21 | TAKUT DAN HARAP

62 12 0
                                    

Dia mengaku menurut anggapannya sendiri bahwasanya dia berharap kepada Allah. Demi Allah Yang Mahabesar, dia telah berkata dusta. (Jika dia berkata benar), mengapa harapannya kepada Allah tidak terlihat dalam perbuatannya? Sebab, barangsiapa yang berharap (akan sesuatu), pasti harapannya akan diketahui lewat perbuatannya. Setiap harapan mengandung aib kecuali harapan kepada Allah. Dia berharap kepada Allah untuk mendapatkan hal yang besar, namun dia berharap kepada sesama hamba untuk hal yang kecil. Maka, dia memberi kepada si hamba apa yang tidak diberikannya kepada Tuhannya.
Alangkah mengherankannya, mengapa Allah Yang Mahabesar pujian-Nya diperlakukan kurang daripada perlakuannya terhadap hamba-hamba-Nya? Apakah engkau khawatir bahwasanya harapanmu kepada-Nya adalah kedustaan? Ataukah engkau beranggapan bahwa tidak ada tempat bagi-Nya untuk berharap kepada-Nya?
Demikian pula jika dia merasa takut kepada salah seorang hamba, dia lebih takut kepada orang itu daripada kepada Tuhannya. Maka, dia membayar ketakutan kepada si hamba dengan pembayaran tunai, sementara dia membayar ketakutannya kepada Tuhannya dengan janji-janji yang selalu ditunda.
Dan demikian pula bila dunia ini menjadi besar dalam pandangannya dan menempati porsi yang besar dalam hatinya, niscaya dia akan lebih mengutamakannya daripada Allah, lalu dia pun akan mencurahkan segala pikirannya kepadanya dan menjadi hamba baginya.

*********

Harapan kepada Sang Pencipta lebih kuat daripada takut (kepada-Nya) karena engkau takut kepada-Nya disebabkan oleh dosamu, sementara engkau berharap kepada-Nya karena kemurahanNya. Maka, ketakutan itu milikmu, sedangkan harapan itu milikNya. Takutlah kepada Allah sehingga seakan-akan engkau tidak pernah menaati-Nya, dan berharaplah kepada-Nya seakanakan engkau tidak pernah bermaksiat kepada-Nya.

*********

Sungguh mengherankan, orang yang takut pada siksaan seorang penguasa, padahal siksaan itu pendek masanya; sementara dia tidak takut terhadap siksa Allah Yang Mahakuasa, padahal siksa-Nya te- rus berkelanjutan (kekal).

**********

Tidak ada benten gyang lebih kokoh daripada wara'( (kehati-hatian dalam beragama).

**********

Sudah sepantasnya bagi seorang hamba untuk takut kepada Allah di waktu sendirian (ketika tidak dilihat orang banyak), memelihara dirinya dari segala cela, dan bertambah kebaikannya ketika usianya bertambah tua.

**********

Takutlah kepada Allah di waktu sendirimu, niscaya Dia akan menjauhkan dirimu dari segala hal yang membahayakanmu.
Barangsiapa yang takut kepada Allah, niscaya akan takut kepadanya segala sesuatu.

KATA - KATA ALI BIN ABI THALIB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang