Epilog

315 11 3
                                    

"Yey! Kita lulus!" ucap Rissa dan kedua sahabatnya bersamaan sambil berpelukan ala teletubbies. Memang sehabis dia belajar dan makan siang bersama Rama, kemarin dia tidak pernah lagi keluar rumah karena ingin mempersiapkan dirinya matang-matang dan ternyata hasil kerja kerasnya yang cukup membuat penat dirinya berhasil! Dan saat ini mereka bertiga sedang di kerumunan banyak orang melihat pengumuman yang membuat hati mereka bertiga sangat senang.

"Bentaran lagi kita jadi anak kuliahan! Finally! Gue juga gak sabar prom." Sasha pun kembali memeluk sahabatnya lalu seketika itu juga raut wajah Sasha berubah menjadi cemberut. "Tapi di lain sisi juga gue gak mau ninggalin sekolah tercinta ini"

Vega dan Rissa hanya saling bertatap lalu memutar mata bosan, Sasha memang bisa dibilang dramaqueen tapi mereka berdua sudah biasa menghadapi sikap Sasha itu.

"Yaudah sih, Sha. Yang penting kan kita kuliahan juga bareng kan?" kata Vega sambil merenggangkan pelukan mereka lalu berjalan ke kantin.

Tiba tiba ada seseorang yang menepuk bahu Rissa dan sontak membuat Rissa langsung menoleh.

"Eh? Rama? Aga? K-Karin?" ucap Rissa lalu mengerutkan keningnya.

"Hai! Kita belum kenalan kan? Padahal kita sekelas loh. Gue Karin, tenang aja gak usah gugup gitu. Dan ohya, gue hanya mau gak mau ada kesalahpahaman."

"Gue Rissa" lalu mengulurkan tanganya. "Kesalahpahaman apa yang maksudnya?" sambung Rissa

Karin pun tertawa pelan. "Gue tau kok, lo jealous kan waktu gue sempet deket-deketnya sama Rama? Cuma sekedar ngasih tau aja, Ris. Gue sama Rama cuman temen doing kok. Dia masih jadi Rama lo dan selamanya jadi Rama lo."

"M-maksudnya apaan sih? Gak ngerti gue alur nya ini kemana?" Jawab Rissa.

"Lo berdua kekanak-kanakan abis ya. Kalian pikir kita gak tau apa lo berdua saling suka? Gini aja ya, gimana mungkin gue sama Karin enggak curiga kalo liat sikap kalian yang biasanya berantem mulu tiba tiba kayak orang pacaran? Kalem kaleman gitu. Ternyata yang namanya benci jadi cinta itu emang ada." Ucap Aga panjang lebar dan membuat Rissa sedikit kaget. Bagaimana mungkin mereka berdua yang sama sekali tidak dekat dengan Rissa menyadarinya tapi orang yang dicintainya saja tidak pernah sadar.

Tiba-tiba Rama berdeham, "Ris, ikut gue" Ucap Rama akhirnya membuka suara lalu menarik Rissa ke taman belakang sekolah.

Rissa pun menghentakkan tangannya dari pegangan Rama yang membuat dirinya spot jantung. "Lo apaan sih narik-narik gue gitu? Sakit tau!" pekik Rissa toa.

"Toa banget sih" kata Rama. "Yaudah, gue mau to the point aja. Lo suka sama gue sejak kapan?" Tanya Rama dan membuat Rissa hanya menundukkan kepalanya.

Rama pun menarik dagu Rissa lembut. "Hey, Ris?" Ucap Rama pelan. "What the? Lo nangis?"

Rissa pun menghela napasnya pelan, "Jujur, gue suka sama lo sejak MOS! Puas?" Kata Rissa dan membuat mata Rama terbelakak, lalu Rama pun mengambil kedua tangan Rissa dan menggenggamnya erat erat.

"Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Rama

"Gak romantis amat" Ucap Rissa datar.

"Carissa Dariani, gue juga suka sama lo. Emang gue suka sama lo gak selama lo suka sama gue. Gue suka sama lo akhir akhir ini, Ris. Tapi gue tau gue bukan hanya suka sama lo, mungkin cinta? Siapa sih yang tau. Gue suka sifat lo, cara lo berfikir dan lo gak jaim-an kayak kebanyakan cewek yang ngedeketin gue. So, will you be my girlfriend? Sorry gue gak bisa romantis." Ucap Rama lalu menggenggam tangan Rissa semakin erat.

Mata Rissa berkaca-kaca, ternyata usaha dia menunggu kepekaan Rama terjawab sudah.

"Yes." Ucap Rissa singkat lalu memeluk Rama.

"I love you, Ris" Kata Rama lalu mengecup keningnya dan mengelus puncak kepala Rissa pelan.

"Too." Ucap Rissa sambil mengulum senyumnya yang benar-benar manis.

"Oh ya, jadi lo kuliah dimana Ram?"

"Ih kok masih make lo sih, kamu dong." Ucap Rama sambil mengedip-ngedipkan matanya

"Hehe, yaudah ralat, kamu kuliah dimana rencananya?"

"Gitu dong, aku mau ambil kuliahan di sini aja deh biar bisa sering-sering ketemu kamu soalnya kalo ldr -an males"

"Waduh, ada yang pacaran nih" ucap Aga tiba tiba sambil tersenyum jail. "Bener kan, Rin? Mereka pasti sebenernya saling suka. Cuma terlalu malu untuk saling ngungkapin. Sok jual mahal." Komentar Aga dan membuat Rissa dan Rama tertawa.

"Kayak lo pada gak pacaran aja" Sindir Rama. Memang, 5 hari yang lalu Aga menembak Karin dan udah pasti tau kan jawabannya. "Eh tapi tunggu-tunggu, lo bedua gak ngintip sama ngupingin kita tadi kan?"

Aga pun nyengir-nyengir idiot "Liat Ram, abis gimana sih ya kalian berdua FTV abis, gimana gak betah nontonnya? Udah ah Ram, mendingan sekarang lo nraktir gue deh. Masih inget kan yang waktu itu?" Ucap Aga sambil menaik-turunkan alisnya dan dibalas jitakan oleh Rama.

"Semerdeka lo aja deh, yaudah yuk ke kantin"

So guys intinya, jangan terlalu kaku untuk ngungkapin sayang lo ke seseorang yang lo suka. Meskipun dia belum tentu bales cinta lo, setidaknya lo udah ngungkapin dan rasanya bakal lega banget. Jangan terlalu hobi memendam sesuatu yang bakalan membuat hati lo sakit. Lo harus nerima apapun jawabannya, harus nerima resikonya. Karena setiap hal yang dilakukan pasti ada resikonya. Udah ah jadi kayak Sasha nih.

a/n

Haloha! Akhirnya sampe juga ke epilog. Tbh, aku gak suka bikin short story tapi daripada makin kajol yaudah deh gini jadinya. Jujur sebenernya aku kurang suka sama cerita pertama ini. Like sangat abal guys, tapi janji deh ntar aku bikin cerita yang lebih menantang dan anti-mainstream tapi kalo aku gak mager ya hehe. Vomments tolong banget ya guys dibantu ya dibantu, maksa banget? Hohoho. Oh iya guys di mulmed aku ada bikin foto dress yang bakal dipake Rissa dkk waktu prom meskipun aku gak bakal bikin cerita waktu prom nya.

Sekian.

To Be With You [short story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang