu adalah Sasuke.

"Kau sangat manis".

Aku tersenyum mendengarnya, Sasuke merangkak keatas dan memandangku dengan pandangan yang penuh gairah, seakan-akan aku adalah favoritnya. Dan aku kembali mendesah saat miliknya memasuki ku dengan perlahan.

Sasuke memainkan ritmenya dengan perlahan, seakan takut aku merasa tersakiti. Dia memandangku dengan mesra, aku takut salah mengartikan pandangannya. Aku tidak mau mengartikannya, dan malam panas pun kami lalui semalaman.

.
.
.

Mataku perlahan ku buka, dan yang pertama kali aku lihat adalah Sasuke dengan wajah tampannya saat terlelap. Aku terpaku saat aku ingat dengan jelas, kami melakukan beberapa kali dalam semalam. Aku pun bangun dan ingin meninggalkannya tetapi tangan ku di tarik lagi dan tubuhku jatuh kedalam pelukannya, aku merasakan tubuhnya yang telanjang dibalik selimutku.

"Kau mau meninggalkanku begitu saja?"

"Aku mau ke kamar mandi, Sasuke".

"Sebentar lagi, biarkan seperti ini dulu".

Aku terdiam dalam pelukannya, aku melihat dadanya yang bidang dan tanganku tergoda untuk meraihnya. Dada bidang ini semalam menjadi bantal ku untuk tidur, tubuh ini... Bisakah aku mengklaim bahwa ini milikku sekarang ?

.
.
.

Aku melihat diriku dicermin dengan leher yang penuh dengan bercak merah karena ulah seseorang, aku segera mengambil BB cream dan mengoleskannya di setiap bercak. Aku rasa sudah tersamarkan dan aku pun berjalan menuju pintu, ku lihat Sasuke sudah menunggu didepan gerbang aku pun berjalan tanpa menegurnya.

Dan kami pun berjalan beriringan seperti tidak terjadi apapun tadi malam. Sesekali aku melirik kearahnya yang sedang menggunakan tablet Android nya, dan selebihnya aku berjalan sedikit cepat agar saat sampai ke universitas kami tampak tak datang bersama karena habis bermalam bersama, wajahku sepertinya memerah.

"Haiiiii~"

Aku melihat Ino dengan alis berkerut, aku seperti melihat Ino mengetahui semuanya, Ino dengan suara dan wajah yang melihat ku dengan pandangan mesum seperti itu.

"Apa yang kau lakukan tadi malam hah?"

Apakah Ino benar-benar tahu?

"Maksudmu?"

Senyum Ino dan pandangan Ino mengarah kebagian leherku yang terbelakang, aku cepat-cepat mengambil kaca dan mengarahkannya, astaga tertinggal satu.

Just FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang