1

319 49 8
                                    






Jangan lupe vote and komen ya bestii💗
Maaf jika ada kesalahan kata dalam menulis.














Seminggu berlalu sejak kejadian dimana Joss tertangkap basah sedang melakukan matap-mantap di gudang belakang. Yang mengharuskannya belajar di rumah selama seminggu. Sedangkan Namjoon, dia bahkan langsung melupakan kejadian itu setelah keluar dari ruang BK.

Kini Namjoon melangkah kakinya menuju gerbang sekolah, menyapa murid lain yang dia kenal. Mulutnya bersenandung kecil, sambil memakan ice krim yang dia bawa dari rumah secara diam-diam. Matanya beralih melihat ke arah parkiran karena terdengar suara heboh yang berasal dari sana. Tak lama, keluar seorang siswa laki-laki dari mobil Bugatti yang dia kendarai, siswa itu ialah Joss Wayar.

Joss mendapati atensi Namjoon yang sedang menjilati ice krim nya, dan menatap ke arahnya. Tak lama Namjoon kembali melangkahkan kakinya menuju kelas. Baru beberapa langkah, Namjoon mendengar suara teriakan menyuruhnya untuk berhenti. Sontak Namjoon berhenti, dan kembali melihat ke arah Joss yang kini sudah tepat di belakangnya.

"Kenapa kak, kok nyuruh aku berhenti?" Mulutnya masih setia menjilati ice krim stoberi miliknya. Menundukkan kepalanya, memilih memfokuskan diri untuk memakan ice krim yang berada di genggamannya.

"Nggak usah pura-pura lupa. Lo harus jadi budak gua selama sebulan, nggak ada bantahan. Atau lo bakal gua habisin." Tangannya menunjuk tepat di wajah Namjoon. Namjoon yang tak mengerti perkataan Joss barusan, hanya bisa mendongak menatap polos ke atas Joss.

"Jadi budak kakak? Emangnya aku salah apa ya kak? Atau kita pernah saling kenal?"

Joss semakin geram mendengar ucapan polos yang keluar dari belah bibir Namjoon. Dengan kesal, dia mengambil ice krim yang berada di tangan Namjoon, dan membuangnya ke tanah. Namjoon terbelalak kanget melihat ice krimnya yang sudah jatuh ke tanah, dan sudah di injak oleh Joss menggunakan kakinya yang terbalut sepatu berwarna putih.

"Kakak jahat, kenapa kakak buang ice krim aku ke tanah? Pokoknya kakak harus ganti, aku nggak mau tau." Dengan brutal Namjoon memukuli dada Joss menggunakan tangan kecilnya, yang tak terasa apa-apa bagi Joss.

Karena sudah terlanjur geram melihat Namjoon, dengan kasar Joss mendorong kuat tubuh kecil Namjoon. Tubuhnya terhuyung ke belakang, membuat kepalanya terbentur batu. Joss sendiri terkejut melihat tubuh Namjoon yang sudah tergeletak, dia tak menyangka bahwa Namjoon selemah itu sampai terjatuh karena dorongannya. Rasa panik mulai menyerang Joss ketika melihat mata Namjoon tertutup, dan tak sadarkan diri. Dengan cepat dia menggendong Namjoon menuju uks.

"Dasar lemah, cuma di dorong pelan langsung pingsan." Joss merutuki Namjoon yang berada di gendongannya. Kakinya berjalan cepat menuju uks, setelah sampai dia membaringkan Namjoon di atas ranjang uks. Niat hati ingin langsung pergi meninggalkan Namjoon seorang diri, tapi harapannya pupus ketika melihat Siwon yang berada tepat di belakangnya.

"Mau lari dari tanggung jawab Joss Wayar?" Siwon berkacak pinggang ke arah Joss dan menatapnya tajam.

"Hehehe, ya nggak lah pak. Ini saya tuh mau manggil dokter yang jaga di sini bukannya mau kabur. Saya kan orangnya gentleman." Tangannya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dan tersenyum canggung ke arah Siwon.

"Nggak usah banyak alasan, biar saya yang panggil. Kamu tunggu di sini, jangan coba-coba buat kabur atau saya bakal ngeskors kamu selama sebulan."

Matanya melotot ketika mendengar ancaman yang di layangkan Siwon. Dia tidak mau ancaman tersebut benar-benar terjadi, bisa-bisa dia di coret KK dan di hapus dari daftar ahli waris.

"Waah nggak gentle nih, masa bawa-bawa skors sih." Joss tersenyum kaku, ketika matanya tak sengaja menatap Siwon yang sedang menatapnya tajam. "Hehehe canda pak."

Setelah meladeni bacotan Joss yang tak bermutu, Siwon kembali pada misi utamanya yaitu memanggil dokter yang sedang mengisi absen. Sepeninggalan Siwon, kini Joss memandang wajah Namjoon yang tampak sedikit pucat. Menghela napas sebentar, sebelum dia kembali bersuara.

"Coba aja waktu itu lo nggak ngelaporin gua ke si Siwon, udah gua pacarin sumpah. Tapi udah telat juga si, selamat datang di neraka babu ku tersayang."

"Ngomong apa kamu barusan?"

Tubuhnya terlonjak kaget ketika mendengar suara Siwon. Dengan gerakan kaku, dia menolehkan kepalanya. "Nggak kok, nggak ada."

"Udah masuk kelas sana, nggak ada gunanya kamu di sini, bikin semak."

"Yeeeeu, bapak kok sensi banget sih. Lagi pms?" Joss lari terbirit-birit, setelah melihat Siwon yang akan membuka sepatunya untuk di lemparkan ke arahnya.

"Bisa kena stroke saya kalo punya 2 murid kaya dia." Dokter yang sedang memeriksa Namjoon hanya terkekeh pelan mendengar ucapan putus asa Siwon.

"Namjoon cuma syok karna kepalanya terbentur benda keras. Perutnya yang kosong belum terisi makanan, juga salah satu pemicu dia pingsan. Ketika dia sadar, beri dia makanan agar perutnya terisi supaya maag nya tidak kambuh." Siwon mengangguk pelan mendengar penjelasan dokter Sal.

"Kalau begitu saya permisi pak, masih ada pekerjaan yang harus saya kerjakan."

"Terima kasih."

"Sama-sama pak, sudah menjadi kewajiban saya."

Setelah Dokter Sal pergi ke ruangan pribadinya, Siwon mendudukkan dirinya di bangku yang telah di sediakan. Tangannya mengusap lembut rambut keponakan tercintanya.

"Kebiasaan, tiap pagi bukannya sarapan nasi malah makan ice krim, trus nggak bawa bekal pula."

Tak lama Namjoon membuka matanya, dan memandang ke sekeliling ruangan uks. Matanya menemukan atensi Siwon yang sedang duduk di sisi kanannya sambil memainkan handphone. 

"Uncle..." suaranya terdengar lirih karena merasakan sakit di perutnya.

"Eh sudah bangun ternyata." Fokusnya kini beralih ke Namjoon yang sedang meremas perutnya.

"Perutnya sakit?" Anggukan lemah Namjoon membuat Siwon menghela napas pelan. "Makanya sebelum berangkat sekolah itu sarapan nasi atau roti dulu dek, bukannya malah makan ice krim. Sekarang perutnya sakit kan."

Namjoon memandangnya dengan tatapan yang menyedihkan, air matanya sudah menggenang di pelupuk mata, siap mengalir kalau dia berkedip sekali saja. Siwom jadi tak tega untuk memarahinya, jadi lebih baik dia memberi makan keponakannya ini agar cepat sembuh.

"Ini di makan dulu, tadi uncle beli pas kamu masih tidur." 

Namjoon mengangguk pelan, menerima bubur pemberian Siwom dan meletakkannya di atas pahanya.

"Di makan dek, bukannya di aduk-aduk nggak jelas kaya gitu. Emangnya kalo buburnya di aduk bisa tiba-tiba pindah ke dalam perut?" Namjoon menggeleng lemah mendengar pertanyaan Siwon. "Nah itu tau, ya udah di makan gih. Kalo buburnya habis, nanti uncle beliin sepeda baru."

Terlihat binaran cerah di mata Namjoon ketika Siwon mengiming-iminginya sepeda baru. Kepalanya mengangguk cepat sambil tersenyum lebar ke arah Siwon.

"Nwanti Jwoonie," ucapannya terhenti kala mendapat pelototan tajam dari Siwon. "Di telan dulu buburnya dek, baru ngomong. Nanti keselek, baru tau rasa."

Namjoon menyengir lebar setelah mendengar teguran lembut Siwon. Tak ayal membuat Siwon ikut tersenyum.

"Nanti Joonie mau bawa sepeda barunya main ke taman. Boleh kan uncle?"

"Boleh sayang, nanti sehabis pulang sekolah kita beli sepeda barunya. Udah cepat abisin makanannya, trus masuk kelas."

"Siap laksanakan." Tangannya menghormat patuh membuat Siwon tersenyum gemas melihat tingkah lucu sang keponakan. Tangannya dengan lihai membersihkan pinggiran bibir Namjoon yang terkena bubur.

"Yeaayy selesai."

"Pintarnya," dia membawa tangannya mengelus pelan rambut halus milik Namjoon. "Masuk kelas sana."

"Baik bos." Namjoon berdiri dari duduk, mengambil tasnya dan menghormat ke arah Siwon. "Daan uncle, jangan lupa beli sepeda barunya yaa."

Dia berlari kecil keluar dari ruang uks, sambil melambaikan tangannya ke arah Siwon yang juga iku tersenyum sembari menahan rasa gemasnya.




-TBC-




.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Slave [JossJoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang