Chapter 31: Penyelesaian

42 21 2
                                    

Pada layar besar itu, terpampang Lita yang akhirnya berhasil masuk ke dalam pintu itu. Lantas bersamaan dengan terhisapnya Lita ke dalam pintu tersebut, sebuah cahaya putih menyeruak keluar dari pintu itu, membutakan dan menenggelamkan apapun yang dilewatinya. Hutan, badai, rumput, semuanya. Termasuk Hunter yang masih menjaga Viary yang sudah dalam kondisi setengah sadar, cahaya itu melahapnya bahkan sebelum Hunter itu sempat melarikan diri. Lalu cahaya itu terus bergerak, terus mendekati panti asuhan itu. 

Pagar putih yang terbuka lebar itu ikut terbenam oleh cahaya putih tersebut, halamannya, pintu masuk, bahkan ketiga pemuda yang menggantung di atas perapian dengan kondisi mengenaskan itu pun ikut tersapu bersamaan dengan seisi rumahnya, termasuk halaman belakang.

Setelahnya, layar itu sepenuhnya memancarkan cahaya putih tanpa meninggalkan setitik pun pada layar, cahaya putih itu benar-benar menyapu bersih semua hal yang berada di dalam permainan itu. Baru beberapa detik setelah cahaya putih itu memenuhi layar, sebuah tulisan dengan warna emas dan font meliuk-liuk indah itu muncul.

"GAME FINISHED"

Para orang-orang yang menonton di depan layar lebar itu dari ruangan besar maupun ruangan kecil di atasnya itu menganga, tidak mampu berkata-kata atau bahkan sekedar menghela napas lega.

Bagaimana tidak? Karena dari sembilan pemain yang ada, hanya satu yang berhasil keluar dengan selamat. Tentunya, mereka tidak punya muka untuk bernapas lega. Kecuali dengan pria berjas yang sedari awal memperhatikan dari ruangan kecil di atas , Ditya, dia satu-satunya yang menghela napas lega.  

Selang beberapa detik setelah tulisan itu muncul, sebuah erangan terdengar dari dalam kapsul. Orang-orang berjubah putih yang menempati ruangan kecil di atas itu langsung menoleh menuju sumber suara. 

"CEPAT! TANGANI DIA!" 

Perintah itu langsung terdengar begitu kelopak mata Lita, gadis yang terbaring di kapsul itu sedikit terbuka dengan lemahnya. Tanpa menunggu apapun lagi, para petugas kesehatan itu langsung mengerubunginya dan memeriksa kondisinya. 

Lita yang masih dalam keadaan setengah sadar dan lemas itu tidak mampu berbuat apa-apa selain menonton. Samar, dari celah-celah petugas kesehatan yang mengerubunginya itu, dia sempat melihat beberapa orang mendekati salah satu kapsul lainnya sembari berseru-seru.

"Satu lagi! Dia dalam keadaan kritis! Bawa dia ke rumah sakit!" Suara itu terdengar samar di pendengaran Lita. Dan setelahnya, sebuah kasur dorong datang dan membawa pergi seorang gadis yang dikenalnya, Viary. Lita tidak melihat apapun lagi sesudahnya, karena matanya kembali menutup.

*****

"Halo?"

Sedari tadi aku  berdiri di sini, tapi tidak ada satupun yang muncul atau menyahut. Hanya ada ruangan kosong berwarna putih kebiruan di sini. Aku bahkan tidak tahu dimana ujung atau permulaan ruangan ini. Aku sudah mencoba mengelilinginya, namun seberapa jauh aku melangkah, aku tetap tidak melihat apapun selain air jernih yang kupijak.

"Apa aku masih di dalam permainan?" Lelah berjalan, akhirnya aku memutuskan duduk, tidak memedulikan celana coklat yang menjadi basah karena air setinggi mata kaki itu.

"Tapi aku yakin sudah melihat kembali ruangan itu dan melihat ... Viary." Aku bergumam lagi, mengabaikan fakta bahwa tidak ada siapa pun yang mampu menjawab atau bahkan mendengarku.

Atau ...

"Aku mati?" 

Tapi bukankah aku berhasil menyelesaikan permainan? Lantas kenapa aku mati?

Tidak, kau belum mati.

Suara itu terdengar, aku langsung menoleh pada sumber suara. Namun belum juga aku melihat wajah pemilik dari suara yang familiar itu, sesuatu menarikku dengan kencang entah menuju kemana, melayang menjauh dari pemilik suara itu. Namun aku yakin, itu suara El!

Doll [Tamat] (Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang