**✿❀6❀✿**

28 10 0
                                    

Bahkan semua yang dia mau,
akan terkabul dengan cepat.
Apa yang kulakukan?
Mengalah...

BUBAR; Bukan Kembar

"ANGELI BUATKAN TEH! PACARNYA ANGELA MAIN!" Gue melakukan perintah itu dengan wajah kosong, bahkan ketika nama gue bukan Angela lagi, gue tetap jadi babu di rumah ini.

Rasa sakitnya sudah tidak seperti bagaimana gue bangun, ini beneran udah biasa, juga termasuk merelakan seseorang yang gue sayang.

"Astaga! Lu beneran kembar!" Revano tersenyum, ditambah tak menyangka. Dia berdiri di depan gue yang lagi megang nampan. "Gue Revano, pacar Angel." Miris banget, pacar gue ngenalin diri sebagai pacarnya gue? Entahlah! Gue jadi pusing, mau pergi ke dunia Marsha And The Bear.

"Pacar Angela, hehe." Dan dia cengengesan saat gue belum juga menerima tangannya. Dengan menaruh bawaan gue di atas meja, baru gue terima tangan itu, tangan yang selalu menggenggam gue di saat jatuh. Tangan yang bukan lagi selalu ada untuk gue, dan itu rasanya cukup menyakitkan.

"Nama lu Angeli?" tanyanya.

"Iya, iya." Kembaran gue melepaskan tangan kami dan meminta Revano duduk lagi. "Dia kecelakaan, jadi lupa ingatan," katanya.

Revano natap gue lagi, cukup lama. Dan gue bener-bener berharap kalau dia bisa ngenalin gue meski Angeli memperkenalkan gue sebagai orang yang lupa ingatan. "Oke. Tetap cantik Angela," katanya sambil memutuskan kontak mata kami.

Gue pergi meninggalkan mereka dengan perasaan hancur. Apa semirip itu gue dan Angeli? Apa Revano enggak bisa mengenal gue dan membendakan kami berdua? Kenapa?

"Nama kamu Angeli, kata Dokter kamu lupa ingatan. Dan aku Angela, kembaran kamu." Setelah kejadian di mana kepala gue dibentur pakai vas bunga, semudah itu dokter kasih keterangan kalau gue lupa ingatan.

TOLOL!

Lebih tolol lagi di mana waktu itu gue terima-terima aja, karena gue pikir, kalau pura-pura lupa ingatan dan berubah memakai nama Angeli, maka hidup gue bakal berubah. Ternyata tetap sama. Mama dan Papa tetap sayang sama kembaran gue saja. Bahkan setelah mereka menggantikan posisi gue sebagai Angela termasuk itu di dunia sekolah. Nyatanya dia enggak ambil home schooling lagi, dia beneran berani, karena ada Revano yang menjaganya.

Lantas apa perduli keluarga gue? ENGGAK ADA!
Mereka bahkan biarin gue nganggur tanpa khawatir apa gue akan ingat segalanya lagi atau enggak, dan gue pikir, mau gue ngaku enggak punya masalah sama ingatan, hal itu enggak bakal merubah apa pun. Karena apa yang dikehendaki Angeli, pasti akan terkabul.

Kami kembar? Bukan.

Gue cuma sesuatu yang tak dianggap hidup.

Kami kembar? Sekali lagi, bukan.

Mau nama gue Angeli atau Angela, tetap gue dianggap sebagai seseorang yang mau bunuh kembaran sendiri. Padahal kecelakaan waktu itu, hanya sebuah ketidaksengajaan yang dilakukan anak-anak karena enggak mampu menyeberangi jalan dengan benar.

Siapa yang dituduh? Iya. Gue.

Dituduh sebagai kembarannya? Iya. Kembaran yang mau bunuh kembaran sendiri.

Kami bukan sungguhan orang kembar, karena hanya darah dan hubungan keluarga saja yang sama, sedangkan untuk nasib, kami berada dijalur yang berbeda.

Karena kami sudah bubar sejak kecelakaan di kelas enam SD, dan sejak saat itu juga, keluargaku menganggap kalau kami bukan kembar. Hanya satu anak mereka, hanya satu yang disayang, hanya satu yang punya hak segalanya.

Selesai.

BUBAR | Bukan Kembar✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang