21+

2.2K 57 12
                                    

Brugghh....

Ku dorong tubuhnya ke atas kasur. Ia menggigit sudut bibirnya saat melihatku yang sudah berada di atasnya dan mulai membuka kancing piyama ku satu persatu.
Ia mulai mengecup bibirku penuh nafsu

Dan.....

*******

Dengan nafas yang masih memburu ia mengecup bibirku setelah tiga jam lamanya kami bercinta tak lupa ia mengucapkan terima kasih kemudian memeluk erat tubuhku yang tak tertutup sehelai benang pun.

Ia menggodaku "Jadi.. ini kamu kangen ya bermain sama aku Wifey? Itu yang ingin kamu katakan, hum?" Tebaknya menaik turunkan alis. Ia pun mengusapkan hidung mancungnya ke hidungku, aku pun terkekeh ku usap dada bidangnya dengan lembut.

"Bukan itu Hubby. Sebelumnya aku minta maaf"

"Kenapa meminta maaf Wifey?"

"Jika seandainya ada orang lain yang berhasil membagi cintaku, lalu apa yang bakal kamu lakukan Hubby?" Tanyaku

Seketika matanya membulat sempurna

"Kamu selingkuh di belakang aku?" Duganya dengan wajah memerah menahan amarah

"Jawab Wifey! Aku takkan segan segan menghajarnya, cepat katakan siapa dia?" Ia mengeraskan rahangnya

Sungguh ini sangat mengerikan, sebelumnya aku tak pernah melihatnya semarah ini karena memang ia tak pernah marah ia selalu bersikap manis kepada ku.

"Jawab aku Wifey!!" Bentaknya

"M-maafkan aku Hubby" akupun menunduk takut

Deru nafas nya terdengar sangat jelas, guratan amarah sangat terlihat jelas di wajah tampannya saat ini.

Dia menggoyangkan kedua bahu ku

"Katakan, siapa? Aarggghhh" teriaknya seraya menarik narik rambutnya frustasi

Sepertinya suamiku benar benar marah dan merasa kecewa terhadapku. Aku tak tega melihatnya
Ku raih tangannya, wajahnya terlihat memerah karena menahan emosi dengan mata yang berkaca kaca

"Hubby.. maafkan aku sayang"

Ku arahkan tangan kekarnya ke perutku. Ia menatapku dengan wajah yang nampak bingung.

"Dia yang akan membagi cintaku padamu, Hubby"

"Apa maksudmu Wifey?" Ia masih nampak kebingungan
Akupun terkekeh

"Aku hamil sayang" ku elus pipinya dengan lembut

"Sebentar lagi Hubby akan jadi Papa" ucapku
Membuatnya menganga tidak percaya.

"Kamu serius sayang? Kamu gak bohong kan Wifey?"

Aku mengangguk pelan "Maaf sudah membuat Hubby marah, aku sengaja hihi" ia langsung merengkuhku, membawaku ke dalam pelukannya dan seketika ia pun menangis.

"Maafkan aku Wifey, aku sudah membentakmu tadi"

"Tak apa Hubby, sudah jangan menangis. Aku juga minta maaf ya Hubby karena udah bikin kamu emosi"

Bukannya berhenti menangis, ia justru semakin menangis seraya mengusap lembut perutku dan ia kecupi.

"Maafkan Papa ya Nak, Papa sudah bentak Mama tadi dan sudah berprasangka buruk pada Mama, sehat selalu di dalam perut Mama ya Nak, Papa menantimu"
Aku jadi terharu mendengar ucapannya

"Sebagai tanda maaf, sekarang Wifey mau apa? Apapun itu pasti akan aku turuti Wifey"
Aku bergeming mendengar pertanyaannya

"Jadi kamu mau apa Sayang?" Ulangnya

"Hubby Sayang, aku tidak ingin menuntut apapun darimu. Aku hanya ingin kejujuran dan kesetiaan darimu, apa kamu bisa berikan itu untukku Hubby? Sebab jika aku menginginkan sebuah fasilitas darimu bukan kah kamu sudah memberikannya semua untukku selama ini. Aku ingin Hubby selalu jujur dan setia padaku, apa bisa?"

Ku lihat matanya yang sudah berkaca kaca, ia pun mengangguk yakin kemudian sebuah kecupan mendarat di keningku hingga turun ke bibirku pun ia kecupi.




"Jen.... Jennie"

"Ah.. Mama kenapa bangunin Jennie tidur sich, Jennie kan lagi mimpi indah. Huuaaaa!!!
Jennie pun menangis guling guling.... Hehe

                    - END -



See ya...

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang