chp 3

4.7K 157 2
                                    

Ravi pov

04.45
Ravi terbangun karena suara dazan subuh, setelah mengumpulkan nyawa beberapa menit ia segera menuju kekamar mandi dan mengabil whudu. Setelah selesai Sholat, Ravi segera mengambil handuk dan mandi.

"Seger banget berrrr" ucap Ravi ketika keluar kamar mandi dan udara diluar dingin. Rumah Ravi dekat dengan sekolah, kemungkinan hanya 10 menit dan Ravi bisa santai.

Setelah semua selesai, Ravi segera menuju keruang makan. Disana sudah ada mamah yang sedang menyiapkan sarapan "mah, papah mana?" Tannya Ravi. "Oww masih mandi sayang" jawab mamah.

Sambil menunggu papah siap, Ravi menonton televisi. Apa yang ia tonton? Kartun. Ya... kartun, kartun apa? Pow pat roll. Itu... film anak kecil astaGGAAAA! Ia memang sudah SMP, tapi memang masih memiliki sifat kekanak-kanakan.

Ketika asyik menonton, Ravi merasa ada yang memainkan kepalanya. Tidak lain tidak bukan ia adalah kakanya, kakanya laki-laki biasa dipanggil Shan. "Morning dek" sapa kak Shan, "dak dek dak dek, makan sana cepet" ucap Ravi sedikit keras mungkin(?), "iya deh dek" canda kak Shan.

05.29

Setelah semua siap Papah, Kak Shan dan Ravi segera berangkat dan tidak lupa salam terlebih dahulu pada mamah. "DADAH MAH, RAVI PERGI DULU" ucap Ravi sebelum mobil melaju kembali dan dijawab dengan lambayan tangan dari mamah.

Saat dimobil Ravi dan kak Shan sempat bertengkar karena kak Shan terus memainkan rambut Ravi, kak Shan aja ketaginah apa lagi Farlan.

06.05

Setelah mengantar kak Shan, akhirnya Ravi sampai sekolah juga. Karena jarak sekolah kak Shan lebih dekan maka dari itu kak Shan diantar terlebih dahulu. Sebelum keluar Ravi menyalami ayahnya dan ketika keluar Ravi melambaikan tangan pada ayahnya dan dijawab dengan anggukan ayah seperti biasa.

"Dirumah dingin, disekolah dingin bisa beku gw lama-lama" ujar Ravi kedinginan. Dari belakang Ravi bisa mendengar ada yang mengejarnya dan dengan rasa penasaran ia menoleh kearah belakang, yang ia temukan adalah Farlan yang sedang berlari kearahnya.

"HAEEE, pagi amat bangun jam berapa dah?"

"Jam... 04.50 maybe?"

"Masih pagian gw si"

"Pake alarm kan?"

"Iya"

"Pagian aku lah, aku gk pake alarm"

"Gw lah kok lu sih?"

"Kalo kamu gk pake alarm yang ada sampe jam 12 juga gk akan bangun" canda Ravi yang sialnya itu bisa menjadi fakta. Tidak ada jawaban lagi dari Farlan, Ravi berusaha menggodanya dengan menempelkan badannya dengan Farlan. Bukan ditindih hanya menempelkan tangan.

Yang ia anggap iseng, tetapi malah dibalas oleh Farlan yang menjadi menggenggam tangannya. Saat ini Ravi ingin sekali salto, tetapi ia malu setengah mati karena keisengannya mengakibatkan ia salting... brutal. Ravi tidak pernah sedekat ini dengan laki-laki seperti Farlan, kecuali kak Shan.

Acara genggam tangan itu berlangsung hingga mereka akan segera sampai dikelas. "Lanjut nanti ya, takut ketauan" bisik Farlan tepat ditelinga Ravi yang membuatnya menjadi sebuah tomat. Salah satu bagian sansitif pada tubuh Ravi adalah telinganya, jadi... hanya hembusan nafas saja ia sudah merasa geli.

07.00

Pelajaran dimulai tetapi belum ada guru yang memasuki kelas, ya tentu kelas diawali dengan jamkos yang membosankan. Tetapi tidak dengan Ravi dan Farlan karena mereka dapat mengobrol dengan 4 temannya yang bersebelahan.

Tidak lama dari itu, datang seorang guru kesiswaan yang memberi tahu akan segera diadakan wawancara osis. Ravi dan Farlan saling melirik satu sama lain, mungkin mereka akan sama-sama ikut osis nantinya. Setelah 5 menit berbincang, guru tersebut berterima kasih dan segera keluar kelas "Mau ikut osis gk?" Tanya Farlan "Ayo, baru aku mau nanya itu" jawab Ravi dengan senang.

ꜰᴀʀʟᴀɴ × ʀᴀᴠɪ🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang