Chp 8🔞

14.6K 174 2
                                    

04.13

Farlan bangun dengan menyambut hari yang baru sebagai kekasih Ravi, anjay. Dia segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat lalu membangunkan Ravi "Sayang... bangun yuk nanti telat" ingatnya dengan suara deep voice khas Farlan.

Terkejut dengan suara ditelinganya, Ravi membuka mata perlahan dan melihat siapa yang membuat suara itu 'baru jadi pacar sehari aja udah begini' batinnya dan segera bangun lalu duduk dipinggiran kasur.

"Ayo mandi"

"Gandonggg"

"Ih? Mau aku mandiin?"

"Hu'um"

"Aku udah siap iniii, nanti aja ya"

"Yaudah tapi gendong ke kamar mandinyaaa!"

"Iya deh, bayi gede dasar" candanya sambil menggendong sang empu, tidak berat dan nyaman untuk digendong. Pikiran Farlan yang melenceng kemana-mana saat ini aktif 'kalo badan dia hampang begini... pas gitunya gw bisa sambil gendong dia... AH APAAN SI baru pacaran sehari aja udah mikirin begituan' kesalnya pada diri sendiri.

"Udah sampe nih" ingatnya lalu menurunkan Ravi dari gendongannya yang diikuti dengan Ravi yang turun dan berjalan masuk untuk mandi "Thanks" ucapnya singkat, maklum... masih 5 wat.

Sambil menunggu Ravi, Farlan segera menuju meja makan untuk sarapan dan disana sudah ada kak Shan yang sudah makan duluan. Tak sungkan Farlan ikut duduk didepan kak Shan "Makan kak" jawabnya yang diiangguki oleh kak Shan dengan senyuman.

"IH KOK GK NUNGGUIN SI?" Kesalnya karena melihat 2 lelaki didepannya sarapan duluan tanpa memedulikannya yang tertinggal. Mendengar amukan adik dan pacarnya mereka berdua saling menatap dan tertawa "Hahahaha bangun kok telat dek" canda kak Shan yang dijawab dengan perilaku sinis selama sarapaan.

Karena Farlan selesai duluan ia memilih memakai sepatu dan memainkan ponselnya sambil menunggu kekasihnya yang masih menikmati makanan buatan mamah "udah pada siap belum bro?" Tanya papah dengan gaya khasnya dijawab dengan hormat dari ketiganya yang membuat papah terkekeh.

06.08

Sampailah mereke disekolah "jamkos sampe pulang sabi lah yaaa...!" Ucapnya sedikit teriak ketika melewati ruang guru, malu dengan perilaku kekasihnya Ravi berlari sambil menarik tangan Farlan untuk segera kekelas.

'Tak'
Ravi menjitak jidat Farlan karena perkataannya tadi "tol*l ih kamu yaaaa! Kalo kedengeran terus kamu ditandain gimana coba?" Ingatnya khawatir.

"Iya iya maaf, tapi jangan dijitak jugaa"

"Salah sendiri"

"Iya maaf"

"Huh."

'Aduh gawat kalo udah gini, gimana gw bujuknya' batinnya. Ravi jika sudah ngambek sulit sekali dibujuk untuk minta maaf, maka dari itu Farlan harus memutar otak agar Ravi mau memaafkannya.

"Maaf yaa, janji gk gitu lagi" ucapnya memelas sambil berjongkok dan menangkup dagunya pada lutut Ravi. Tidak ada respon sama sekali, Ravi masih memainkan ponselnya tanpa menatap balik lelaki dibawahnya.

Keadaan kelas saat ini sepi, hanya ada mereka berdua.
'Cup'
Dengan kecepatan kilat, bibirnya melumat lembut bibir Ravi. "Hmmphh!!" Karena ciuman itu mendarat tanpa aba-aba Ravi kehabisan nafas karena terkejut "hah... jangan tiba-tiba dong" kesalnya dengan wajah sudah memerah.

"Makanya maafin gw, yaa?" Pintanya sambil memeluk Ravi, bagaimana keadaan keduanya? Ya tentu saja wajah mereka memerah dan detak jantung mereka tidak bisa diatur kembali dengan muda pada pada kecepatan stabil.

ꜰᴀʀʟᴀɴ × ʀᴀᴠɪ🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang