2. Ruang Kesehatan.

43 12 0
                                    

"Kak Ed!" Jorell menggebrak pintu ruang kesehatan dan segera memasuki ruangan tersebut. "Ini kenapa kak Ed bisa pingsan?" Tanya Jorell kepada dua perempuan yang ada di sebelah Edward itu.

Tadi, saat Jorell serta Sakala hendak duduk untuk memakan makanannya, teman Jorell mengabari kalau ia tadi melihat kerumunan yang di tengahnya terdapat Edward yang sedang di angkat. Mendengar hal tersebut, Jorell segera meninggalkan kantin dan diikuti oleh Sakala.

"Eeee, anu itu tadi kita lagi turun tangga, nah dia tiba - tiba pingsan gitu, jadi yaa kita bawa ke sini deh, hehe." Ucap salah satu perempuan yang bernametag Ella itu.

"Dia pingsan kenapa?" Kini Jorell bertanya setelah mengecek suhu tubuh Edward, jaga - jaga saja kalau Edward sedang sakit.

"Dia di datengin sama si jelek, gue yakin lo tau maksud gue kalo lo udah kenal lama sama dia," Kali ini perempuan di sebelahnya yang menjawab, yang bernama Aisha. "Dan ya, gara - gara si jelek muncul tiba - tiba di depannya, dia kaget sampe pingsan. Ya wajar si dia kaget, orang munculnya ga santai gitu, mana senyum - senyum gitu." Lanjut Aisha.

"Ohh, oke deh thanks ya udah bantuin kak Edward, btw gue Jorell, yang diem di pintu aja namanya Sakala, dan yang lagi tiduran ini namanya kak Edward. Thanks ya sekali lagi, kalian boleh kok balik ke kelas atau ke kantin,"

"Ini beneran gapapa kan ya kalo ditinggal? Kali aja yang jelek - jelek itu datang, terus ganggu si Edward ini. Kalo dia datang lagi kan, bisa di usir atau di ajak main sama Aisha hehe, iya ga Sha?" Ella menolehkan kepalanya ke arah Aisha dan tersenyum, takut saja dia kalau dia akan di marahi oleh temannya itu.

"Ga, Ell, lo kira gue dukun atau semacamnya? Gue juga takut kali kalo ngelihat dia lama - lama, udah mah bau, senyum melulu lagi," gerutu Aisha ketika membayangkan rupa hantu yang membuat Edward pingsan.

"Udah - udah, jangan berantem, makasih banyak ya Ella, Aisha, kalian boleh balik kok," kalimat yang di lontarkan Jorell membuat Aisha berhenti menggerutu, dan hanya mengangguk - anggukkan kepala. "Oh yaudah, duluan ya Jo."

Sepeninggalan kedua orang tersebut, akhirnya Sakala mendekat kearah ranjang yang di tempat oleh Edward, "Jadi, Edward bisa ngelihat hantu?" Ucapnya, saat mendengar celotehan tiga orang dapat ia simpulkan bahwa Edward bisa melihat makhluk halus.

"Iya,"

"Sejak kapan?"

"Kenapa tanya - tanya?" Jorell menatap Sakala penuh selidik, karena menurutnya orang di sampingnya ini pasti tidak tertarik ketika membahas hal ini.

"Mau tau aja, kalo ga mau jawab gapapa,"

"Mau tau apa?" Tanya Edward ketika ia mulai sadar dari pingsannya, ia hendak duduk dari tidurannya dan ingin bersandar di bantu oleh Jorell.

"Lo indigo? Sejak kapan?"

Seketika ruangan itu menjadi sepi, hanya terdengar suara angin dari air conditioner yang berada di ruangan itu.

Melihat dari ekspresi Edward, sepertinya ia enggan untuk menjawab pertanyaannya, "Kalo ga mau jawab gapapa, gue balik kelas dulu, cepet sembuh ya Ed." Setelah mengatakan hal tersebut, Sakala langsung meninggalkan ruang kesehatan, dan tersisa lah dua manusia yang saling melirik.

"Kak Ed, dia baik kan?"

Indigo - Kim SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang