1

962 24 3
                                    

Cerita ini "terinspirasi" dari novel Rachel Hawthorne - A Dark Guardian series dan beberapa novel maupun cerita fantasy lainnya. Dan ada beberapa istilah yang saya gunakan dari sana. Tetapi keseluruhan cerita ini murni hasil pemikiran dan ide liar saya.

.

.

.

Warning !!! typo !!!

And

Happy reading

.

.

.

Summary : Lee Jae Hee adalah seorang Werewolf yang ternyata juga seorang Guardian terpilih. Guardian yang harus mengabdikan seluruh hidupnya untuk melindungi kawanannya. Tiga bulan setelah ulang tahunnya yang ke tujuh belas, para werewolf akan menhadapi gerhana bulan sempurna (Zenith). Sebelum hari itu tiba, Jae Hee harus menemukan maties-nya. Seseorang yang sudah digariskan berpasangan dengannya. Orang yang memiliki tanda lahir serupa dibagian bahu kirinya.

Pagi itu seperti pagi-pagi biasanya. Aku sudah mengenakan seragam akademi lengkap dan rapi. Bersiap menikmati sarapan pagi yang terhidang di meja makan. Ayahku tenggelam dengan Koran di tangannya. Matanya begitu lawas membaca tiap kaliamat yang tercetak disana sambil sesekali jari telunjuknya membenarkan posisi kacamata yang turun.

"Pagi Mom, Dad." Seru Jae Ra sambil menuruni anak tangga. "Dan aku tak mungkin melupakanmu, pagi twin." Dia melambaikan tangannya padaku, mengedip genit begitu menjijikan dimataku-meski sebenarnya ia selalu tampak manis seperti apapun-sebelum mengecup pipi kedua orang tuaku, oke ralat. Orang tua kami.

Aku benci mengakuinya, mengingat perbedaan yang sangat mencolok di antara kami. Bukan. bukan karena wajahnya yang terlihat rupawan karena kami memiliki wajah yang sama persis. Seperti yang tadi ia katakan, twin. Ya, kami kembar. Memiliki orang tua yang sama dan wajah yang hampir sama tak menjamin bahwa kami juga memiliki kegemaran atau sikap yang juga sama.

Jae Ra gadis yang cerdas dan ramah. Murah senyum dan mudah bergaul. Hampir seisi akademi menyukainya, atau mungkin seluruh isi akademi menyukainya. Tidak seperti aku.

Aku tidak pernah mengatakan aku bodoh, meski aku selalu berada satu tingkat dibawah Jae Ra. Ya aku akui itu. Terlepas dari itu, seperti air dan minyak.

Aku bukanlah gadis ramah yang murah senyum dan mudah bergaul. Hampir seisi akademi tidak menyukaiku. Memandangku seolah-olah aku adalah ancaman bagi mereka atau seolah-olah aku adalah kuman yang bisa membuat wajah mereka penuh jerawa seketika. Mungkin jika mereka tidak mengingat bahwa aku adalah saudara kembar Jae Ra, aku sudah lama di depak dari akademi.

Aku tidak pernah menyapa mereka-orang-orang di akademi seperti apa yang selalu Jae Ra lakukan-apa lagi berbicara (kecuali jika benar-benar terdesak). Aku terlampau pendiam dan tertutup. Menyendiri dan suasana hening selalu membuatku nyaman dan aman dari pada berada diantara orang-orang ramai.

Mungkin karena sifatku yang membuat hampir semua orang di akademi tidak menyukaiku. 'Kau selalu menatap sinis kearah mereka' suatu saat Jae Ra pernah memberitahuku-tanpa diminta-tentang orang-orang di akademi yang selalu menatapku tak biasa.

Oh. Mereka hanya salah paham. Jika benar karena hal itu, tidak bisakah mereka membedakan mana tatapan awas dan tatapan sinis?

Entahlah, tapi aku juga membeci diriku sendiri menyangkut hal ini. Aku selalu merasa terancam jika berada diantara orang-orang. Membuat seluruh anggota tubuhku bersiaga akan bahaya yang mengintai. Yang mungkin itu hanya perasaanku saja.

The Guardian Side ( ON HOLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang