Happy reading–!
Setelah semua urusan selesai, Jeno dimusuhi oleh semua anaknya. Gerakan memusuhi ayah diketuai oleh Jisung, si bungsu yang merasa terkhianati.
"Nah kalian baik-baik ya, buna mau pergi dulu"
Jaemin yang tengah bersiap untuk pergi ditahan oleh Jeno. Wajah ayah 4 orang anak itu terlihat sangat tertekan ketika mendengar Jaemin akan pergi dan ia harus menjaga keempat orang anaknya seorang diri.
"Kenapa lagi Jen?" Jaemin menoleh dan mendapati Jeno yang tengah menatapnya sendu. Memilin ujung bajunya persis seperti Jisung ketika tengah merajuk.
"Masa kamu tega sih ninggalin aku sama mereka, aku ikut ya na"
"Gak, masa kamu takut sama anak kamu sendiri? Udah kalian baik-baik ya, see you!"
Keempat anak itu melambai ketika Jaemin mulai memasuki mobilnya. Setelah mobil Jaemin keluar dari halaman rumah, saat itulah penderitaan Jeno dimulai.
"Kita belum selesai ya, Mr Lee"
Jeno terkejut ketika mendapati Jisung berdiri di depannya. Anak bungsu di keluarga itu menyodorkan sarung tinju pada sang ayah sebagai tanda perang antar keduanya.
"Cih, kamu yakin emangnya?"
"Yakinlah, jiji udah sabuk hitam"
"Loh inikan tinju"
"Loh, suka suka jiji dong yah"
Chenle yang memang kebetulan sedang melintas tersenyum miring ketika mendengar percakapan antar anggota tertua dan termuda di keluarganya itu.
Sedangkan Haechan sibuk beradu mulut dengan Renjun.
"Lo jangan asal ngomong gitu dong!"
"Loh gimana sih, ada buktinya kok"
Renjun menghela nafasnya kesal, sudah berkali-kali ia bilang bahwa alien itu benar ada dan si Haechan malah bilang dia halu.
"Mana ada anjir alien, yang ada lo tuh alien"
"Wah, lo ngatain buna alien dong, kan gue anak buna. Wah gak bener nih"
Haechan dengan segala kepanikannya membekap mulut Renjun dan menyeretnya. Namun diujung lorong, keduanya di hentikan oleh Chenle.
"Stop, ayah ajak adek by one"
"Ah masa, bukannya adek yang ajak" ujar Renjun setengah percaya.
"Ya emang adek si, cuma ya liat aja deh sendiri"
Keduanya mengikuti Chenle. Di ruangan yang biasanya mereka pakai untuk latihan bela diri terlihat Jeno yang tengah kewalahan melawan Jisung. Sebenarnya jika Jeno mengerahkan tenaganya, Jisung bisa langsung k.o
Lagipula, jika Jeno berani membuat Jisung K.O, jatahnya akan berkurang, atau mungkin bakal dihapus Jaemin, kan Jeno tidak mau.
Kekurangan jatah lebih menakutkan dari pada turunnya harga saham kalau menurut Jeno. Sehari saja tidak nerdekatan dengan Jaemin bisa membuat Jeno gila.
Jadi Jeno hanya bisa mengalah dan membiarkan Jisung melepaskan kemarahannya, sebentar lagi Jeno yakin Jisung akan kelelahan.
Chenle sibuk merekam kegiatan anak dan ayah itu dan mengirimkannya pada Jaemin. Pas sekali yang anak ketiga itu rekam saat Jeno melawan Jisung, pasti ayahnya akan diomeli nanti.
"Udah-udah, gabakal selesai nih tinjunya. Sekarang gantian, biar aa yang lawan ayah lagi. Soalnya urusan kita belum selesai ya Mr. LEE"
Jeno yang baru saja duduk untuk menetralkan nafasnya kembali berdiri tegak setelah mendengar penjelasan anak keduanya, yang benar saja, padahal ia baru saja ingin beristirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL
Fanfictionwhen their love is eternal for Jaemin. beep beep! ! ! jaemin harem boys love fanfic. satu judul bisa lima atau lebih chapter. BXB! boyslove! harshword m-preg 🔞