Shayla menutup pagar rumahnya dengan perlahan lalu ia berjalan menyusuri jalan komples menuju rumah tetangga barunya yang jaraknya hanya berjarak 4 rumah saja. Shayla mengenakan pakaian mamba style dengan kaos putih sebagai atasan dan rok selutut sebagai bawahanya dengan tas slempang mini yang bertengger dibahunya dan ia menenteng wadah makanan yang tadi telah mamanya siapkan untuk tetangga barunya. Ia melangkah dengan perlahan saat ia telah melihat rumah tetangga barunya yang terlihat begitu sejuk dan asri karena terdapat begitu banyak tumbuhan di sekelilingnya, Shayla pun mendekat ke pagar pintu lalu menekan tombol bel. Lama ia menunggu tidak aja jawaban ia pun sedikit berteriak.
"Permisi... permisi... permisi."
*Clek
Terdengar suara pintu yang dibuka oleh seseorang dari dalam. Bersamaan dengan pintu yang terbuka munculah seorang laki-laki seusianya namun, dengan perawakan yang jauh lebih tinggi dan besar darinya itu keluar.
Laki-laki itu berjalan mendekat ke arah pintu gerbang rumahnya.
"Maaf cari siapa ya ?" tanyanya menatap seorang gadis di depanya dengan suara serak khas orang bangun tidur dengan rambut yang acak-acakan dan muka bantal.
"aku cari yang punya rumah, karena ada titipan dari mama ku untuk keluarga yang tinggal rumah ini." Jawab Shayla dengan nada datar seraya memperlihatkan wadah makanan yang tadi ia bawa.
"ohh gue anaknya yang punya rumah ini, silahkan masuk maaf gue kira siapa." Laki-laki itu membukakan pintu gerbang untuk Shayla dan mempersilahkanya masuk.
Saat berjalan menuju pintu depan rumahnya laki-laki itu bertanya
"Elo tetangga deket rumah gue ? rumah lo sebelah mana ?" tanyanya
"Rumah ku hanya selisih 4 rumah saja dari sini rumah cat warna putih yang depanya banyak bunga anggrek." Jawab Shayla dengan menyerahkan wadah makanan yang sedari tadi ia pegang.
"Ini makanan dari mama untuk keluarga kamu sebagai ucapan salam kenal."
"Loh elo ngga mau masuk dulu ?" tanya laki-laki itu saat wadah makanan tersebut sudah beralih ke tanganya .
Shayla menggelengkan kepalanya "Engga makasih, aku masih harus pergi kesuatu tempat lain kali saja."
"gue Camaro panggil aja Aro. Salam kenal dan makasih untuk makananya. Nama lo siapa ?"
Ya laki-laki tersebut adalah Camaro Hanasuke Elenio tetangga baru Shayla, ia memperkenalkan diri di hadapan shayla dengan mengulurkan tanganya. Shayla melihat uluran tangan tersebut lalu menjabatnya.
"Aku Shayla panggil aja Ayla, salam kenal juga."
"Kalau gue panggil lo Ala boleh ?"
"Kenapa ?" Shayla memadang Aro dengan mengernyitkan dahinya aneh pasalnya semua orang memanggilnya dengan sebutan Hala atau Ayla namun, laki-laki di depanya ini meminta izin untuk memanggilnya Ala. Panggilan yang dipakai oleh seseorang yang dulu sangat berarti baginya namun, sekarang menjadi orang yang paling tidak ingin ia temui.
"Ya ga papa, biar beda gitu soalnya aku rada kurang sreg kalo manggil lu Ayla kek nama mobil ehehe he he he he." Jawab Aro dengan asal. Setelah mengucapkan itu ia pun merutuki ucapanya dengan sedikit memukul pelan kepalanya.
"Terserah. ? " Jawab ala dengan singkat. Namun, ia sedikit memikirkan merk mobil, namanya itu bukanya Cayla ya bukan Ayla. Tapi ia hanya mengedikan bahu dengan acuh ia tidak mau memikirnya.
"Jadi, boleh ?" Tanya aro memastikan
"iya"
Setelah Shayla mengucapkan itu Aro tersenyum senang. Shayla pun langsung berpamitan dengn Aro untuk melanjutkan perjalananya menuju tempat toko buku.
"kalo gitu aku pergi dulu, bye."
"oke bye." Aro seraya tersenyum
Shayla pun berjalan melewatinya keluar dari gerbang dan mulai berjalan menajuh untuk ke toko buku. Saat Shayla berjalan menjauh Aro pun tersadar dan sedikit berteriak kepada Shayla.
"entar gue balikin tempat makan lo !!."
Setelah Shayla sudah tidak lagi terlihat Aro pun berjalan memasuki rumahnya sembari memegangi dadanya yang terus berdegup kencang setelah bertemu dengan Shayla menggunakan tangan kirinya.
"Gilee gue kenapa anjir dada gue kenapa , kenapa jantung gue detak kenceng banget." Gumam Aro saatmenutup pintu rumahnya.
"Kenapa bang ?." suara yang berasal dari belakangnya itu berhasil membuat Aro kaget dan mengembalikan kesadaranya.
"Mama ngagetin aja. Nih dari tetangga sebelah rumah cat putih yang punya banyak bunga anggrek." Kata Aro seraya menyerahkan wadah makanan itu ke mamanya.
"Aro ke kamar dulu, bye ma." Aro mencium pipi mamanya dan langsung berjalan kearah kamarnya dengan masih memegangi dadanya yang masih berdetak begitu kencang.
Mamanya hanya terheran sampai menggelengkan kepalanya melihat kelakukan sang putra tersebut.

YOU ARE READING
S H A Y L A
Teen FictionCerita ini hanyalah cerita remaja pada umumnya cerita seorang gadis perempuan dengan sejuta permasalahannya permasalahan keluarga, pertemanan, dan juga permasalahan sosialnya. Gadis ini dipaksa sempurna oleh kelarga dan sosialnya, padahal gadis ini...