04

29 3 0
                                    


Typo bertebaran




















Di kamar livy sekarang ada janice yang menatap binar kepada nya karena telah melindungi tadi dari amukan keluarga

"Makasih kak, kaka baik banget, tapi kakak ko mau nolongin aku" Tanya janice kepada livy
"Sama' lo gak salah makanya gw bantuin " Jelas livy
"Tapi mereka semua nyalahin aku karna ngatain anak pungut itu " Ucap janice dengan nada lirih nya
"Mereka buta sama tampang polos si verlin, pdahal gak tau aja dia itu polos polos bangsat " Ucap livy membuat janice terkagum kagum karena ucapan livy tadi
"Terus kakak benci juga sama dia " Tanya janice lagi
"Enggak, orang dia gak ada salah sama gw, sama lo sih banyak " Ucap livy lagi
"Kakak kok tau dia banyak salah sama aku " Ucap janice lagi
"Orang gw tau kelakuan busuk dia, gw selalu ngedenger dia ngerencanain rencana yang buat lo di tampar sama mareka, dan juga ya abis lo di tampar dia selalu smirk dan natap remeh lo dan mereka gak ada yang nyadar dia ketika lagi smirk " Ujar livy lagi
"Ada kakak rekam gak biar jadi bukti"
"Ada sihh beberapa doang, dan oh ya dia tuh lonte ngikut emak nya yg juga lonte, dan yg lo bilang tadi dia anak haram emang bener anak haram yg di buang ,lalu tumbuh gede abisitu di pungut nih keluarga " Jelas livy yang membuat senang janice karena bisa membuktikan kebusukan verlin
"Dan oh ya kakak , maaf nih ya kamar kakak kok begini, kenapa gak di ganti aja semua dan ini tuh kecil banget " Ucap janice lalu melihat setiap jengkal kamar livy yang tak layak huni, lemari pintunya hampir copot, kasur yg rusah dan plafon yang terkelupas  dan banyak lagi, dan hanya di balas senyum oleh livi
"Mau ganti gimana duit aja gw nyarik sendiri , syukur syukur gw masih di kasih tempat tinggal dan makan, kalo enggak udh jadi gelandangan dari bayi gw, tau sendiri kan lo gw ank yg gak di anggap bahkan di benci padahal gw gak tau salah apa sama mereka tapi yaudah lah " Ucap livy
"Kakak gak di kasih duit gitu"
Tanya janice
"Kalo di kasih udah dari lama gw ganti atau gak pergi dari sini " Setelah itu dia ber lalu beranjak ke kamar mandi dan berganti pakain untuk pergi berkerja, janice memandang livy dengan tatapan yg sulit di artikan

Sekarang livy dan janice sedang berjalan menuruni tangga dalam pejalanan mereka bercakap cakap dan merekaa cepat sekali dekat
"Oh ya kakak mau kemana " Tanya janice
"Kerja"
"oh ya kakak masih sekolah kan " Dan di jawab anggukan kepala oleh livy
"Tapi kok aku gak pernah liat kakak berangkat sekolah " Tanya lagi janice
"Gw pergi pagi buta sebelum lo pada blom bangun "livy
"Kenapa pagi banget" Janice
"ketinggalan bis sekolah gw kan jauh dari rumah" Livy
"Emang kakk sekola di mana " Janice
"Erlangga high School" Setelah itu livy meninggalkan janice dan berjalan menuju pintu lalu berangkat berkerja

Di ruang keluarga semua masih berkumpul di situ masih berbincang bincang dan tertawa hangat bagai keluarga yg harmonis, ketika terdengat suara langkah kaki mereka menengok ke arah tersebut lalu lewat lah livy   lalu di susul janice yang menghampiri mereka

"Mau ngapain lagi lo hah" Ketus steven
"Tenang bro gw mau ngomong sama dady " Balas janice malas
"Mau ngomong apa lo,pasti mau minta sesuatu lo" Tidur farel
"Sotoy banget lo jadi orang " Balas ketus janice
"Mau ngomong apa" Tanya deon
"Dady tega banget yah sama anak sendiri anak kandung lagi" Ucap janice membuat bingung mareka yang mendengar
"Maksud kamu apa" Tanya deon dengan alis terangkat
"Ikut janice semua " Ajak janice, karena kepo merekapun langsung mengikuti janice

Mareka menaiki tangga dan jalan melalui lorong lorong menuju kamar livy, ya mereka menuju kamar livy, janice berniat membuat kakak nya itu nyaman

Ceklek

Janice membuka pintu, ketika pintu di buka mereka hanya menatap binggung janice
"Kenapa " Tanya deon
"Liat, liat ini kamar kak livy, liat gak layak gak di huni, kak livy itu anak kandung dady, kenapaa dady tega liat bahkan kasur nya udah rusak per per nya udah muncul bahaya kalo masih di tidurin bisa ngelukai kulit, liat ke atas, liat plafon nya udah terkelupas  liat lemarinya pintu udah copot liat, liat ruangan ini kecil banget, liat gak, cocok gak yang anak kandung tinggal di kamar seperti ini dah anak pungut itu tidur di tempat mewah bak princess negri dongeng HAH LIAT"ujar janice mereka melihat ruangan itu, miris mereka bahkan tidk tau ada ruang ini di sini, mereka menatap miris kamar tersebut, sedangkan para orang tua terdiam bergelut dengan pikiran masih masih
*separah inikah perilaku kami* batin opa
*kenapa sesak sekalih melihat ini*batin oma
*apa aku kelewatan*batin deon merasa bersalah
*maafkan momy hiks*batin agnes
*apa abang salah dek*batin raykan
*kok sakit ya *batin leon
*hiks maafin kakak dek *batin sawyer
*kek nya gw harus narik perhatian kak livy lewat ini deh* batin verlin menyeringai

"Dan ya daddy dan mommy bahkan tega gak ngasih fasilitas ke kak livy seperti apa yang ddy dan mommy  berikan ke kami semua, bahkan opa dan oma tidak berlaku adil kek kak livy, jenice aja   syok pas pertama kali ke sini, dan ya dady juga gak ngasih uang sedikitpun sampe sampe kak livy harus kerja dan ngebiayain hidup nya sendiri, bahkan dia rela bangun pagi pagi buat pergi ke halte biar gak telat karena rumah sama sekolah kak livy jauh "ucap janice lalu beranjak pergi meninggalkan mereka semua yang Sedang terdiam

Mereka lagi lagi tertampar kenyataan dan nyeri di hati mareka setelah mendengar ucapan janice ,

" Dan oh ya janice bsk mau pindah sekolah ke sekolah kak livy di erlangga highschool "ucap janice lagi
" Baiklah "ucap bramasta
" Hiks kasian kak livy verlin juga mau pidah ke sekolah kak livy hik "ucap verlin dengan air matanya
" Gak gak lo gak usah pindah muak gw liat muka lo"ucap janice
"Lo apa apan sih hah" Ucap alderic
"Lo.. " Belum sempat janice berbicara sudah di potong oleh dion

"Bsk semua pindah ke erlangga highschool, kebetulan itu sekolah punya temen papa " Ucap deon lalu mereka semua menggagukkan kepalanya sedang kan janice berdecak dan meninggalkan mereka semua , dan di sebelah sisi verlin sedang menyeringai setelah mendapat rencana yang sempurna untuk merebut perhatian livy
"Eum dady sebaiknya ganti aja kamar kak livy kasian dia tidur di tempat kayak gini" Ucap verlin lalu di anggukin oleh mereka semua

Skip mereka turun kembali ke ruang keluarga mereka sedang mengurus perpindahan bsk dan menunggu livy pulang

Setelah lama menunggu jam menunjukkan jam 22:30 akhirnya suara pintu terdengar lalu muncul lah sosok manusia yang mereka tunggu.

Beralih ke livy

*lah tumben mereka belum tidur *batin livy ketika melihat mereka masih berkumpul jam segini, biasanya mereka sudah tidur
*dah lah bodo amat *batin livy lalu berjalan menuju tangga tapi sebelum salah satu kaki nya menyentuh tangga pertama seseorang menahan pundak nya

"Sayang"

DEG

*apa ini *batin livy karena merasakan suatu gejola aneh ketika ia mendengar suara orang yg telah mengandung nya dan juga membenci selama ini

"Hm " Balas livy

"Kenapa baru pulang hm" Tanya sang mommy yang membuat livy makin merasakan gejola aneh tersebut

"Apa peduli anda" Balas livy dingin, sedangkan deon yang mendengar itu pun bangkit lalu menarik lengan ank perempuan nya itu

"Ck lepasin saya mau ke kamar " Ucap livy
"Gak " Balas deon

Setelah sampai di ruang keluarga mereka semua menatap livy dengan tatap yg sulit di artikan
*ck kenapa nih lagi mereka, gak tau apa gw capek*batin livy malas dengan semua ini

"Duduk " Perintah sang opa bramasta
"Gak " Balas livy
"Duduk " Tampa mendengar livy elbaran langsung menarik livy duduk di samping nya

"Ck apaan sih" Ucap livy menatap tak suka kepada mereka semua
"Dari mana saja kamu baru pulang jam segini"livy menaikan sebelah alis nya menatap heran mereka semua biasanya ia pulang  pagi aaj gak ada yg peduli

" Urusan nya dengan anda apa "balas livy dingin
" Kamu ini perempuan sayang gak baik pulang jam segini "ucap sang oma briana menatap lembut livy
" Emang saya peduli"balas ketus livy















Maap ye banyak typo apalagi gak nyambung hehe somoga menikmati

𝔏ɪᴠʏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang