A/N : pembaca yang baik adalah pembaca yang meninggalkan jejak. Entah itu komen, vote dan follow. Thanks_
.
.
Ia menangis kembali kala mengingat penghianatan yang dilakukan kekasihnya 2tahun lalu. Dengan penuh kecewa semua foto dan kenangan pemberian dari kekasihnya Ia masukan ke dalam sebuah kotak untuk Ia simpan. Kabar yang seharusnya Ia terima bahagia karena kekasihnya berjanji akan melamarnya saat itu berubah kekecewaan yang tak termaafkan dihidupnya. Ia yang dulu ceria pun, kini berubah menjadi sosok pendiam dan pemurung. Bahkan mudah sekali marah. Yang hanya berbicara sekedarnya saja seperti saat ini.
"Ngomong-ngomong, sebentar lagi musim gugur. Bagaimana kalau kita liburan ke negara favorit kita, Unnie?"
"Kemana?"
"Canada. Sebentar lagi pohon maple bermekaran. Pasti kau suka."
"Aku tak mau. Bahkan tak akan pernah ke sana lagi meski kau memintaku berkali-kali."
"Wae?"
"Bukan'kah kau sudah tahu alasanku kembali ke Seoul karena apa?! Jadi berhentilah berpura-pura tak tahu atau aku takkan pernah mau berbicara lagi denganmu?!"
Jennie yang saat itu berada di meja makan kembali kekamarnya penuh kecewa. Tentu saja membuat Lisa tak ingin melihat kakaknya seperti ini terus. Bukankah hidup terus berjalan? Lantas kenapa kakaknya harus terus dibayangi masa lalu?
Dulu Jennie sangat menyukai musim gugur. Tetapi kali ini Ia begitu membencinya. Karena musim gugur selalu membawa luka dihatinya. Mengingatkannya pada beberapa kenangan pahit akhir-akhir ini. Padahal, Ia sangat menyukai daun maple yang cantik itu. Daun itu hanya tumbuh di musim gugur. Ia selalu berlibur ke Canada negara favoritnya, demi menikmati keindahan pohon itu di setiap tahunnya. Tapi kini, keindahan itu tinggal sebuah cerita. Sama seperti sebagian kisah hidupnya yang kini hanya tertinggal waktu.
Lisa tak ingin melihat kakaknya terus terpuruk. Ia masuk ke kamar itu dan mencari sumber yang selama ini membuat kakaknya bersedih dan tak mau melupakannya. Ia mengambil paksa kotak sialan yang menjadi sumber kesedihan kakaknya itu. Bahkan Ia tak peduli jika saat ini Jennie tengah murka dan memakinya.
"Yak! Apa yang akan kau lakukan dengan benda milikku?! Kembalikan Lisa-ya!"
Lisa tak mendengar sumpah-serapahnya. Ia terus melangkah ke lantai bawah, menuju perapian untuk membakar kotak itu beserta isi di dalamnya. Lisa berharap setelah barang-barang itu lenyap, maka kesedihan dihati kakaknya pun akan berakhir. Lisa hanya tak ingin melihat kakaknya murung. Seolah tak ada lagi laki-laki baik didunia ini. Ia cantik, baik dan pintar. Banyak sekali yang ingin mendekatinya. Ia hanya ingin kakaknya kembali.
"Kenangan pahit itu harus dibuang, untuk apa terus dikenang. Pantas saja kau tak akan pernah bisa melupakannya."
"Kau tidak tahu apapun karena kau masih kecil! Anak kecil sepertimu tahu apa tentang cinta!"
Dengan perasaan kesal, Jennie pergi bersama mobil kesayangan pemberian terakhir dari mendiang ayahnya itu entah akan kemana. Meninggalkan gadis 19tahun yang kini masih termenung didepan perapian. Menyaksikan benda-benda itu hangus dan lenyap. Mencerna ucapan terakhir Jennie.
"Aku memang masih kecil. Belum sebesar dirimu. Tapi bukan berarti aku tak mengerti apa itu cinta. Hanya saja jalan ceritaku berbeda dengan jalan cerita orang dewasa sepertimu, Unnie."
Menatap kakaknya di bawah sana yang perlahan menghilang penuh amarah bersama mobilnya. Lisa berharap kakaknya tidak akan membuat masalah lagi kali ini. Sebab jika ibunya tahu Ia pun akan terkena imbas kemarahan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ Short Story ]
Fanfiction~One shot ~One book a lot of stories. "Baca aja kalau penasaran!!" ____________ Jangan lupa tinggalkan jejaknya!! ____________ ~ Jangan coppy paste karya orang lain. Banggalah dengan otak dan karya kalian sendiri ~ !! ___________ [ 05-August-2022 ]