B : Aku tahu semua bukan segalanya tentangku

152 37 4
                                    

Cerita ini mengandung muatan dewasa ⛔

.
.
.

Aku mengusap wajah, padahal jelas sekali ini pagi hari dan aku sudah merasa lelah. Mungkin karena kerja keras ku membuat desain sampai larut malam, dan hari ini membuat ku tidak bersemangat untuk presentasi. Brengsek.

Aku membuang nafas, bukan badan ku tapi jiwa ku yang lelah.

Aku berfikir untuk mengganti jurusanku, beberapa kali sudah aku pikirkan tapi semua tetap kembali ke awal, menuruti apa rencana orang tua. Menyedihkan.

Langkahku terhenti, mataku terpaku pada sosok laki-laki didepan  boarding house ku, kenapa dia disini? Apa dia di campakan oleh Hotaru? Dia mulai sadar aku sudah berada didekatnya, dan menghampiriku perlahan.

"Hay, Sakura..?" Dia terlihat kaku, kami sangat canggung, dan ini pertama kalinya kami terlihat canggung.

"Hmm, ada apa?"

Aku melihat Utakata seperti menarik nafas, aku siap jika dia akan membahas peresmian putus, aku akan benar-benar siap.

"Apa.. kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat..."

"Aku baik, sudahlah bicara ke intinya, ini masih pagi, aku ingin mengawalinya dengan keindahan." Aku memotong ucapan basa basinya.

"Okey, Maafkan aku Sakura, Hotaru saat ini lebih membutuhkanku, aku yakin kau akan dapatkan pria yang lebih baik dari pada aku. Kau adalah gadis yang energik, banyak pria yang akan-"

"Sudah cukup, aku pergi. Selamat pagi. Semoga kau bahagia dengan siapa namanya? Hotaru?"

Aku memotong perkataan Utakata dan berjalan menjauh dalam diam, tak terasa air mataku menetes begitu saja. Hidupku seakan-akan tidak pernah mulus, apa yang salah? Kenapa selalu begini satu persatu pergi mengkhianati ku.
.
.

Suasana kampus masih terlihat sepi, presentasi akan di adakan 45 menit lagi, dan aku melihat sekeliling, pandanganku berhenti di wanita berambut blonde bak barbie, dia melambaikan tangannya dan aku mendekat.

Cantik, penuh aura positif, itu bedanya aku dengan Ino. Dia seperti ratu di universitas dan aku dayangnya, tapi Ino memperlakukan ku dengan baik, dan satu yang orang lain tidak tahu tapi aku tahu, dia adalah wanita berfikiran kotor, pembahasan dia hanya seputaran selangkangan.

Bruukkk

Aku menoleh kebelakang saat mendengar suara benda terjatuh, aku langsung membantu pria yang sedang merapikan beberapa kertas yang berserakan, aku melirik pria itu, sepertinya aku pernah melihatnya, dimana ya?

"Terima kasih..." Dia tersenyum.

Senyumnya seperti... Ahh aku tahu pria hujan itu.

"Sama-sama, kau yang waktu itu..."

"Kau ingat? Syukurlah, aku Sasuke Uchiha, jurusan seni Animasi." Dia memotong perkataan ku.

Seni Animasi? Seharusnya aku masuk dibidang ini, aku berawal dari otodidak dan ayah tiriku menyukainya saat aku mengaplikasikan gambar-gambar ku. Tapi semua menentangku saat aku ingin memilih jurusan seni Animasi dan aku harus mengikuti jejak ayah tiriku agar dibiayai kuliah olehnya. Brengseknya hidupku.

"Hati-hatilah, ehm.. Sasuke."

Sasuke menoleh ke arahku,  "Okey.. sampai jumpa."

Aku melihat Sasuke berjalan menjauh dariku. Dia gagah, punggungnya bidang dan body itu adalah body idaman para pria dan wanita.

"Kau tertarik? Dia pria penuh pesona, kau mau aku kenalkan?"

Aku melirik Ino curiga, "Apa dia bekasmu?"

Ino tertawa keras, "Astaga, jadi kau tidak mau bekas temanmu?"

Aku mendengus "Biarkan orang lain mendapat bekas ku tapi aku tidak mau bekas orang lain."

"Astaga seramnya."

Ino terdiam, dan melanjutkan kata-katanya lagi. "Dia susah di taklukkan, aku sudah mencobanya."

Aku melihat wajah Ino yang terlihat menahan malu, aku mengerti dia adalah wanita penuh pesona. Jika di sandingkan dengan Sasuke mereka mungkin akan jadi pasangan ideal.

Jika Ino ditolak tandanya Sasuke memang susah didekati.

.

.
.
.

Presentasi selesai, Ino berlari menghampiriku dengan senyum cerahnya. Memandangku dari atas sampai kebawah, seakan-akan dia melihatku sebagai barang baru.

"Astaga, kau terlihat menggoda saat sudah single. Itu artinya kau malam ini akan ikut aku nongkrong kan?"

Aku terdiam dan kemudian menggelengkan kepalaku, "Aku tidak berminat membuang waktuku, kau tahu setiap malam aku akan meringkuk di boarding house ku."

"Astaga, dasar kucing pemalas. Ayo lah sekali-sekali ikut denganku kau akan ku kenali dengan beberapa pria. Siapa tau kau cocok."

Aku hanya terdiam, kau tahu apa yang Ino maksud, aku harus tetap menjalani hidupku walaupun tanpa Utakata sekali pun. Aku terkejut saat dihadapan ku terlihat Utakata dengan Hotaru sedang berjalan berpegangan tangan.

"Sudahlah, pria brengsek sepertinya tidak baik berada di sampingmu."

Aku Menoleh kearah Ino. Aku tahu itu, tapi hatiku masih menginginkan Utakata berada di sampingku. Apa aku Bodoh?

"Baiklah nanti malam aku akan ikut."

Ino terlihat sangat senang dan memelukku sangat kencang, mungkin ini saatnya aku menikmati kesendirian. Dengan beberapa gelas bir ?

ASTAGA INI MENYAKITKAN.

continued

Just FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang