02^Transmigrasi?!

148 23 2
                                    

Happy Reading

Pagi itu, di sebuah kamar yang diterpa cahaya temaram, seorang gadis dengan surai hitam serta iris hazel perlahan mengerjabkan matanya, guna menyesuaikan penglihatannya dengan pencahayaan kamar.

"Shhh"

Ringisan kecil keluar dari bibir mungil dengan warna merah pucat itu. Mata indah itu perlahan mengerjab pelan, namun belum sempat ia mengucapkan sepatah kata, sakit tiba-tiba saja menyerang kepalanya.

Sakit yang terasa sangat menyiksa, namun hanya berlangsung beberapa saat. Setelahnya, gadis itupun membuka matanya dengan pandangan tajam mengarah ke arah foto yang terpajang tepat di dinding yang berletak dihadapannya.

Pada dinding itu terdapat foto enam orang yang merupakan sebuah keluarga. Namun tak ada foto dari sosok yang saat ini menatap tajam foto tersebut.

Senyum atau tepatnya seringaian perlahan muncul di bibirnya. "Jahat banget, kalian gak pantas disebut sebagai keluarga" Gumamnya sebelum mengalihkan pandangannya kearah lain, sebab ia begitu muak melihat wajah orang-orang itu.

Gadis ber-iris hazel itu adalah Letta, namun raga yang berada di dalamnya adalah raga dari Reysa. Yap, benar sekali, Reysa telah bertransmigrasi ke tubuh Letta. Sedangkan Letta sendiri sudah tenang dialam sana.

Reysa mengetahui bagaimana kehidupan Letta, bagaimana sifat serta sikap setiap orang pada dirinya. Tak ada yang baik kecuali ketiga sahabatnya. Hampir semua orang membenci sosok Letta, itulah yang dapat Reysa tangkap dari hasil putaran ingatan tentang sosok Letta.

Reysa baru saja bertemu dengan sosok Letta yang asli, dialam bawah sadar Reysa dan Letta, mereka berbincang. Tentang segala hal yang dapat membuat Reysa bingung.

Hingga kini Reysa telah mengetahui segalanya, dan rasa benci pun tak dapat dihindari lagi oleh Reysa pada semua orang itu.

Perlahan pintu masuk terbuka, menampilkan seorang perawat yang masuk sembari membawa nampan berisi obat pada dirinya.

Perawat itu sepertinya cukup mudah diajak bercengkrama, terbukti dari Reysa yang kita sapa saja sebagai Letta, kini telah berbincang tentang beragam hal abstrak.

"Letta jangan banyak gerak dulu yah, emang sih yang ke sayat tuh nadinya. Tapi tetep aja, darahnya dari seluruh tubuh" Tukas sang perawat yang bernama Farah.

"Iya Kak, mending Kakak cepetan gih selesaiin pekerjaan Kakak, terus bawain buah buat Letta, soalnya Letta laper tapi malas makan bubur" Pinta Letta dengan nada imutnya.

Entah lah, Letta memang sangat tak menyukai bubur hambar yang biasa disajikan di rumah sakit. Menurutnya, bubur itu terlalu lembek, tak memiliki rasa, dan lauknya pun begitu membosankan.

Oleh karna itu, Letta yang merupakan Reysa, selalu berusaha agar tak jatuh sakit. Sebab jika Letta jatuh sakit, ia akan dihadapkan dua pilihan berat.

Antara pulang, karna tak menyukai makanan rumah sakit, atau tetap tinggal karena ia begitu menyukai aroma ruangan rumah sakit.

Setelahnya, Farah pun mengangguk dan meninggalkan kamar Letta. Sedangkan Letta sendiri memilih memejamkan matanya sejenak, berupaya mengumpulkan tenaga agar dirinya dapat berpikir dengan jernih.

"Tenang aja Let, gue pastiin keluarga lo bakal tau kebenarannya, dan mereka bakal sujud memohon didepan tubuh lo ini, biar lo mau maafin mereka" Gumam Letta sebelum mendatangi alam mimpi.

Sedangkan disisi lain, seorang gadis dengan surai hazel serta surai hitam legam sedang memandang sebuah air yang menampilkan sebuah gambar yang bergerak.

Senyum kecil terbit pada bibir mungilnya. "Gak salah kamu dipilih, semoga kamu mampu ungkap semua itu, Reysa. Aku tunggu saat yang kamu maksud datang" Gumam sosok itu.

Perlahan sosok itu pun berjalan menjauh, meninggalkan kolam air itu. Dengan senyum kecil yang terpatri dari bibir mungilnya.

~~~~~

Apa kabar all? Semoga pada baik yahh,, btw menurut kalian book ini bakal sepi gak sieh?

Jumlah kata, 543 kata
06/08/2022

Greysia Not CarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang