00. Prolog

397 26 2
                                    

Senin, 2013

"Makasih pak."

Ini adalah hari pertama Jisoo sebagai kelas 11. Ia menatap jam tangan yang ia kenakan. Fiuh, untung saja dia tidak telat. Gadis berambut cokelat itu kemudian melangkah menuju koridor dekat kelas barunya, ia juga sesekali melihat handphone nya agar tidak salah masuk kelas.

Brugg!!

Jisoo mungkin terlalu karena sibuk melihat handphone yang ada di genggaman nya, sampai-sampai menabrak seseorang di depannya.

"Aw..." Jisoo merintih, lututnya tergores, buku-buku yang ia bawa terjatuh berhamburan tak karuan di lantai.

Saat hendak mengambil bukunya kembali, sebuah tangan tiba-tiba ada di hadapan Jisoo, seperti memberinya bantuan untuk berdiri.

Dengan senang hati, tentu ia menerima bantuan yang di beri tersebut.

"Kamu gak papa?" Lelaki yang membantunya berdiri, bertanya ketika Jisoo terlihat sibuk karena membersihkan rok nya yang terlihat kotor.

Wait sebentar... Suara nya kayak kenal tapi siapa? Jisoo seketika berhenti membersihkan roknya

Shit, lelaki tersebut adalah Jung Haein. Tatapan mata sayu yang ia miliki, rambut hitam pendek dan kulit kecoklatan, semuanya itu terlihat sangat menyebalkan di mata Jisoo. Lantas, gadis itu mengerutkan alisnya kesal setelah buku-buku yang berjatuhan kembali di genggamannya.

"Bocah tengil?!" Haein menunjuk Jisoo yang sedang sibuk menatapi nya jijik.

"Kutu kupret, diem lo! Gue bukan bocah tengil"

Ia melangkah pergi dengan dengusan berat, "Orang secantik gue dibilang bocah tengil, huh."
_____________________________________

Jisoo menatap kelas nya yang masih terlihat sepi, hanya 4 anak yang baru datang. Ia lalu memilih tempat duduk dan menaruh tasnya.

"Soo!!"

Jennie Kim, atau di sebut Jennie, menyapa Jisoo ketika baru saja datang. Setelah menaruh tasnya, Jennie memutar kursinya berhadapan pada Jisoo.

"How's ur day, Soo? Muka lo asem banget btw." Jennie menyadari muka sahabatnya yang terlihat murung, sepertinya hari ini sangat buruk bagi Jisoo. Padahal jarang-jarang gadis itu badmood

"I'm fine Jen, cuma tadi di koridor pas-pasan sama orang yang ngeselin nya level maksimal."

Jennie mengerutkan alisnya, lalu mulai berfikir. Oh.. sepertinya ia tau siapa yang di maksud oleh Jisoo.

"Let me guess, it's Jung Haein. Your rival, right?"

Jisoo menganggukan kepalanya perlahan sambil menghela nafas berat. Jennie sudah tak heran lagi, setiap hari ada saja masalah antara mereka berdua. Tak peduli di hari sekolah maupun hari libur. Satu sering memaksakan kehendak satu lagi tak mau mengalah, pusing.

Ting tong... Saatnya apel

"What?! Ada apel? Di hari pertama?" Jisoo protes, ia jelas tak ingin berdiri lama panas-panasan layaknya ikan yang sedang di jemur.

Jennie mengangguk, lalu menarik tangan Jisoo menuju lapangan.

.....

Huhh... Yang benar saja, panas hari ini minta ampun. Jisoo menyerah.

Kedua gadis itu lalu berbaris di belakang teman kelasnya, beruntungnya lagi di depan mereka adalah siswi yang tinggi jadi mereka tidak kepanasan deh, sangat pintar kan?

Dari kejauhan, terlihat ketua kelas mereka, Irene yang sedang sibuk mengoceh karena tidak ada satupun yang ingin maju ke barisan depan. Gawat, Jisoo merasa tak aman sekarang, ia memiliki feeling bahwa dirinya akan di seret maju ke barisan depan tersebut.

"Jis, lo maju! Cepetan!"

Jisoo terdiam layaknya patung saat Irene memanggil namanya.

"Cepetan atau gue itung, sampe gak kesini lo dapet sanksi. Satu.."

Dengan cepat, Jisoo berlari menuju barisan depan setelah mendengar kata "sanksi" yang Irene sebut. Ya... mau gak mau dia harus maju biar gak di sanksi.

"Good."

Jisoo mendengus kesal sambil mengelap keringatnya saat mendengar jawaban puas dari Irene. Cuma Irene saja yang puas, namun bukan dirinya.

Ini siapa lagi di depan... inikan barisan cewe.

"Lo bisa majuan gak?" Jisoo menyentuh pelan pundak seorang lelaki yang ada di depannya, ia benar-benar menghalangi pandangan Jisoo. Plus, ini juga adalah barisan siswi, mengapa seorang siswa ada di sini.

"Shut up bocah tengil."

Jisoo melotot kesal saat mendengar jawaban yang di lontarkan oleh lelaki tersebut, oh... rupanya si Kutu kupret Haein.

"Maju gak! Lo lagian ngapain ada disini, mana di tengah tengah lagi." bisik Jisoo.

"Woi bocah tengil, gue ini lagi jadi petugas apel. Lo diem dulu, lagian seharusnya bersyukur, kan enak ketutupan bayangan gue jadi lo gak kena panas." Haein membalas cibiran Jisoo.

"Mamam jadi petugas apel, ya lo juga bener sih gue gak kena panas. Haha." Jisoo tertawa puas setelah melihat Haein kepanasan dan kulitnya yang mulai terlihat seperti udang goreng, ia merasa menang.

"Bilang makasih dulu."

"Gak sudi."
_____________________________________

Main Cast

Jung Haein, 26 y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung Haein, 26 y.o (2022)

Kim Jisoo, 24 y

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Jisoo, 24 y.o (2022)

Crazy For Love (Haesoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang