Chp 9

4.2K 85 1
                                    

Sudah dua hari dari kejadian... itu waktu itu dan saat ini Farlan sudah melebihi manja deperti biasanya seperti jika Ravi jajan tetapi tidak mengajaknya dan tidak meminta ijin kepadanya ia akan mencari kemanapun hingga ketemu seperti anak yang kehilangan ibunya dipasar.

Flashback on

"Bisa jalan gk?"

"Bisa, tapi perih"

"Mau gw gendong?"

"JANGAN WEH PARAH"

"Ya siapa tau gitu jadi gw nawarin duluan"

"Gk usah bentar lagi sampe kelas kok" tenangnya karena setelah kejadian kemarin Farlan menjadi dangan posesif kepadanya, sesampainya dikelas ia berusaha duduk seperti biasa tetapi yang sebenarnya terjadi adalah Ravi meringis pelan karena holenya sedikit perih akibat... emm... kelakuan Farlan dikamarnya kemarin "shhh sakit janc*k"

Farlan terlihat seperi anjing yang kasihan pada majikannya, salanya juga karena pada pertama kali saja ia sudah kasar "Cakit nda?" Ucapnya dengan nada diimut-imutkan, mendengar hal itu Ravi menjitak pelan jidat Farlan "shhhttt!! Dibilangin gw gakpapa ya dek" jawabnya sambil menunjukan jari telunjuk lalu mengacak-ngacak rambut Farlan.

Flashback off

Untung saja hari ini Ravi sudah bisa kembali Cheerfull seperti biasa layaknya anak petakilan, Farlan juga kembali pada keadaan biasanya hanya sikap posesif pada Ravi masih ia jaga dan tidak akan hilang.

"Ish gurunya lama...! Gk niat masuk jangan kasuh tugas ya pak, udah enak jamkos nie" grutunya sambil menyenderkan tubuhnya pada kursi. Merasa kurang nyaman ia berjalan kemeja Farlan, kebetulan sekali kakinya sedang mengangkan dan posisinya sedang bersandar tenang sambil memainkan ponsel.

"Bosen, pat-pat dong" pintanya sambil duduk dipangkuan Farlan, mengalihkan perhatianya dari ponsel itu Farlan segera memeluk Ravi menggunakan tangan kanan dan memberikan head pat pada Ravi menggu akan tangan kiri, pemandangan indah bagi fudan dan fujo ya ges ya.

Karena ia penasaran dengan wangi khas tubuh Ravi ia mengendus leher belakang Ravi yang bisa dibilang adalah spot yang sensitif, keisengan Farlan karena mungkin bosan yang ia cium hanya bibir kekasihnya saja.

'Snif-snif'
Sesudah ia mengendus dan menghafal wangi tubuh lelaki yang ia pangku, ia mencium dan memberi sedikit... kissmark yang hanya bertahan 1 jam mungkin? Lalu ia menangkup dagunya dibahu Ravi.

Menyadari apa yang dilakukan kekasihnya tadi, ia bersandar pada bahu Farlan lalu menutup wajahnya dengan kedua lengan mungil itu guna menutupi wajahnya yang memerah 'heunghhhh bhangs*t ni anak ampun!!' Batinya berteriak. Tidak mau kalah ia berfikir untuk menggoda Farlan, ia berkedok membisikan sesuatu yang aslinya ia mencium pipi Farlan dan menatapnya dengan smirk.

Terkejut ia mendongak dari posisi kepalanya yang semula tertunduk dibahu Ravi yang sekarang menatap balik kekasihnya, karena kegirangan ia menggoyangkan tubuh keduanya dan membisikan "udah berani kamu hm?" Dengan deep voice andaln Farlan, cieee.

Merasa dirinya terancam Ravi segera berdiri dan menunjukan jari telunjuknya dan berkata "awas kamu jangan berani disini" dan segera kembali kemejanya yang terus ditatap oleh Farlan yang terkekeh. 'Pacar siapa si cu banget aww' batinya, alay ya dia ges.

09.00

bel istirahat terdengar nyaring dan membangunkan beberapa siswa yang tertidur karena gurunya tidak datang untuk mengajar seperti contohnya Farlan, karena Ravi tidak mau mebangunkan seorang Farlan yang mungkin sedang asyik bermimpi mau tak mau ia meninggalkannya pergi ke kantin bersama sahabatnya yang tentu sahabat Farlan juga.

ꜰᴀʀʟᴀɴ × ʀᴀᴠɪ🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang