Happy reading
Sebelum baca jangan lupa tekan vote dan komen 😊"Tidak membutuhkan, Lalu kenapa sekarang Kau menagihnya?" tanya Alethea geram.
Lody tersenyum main-main saat melihat tatapan tajam yang Alethea layangkan padanya.
"Thea hanya ada satu cara untuk melunasi hutang adik mu itu yaitu kembali lagi pada ku," ucapnya dengan nada rendah.Mata Alethea memicing tajam " Kau pikir aku akan setuju."
Lody mengedikan bahu, "Seharusnya memang begitu karena kau tidak mempunyai pilihan lain. "
Perkataan lody barusan membuat Alethea memutar bola matanya bosan, " Aku akan berusaha melunasi hutangku padamu, jadi berikan aku waktu.”
Lody tersenyum kecil lantas menjawab, "Di tolak, aku memerlukan uangnya hari ini juga. Jika kau tidak bisa memberikannya maka untuk sementara waktu adikmu akan ada dalam pengawasan ku atau mungkin akan aku jual ke...."
"Lody!" sela Alethea geram, "Jangan pernah berani untuk menganggu adikku."
Lelaki dihadapan Alethea mendengus, "Jika begitu Alethea inara Valentine, jalan keluarnya hanya satu kau kembali padaku. ”
Belum ada jawaban apapun dari Alethea dan hal itu membuat Lody terkekeh pelan.
"Jadi Thea apa jawabanmu?"
Alethea terdiam dalam waktu yang cukup lama. Jika ia memilih kembali pada pria itu maka kehidupan bebas yang ia impikan selama ini tidak akan ia dapatkan kembali, terlebih lagi selama berhubungan dengan lelaki ini ruang geraknya selalu dibatasi namun jika ia menolak bagaimana dengan nasib adiknya.
Tanpa sadar Alethea mengerang kesal, tatapan gadis itu menajam saat melihat kilatan penuh rasa senang dimata mantan pacar gilanya itu.
"Baik namun ada dua syarat dariku, pertama jangan terlalu mengekang ku dan kedua jangan pernah berpikir untuk menyentuhku seperti dulu.”
Lody tersenyum manis mendengarnya lalu dia berjalan mendekati sofa yang di duduki oleh Alethea, tubuhnya menuduk dan mengelus sisi pipi gadis itu dengan lembut.
"Kau cukup berani memberikan syarat disaat kaulah yang terdesak," katanya dingin, "Namun tidak apa-apa karena nanti aku akan membuat dirimu berubah pikiran."
"Itu tidak akan pernah terjadi,” matanya menyorot dengan dingin, “Sekarang minggir dari hadapanku."
Lody menurut dia dengan santainya berjalan ke arah sofa yang tadi dia duduki , Namun sebelum itu dia mencuri satu kecupan ringan di pipi mantan kekasih kontraknya itu.
Merasa telah di lecehkan Alethea mengeram kesal. Dia dengan kasar mengusap bekas ciuman lelaki itu di pipinya.
"Jadi apa aku boleh bertemu dengan max sekarang?" Alethea bertanya sambil berusaha menekan rasa jengkel dan kesalnya.
Lody melirik sekilas. Dia terlihat mengetik beberapa kalimat di dalam ponselnya sebelum mengangguk.
"Baiklah, aku akan mengantar mu."
****
Alethea menatap keseluruhan wajah serta tubuh adiknya dengan tatapan mata yang sulit diartikan. Wajah tampan adiknya ini sekarang di penuhi oleh luka lebam, sedangkan tangan dan bahunya memiliki bekas cambukan yang mengerikan.
Max tertawa canggung saat melihat kakaknya yang sudah memejamkan mata, seolah dia sedang menahan emosi yang bergejolak. Sedangkan tersangka utama yang membuat wajah lelaki itu babak belur hanya bersedekap dada dengan pandangan mata yang menatap malas kesekitarnya.
" Kenapa kau tertawa setelah berbuat kekacauan??"
Alethea dengan kejam menjewer telinga Max hingga anak lelaki remaja itu terpekik pelan.
“Ahkkk... Sakit ... Sakit.”
"Ayo kita pulang dan segera kemasi barang- barang mu," kata Alethea setelah selesai memberikan hukuman ringan untuk adiknya.
Max mengangguk patuh, Dia dengan segera berbalik dan memasuki sebuah kamar mandi untuk menganti piyama tidurnya dengan pakaian yang sudah diberikan Lody padanya karena tidak mungkinkan dia memakai seragam sekolahnya yang compang-camping dan di penuhi oleh darah. Untung saja jaket kebanggaannya masih utuh.
Melihat Max sudah masuk kedalam kamar mandi Alethea berbalik. Dia melihat Lody yang berdiri dibelakang tubuhnya dengan mata yang memincing tajam.
Lody yang menyadari gerak- gerik Alethea mulai menatap perempuan itu heran.
"Kenapa menatapku seperi itu Thea?"
Gadis itu tidak menjawab. Dia dengan gerakan cepat melayangkan sebuah pukulan kuat pada area perut Lody, Tanpa bisa lelaki itu cegah.
BUGH
Lody merintih pelan seraya mengusap perutnya yang terasa sakit. Alethea benar- benar mengincar titik vitalnya saat memukulnya barusan.
"Aku tidak pernah main-main dengan ucapan ku tempo hari Lody, ini balasan karena kau sudah berani menyakiti keluarga berhargaku." tekan Alethea dingin.
Lody terkekeh pelan seraya menatap wajah Alethea dengan senyuman senangnya.
"Akhirnya hari-hariku yang membosankan akan terasa menyenangkan lagi sekarang." Pikir Lody senang.
Prok prok prok
Max diujung ruangan sana sudah bertepuk tangan heboh. Dia benar- benar tidak percaya kakaknya begitu berani memukul ketua mafia kejam itu, Terlebih lagi dia merasa tersentuh akan ucapan Alethea terhadap dirinya.
Alethea mendegus kesal melihat tingkah adik kurang ajarnya itu, Tatapan matanya kembali pada Lody yang sedaritadi terus saja menatap nya.
"Max ayo kita pulang!!!" teriak Alethea keras.
"Baik!" jawab max tak kalah kerasnya
Mereka berdua berteriak seolah rumah itu adalah rumah milik mereka sendiri. Tanpa memikirkan sang tuan rumah yang sudah mendegus malas menghadapi kakak beradik itu.
Alethea berniat untuk berjalan pergi melewati lelaki didepanya. Namun langkahnya harus terhenti ketika lelaki itu membisikan suatu hal padanya.
"Aku tidak akan kabur lagi jika itu yang kau takutkan." jawab Alethea lirih.
Setelahnya gadis itu melangkah pergi dengan Max yang mengikutinya dari belakang.
Namun Max berhenti melangkah tepat di sisi tubuh Lody. Sudut Matanya melirik tajam pada Lelaki itu.
"Berhenti mengganggu kakakku, urusan mu dan dia aku harap berhenti sampai di sini saja mafia bajingan!” maki Max dingin dan mulai melenggang pergi setelahnya.
Lody terkekeh pelan. "Kakak beradik yang begitu lucu. "
Tak berapa lama setelah punggung kedua bersaudara itu menghilang tatapan mata Lody berkilat oleh sesuatu yang mengerikan.
"Kita tidak akan berpisah lagi thea~ untuk selamanya," gumam Lody lirih.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Is Obsessed With Me
FantasyAlethea bersyukur dia diberi kesempatan untuk mengigat kehidupan pertamanya dan bisa memperbaiki kehidupan kedua yang dia jalani di dalam sebuah cerita novel berjudul 'One heart.' dengan menjauh sejauh mungkin dari sang male lead yaitu mantan tunan...