Keputusan

4 1 0
                                    

Sore itu, masih di hari yang sama saat Don pulang membawa selebaran yang sedikit membuatku penasaran dan berpikir dalam hati

"Siapa ya kira-kira yang berani menantang raja?"

Karena dari kabar yang beredar, Raja sekarang punya 3 pengawal khusus dengan kekuatan misterius yang mampu mengeluarkan Magic dari senjata mereka.

"Udah kaya di game aja, ya?" pikirku lagi.

***

Don keluar dari kamarnya dan berpapasan denganku di dapur.

"Kau dapat dari mana selebarannya?" tanyaku padanya

"Tempat kerja" Jawabnya singkat

"Terus yang dimaksud tantang itu, tantang siapa? Terus kau mau ikut, gitu? Daftarnya gimana? Perlu apa aja? Terus apa aja yang dibawa?" tanyaku banyak padanya

"Minggu, jam 8 malam, di tempat kerjaku" Jawabnya sambil berlalu keluar rumah.

Aku semakin penasaran dengan gelagatnya, seakan tak mau membahas banyak soal ini. Bisa jadi karena aku yang terbilang lemah di bidang fisik agak di sepelekan olehnya. Pikirku juga, ini pasti berhubungan dengan pertarungan.

"iya juga ya? aku ga mungkin bisa kelahi? lengan ku aja kurus kecil begini, mungkin dipukul orang pasti patah lah ya?" pikirku saat itu.

Dari yang dikatakan Don, berarti 4 hari lagi aku memikirkan soal selebaran itu. Dalam hati, ingin ku merubah nasib kami jadi lebih baik, tapi sebagai orang biasa yang kebanyakan mengandalkan otot ketimbang otak, aku sudah kalah telak duluan dan memilih mengubur itu semua sedari dulu.

Fisikku yang lemah, sifat ku yang sering menunda, malas bergerak, dan terlalu banyak mikir hal hal yang mustahil bisa aku lakukan, bahkan tak banyak orang yang ku kenal di sekitar rumahku membuatku komplit dalam segala kekurangan.

*

*

*

Hari berlalu terlalu cepat, tanpa ku sadari, sudah tiba hari yang di tentukan, aku harus memilih untuk ikut atau tidak sebagai penantang, ya penantang Raja.

Jam di tembok kayu rumahku menunjukkan jam 6 pagi

"Cepat juga aku bangun" pikirku.

Mungkin ini efek dari pikiran ku belakangan ini yang memikirkan tentang selebaran itu. Ingin ikut berpartisipasi, tapi takut kalau yang diperlukan hanyalah otot, karena kemarin Don berkata padaku

"Semua peserta dari kalangan Orang biasa"

Tanpa ku tanya, dia berkata begitu. Sangat jarang dia memulai pembicaraan tanpa harus ku tanya duluan.

"apa mungkin dia mikirin aku juga, ya?"
tanyaku dalam hati.

please drop ur comment ;)

Sang PenantangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang